GridHEALTH.id – Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Bipolar merupakan salah satu dari sekian banyak gangguan mental yang perlu diketahui.
Bipolar merupakan kondisi yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, dan kemampuan yang tidak biasa.
Dilansir dari National Institute of Mental Health, bipolar terdiri dari tiga kategori seperti berikut ini.
1. Gangguan bipolar I, episode manik yang berlangsung selama tujuh hari atau gejala manik yang sangat parah sehingga perlu perawatan rumah sakit. Episode depresi juga biasanya terjadi dan berlangsung setidaknya selama 2 minggu.
2. Gangguan bipolar II, merupakan pola episode depresif dan episode hipomanik, tetapi bukan episode manik lengkap seperti yang terjadi pada gangguan bipolar I.
3. Cyclothmia, periode gejala hipomanik serta periode gejala depresi yang berlangsung selama 2 tahun.
Namun, gejala tidak memenuhi persyaratan untuk didiagnosis sebagai episode hipomanik dan episode depresi.
Orang yang bipolar mengalami perubahan emosi yang tidak biasa. Kebiasaan tidur dan aktivitas pun juga mengalami perubahan. Kondisi ini disebut juga dengan “episode suasana hati”.
Baca Juga: Mengidap Bipolar? Hindari Konsumsi 5 Hal Ini Supaya Gejalanya Tidak Kambuh
Ketika episode ini berlangsung, suasana hati dan perilaku seseorang akan sangat berbeda dari biasanya. Ini bisa berlangsung selama satu hari penuh ataupun lebih lama.
Melansir NHS.uk, perubahan suasana hati seseorang yag bipolar berkisar sangat tinggi (mania) hingga rendah (depresi).
Gejala bipolar episode depresi
* Merasa sedih, putus asa, atau mudah tersinggung hampir sepanjang waktu
* Kurang berenergi, serta kesulitan berkonsentrasi dan mengingat sesuatu
* Kehilangan minat dalam melakukan aktivitas sehari-hari
* Merasa hampa dan bersalah
Pada periode ini, seseorang juga mungkin akan merasa pesimis, meragukan diri sendiri, kurang nafsu makan, sulit tidur, bangun lebih awal, delusi, hingga muncul pikiran untuk bunuh diri.
Gejala bipolar episode mania
Baca Juga: Dari Alzheimer Hingga Bipolar, Dampak Obesitas Pada Gangguan Mental yang Belum Banyak Diketahui
* Merasa sangat senang, bicara terlalu cepat, penuh energi, dan merasa penuh dengan ide-ide yang hebat
* Menjadi mudah terganggu, tersinggung atau gelisah
* Menjadi delusi, memiliki halusinasi dan pemikiran yang terganggu atau tidak logis
* Tidak merasa ingin tidur, tidak makan
Saat fase ini, seseorang juga mungkin akan melakukan hal-hal yang mempunyai konsekuensi besar, membuat keputusan atau mengatakan hal-hal yang cenderung berisiko, dan pola depresi.
Dilansir dari WebMD, bipolar merupakan kondisi yang berlangsung seumur hidup. Namun, seseorang yang mengalaminya kondisinya bisa lebih baik dengan mengonsumsi obat, terapi, dan perawatan yang lain.
Meski begitu, ada efek jangka panjang yang bisa terjadi seperti perubahan pada kemampuan otak. Obat-obat yang dikonsumsi pun juga bisa mempengaruhi fungsi organ tubuh lain, misalnya ginjal dan kelenjar tiroid.
Jika dibiarkan tanpa perawatan, bipolar bisa berdampak negatif menyebabkan episode mania dan depresi berlangsung lebih lama, serta sering.
Ini pada akhirnya dapat mengarah pada penggunaan obat-obatan terlarang atau alkohol, masalah pada hukum, dan hubungan dengan orang lain.
Bipolar yang bertambah parah juga akan membuat seseorang lebih sering berpikir mengakhiri hidupnya. Jika hal ini terjadi, segera hubungi layanan kesehatan jiwa.
Baca Juga: Jangan Salah, Bipolar Mania dan Hipomania Berbeda dengan Depresi
Source | : | WebMD,Nhs.uk,nimh.nih. gov |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar