GridHEALTH.id - Hipertensi merupakan masalah kesehatan dunia, prevalensi hipertensi yang meningkat, disertai dengan penyakit lain yang menyertainya akan meningkatkan risiko kejadian kardiovaskuler dan penyakit ginjal.
Hipertensi biasanya tidak menimbulkan gejala yang spesifik, sehingga menyebabkan banyak penderita hipertensi yang tidak diobati.
Ketahuilah, dari pasien hipertensi yang mendapat pengobatan, hanya sekitar 10-20% yang mencapai target tekanan darah yang terkontrol.
Chow CK et al pada 2013 melaporkan 2 dari 3 pasien hipertensi yang mendapat obat antihipertensi tidak dapat mencapai target tekanan darah (TD).
Padahal kita tahu, bahwa tekanan darah yang terkontrol dengan obat merupakan cara yang paling efektif dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler.
Nah, untuk mencapai target TD, sebagian besar pasien memerlukan obat anti hipertensi dengan kombinasi lebih dari satu obat.
Kondisi ini mendasari begitu banyak jenis obat anti hipertensi yang beredar di pasaran.
Tapi di lain pihak hal ini menimbulkan kompleksitas bagi klinisi dalam pemilihan obat anti hipertensi mana yang paling efektif dan tepat diberikan berdasarkan kondisi spesifik pasien yang dihadapi.
Karenanya dokter dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan kombinasi obat antihipertensi yang tepat sehingga bisa mencapai target kontrol TD serta menurunkan morbiditas maupun mortalitas kardiserebrovaskular.
Obat Kombinasi Baru Hipertensi
Para peneliti dari Institut George untuk Kesehatan Global baru-baru ini melaporkan melakukan uji klinis untuk obat kombinasi baru yang diklaim ampuh menghilangkan tekanan darah tinggi.
Obat yang diklaim manjur mengatasi hipertensi tersebut disebut triple pil.
Triple pil ini dinilai memiliki potensi untuk merevolusi pengobatan hipertensi di seluruh dunia, dengan catatan jika hasil uji klinis nanti menyatakan aman untuk digunakan dan sangat efektif.
Berikut cara para peneliti menemukan triple pil yang menggabungkan dosis rendah tetap dari tiga obat yang sudah ada yang biasa digunakan untuk mengobati hipertensi, laporan medicalnewstoday dikutip dari Tribun Jogja (13/06/2022).
Uji klinis yang menguji kemanjuran dan keamanan pil kombinasi baru berlangsung di Sri Lanka.
Uji klinis ini melibatkan 700 peserta - rata-rata berusia 56 tahun - yang rata-rata tekanan darahnya mencapai 154/90 milimeter merkuri (mm Hg), yang merupakan tanda khas hipertensi.
Dari semua peserta, beberapa mengambil pil kombinasi, sementara yang lain terus mengikuti terapi penurun tekanan darah seperti biasa, sesuai saran dokter mereka.
Berbeda dengan mereka yang mengikuti terapi tradisional untuk hipertensi, lebih banyak dari mereka yang menggunakan pil kombinasi mampu menurunkan tekanan darah mereka secara efektif, mencapai tekanan target 140/90 mm Hg atau kurang.
Target untuk individu dengan diabetes atau penyakit ginjal adalah 130/80 mm Hg, yang dapat dicapai oleh banyak orang yang menggunakan triple pil.
Lebih khusus, 70 persen orang yang memakai triple pil mencapai tekanan darah target mereka, dibandingkan dengan sedikit lebih dari 50 persen peserta yang melanjutkan terapi hipertensi tradisional.
Baca Juga: Healthy Move, Latihan Olahraga yang Dapat Membuat Tidur Nyenyak
Dalam makalah penelitian yang mereka terbitkan di JAMA, penulis menjelaskan bahwa setelah 6 bulan sejak awal uji coba, 83 persen orang yang memulai triple pil tiga kali lipat masih mengikuti perawatan yang sama ini.
Sebaliknya, sebagian besar peserta yang mengikuti pengobatan tradisional telah menambahkan obat atau meningkatkan jumlah obat pada tanda 6 bulan.
“Federasi Jantung Dunia [telah] menetapkan tujuan ambisius bahwa pada tahun 2025 akan ada penurunan 25 persen pada tingkat tekanan darah secara global,” kata rekan penulis studi Prof. Anushka Patel.
“Triple pil bisa menjadi cara murah untuk membantu negara-negara di seluruh dunia untuk memenuhi target ini,” paparnya
Para peneliti itu yang melakukan uji klinis adalah dari Inggris, Australia, dan India.
Untuk diketehui, Triple pil merupakan gabungan dosis rendah dari tiga obat yang ada untuk tekanan darah atau hipertensi, yakni, telmisartan (20 miligram), amlodipine (2,5 miligram), dan chlorthalidone (12,5 miligram).
Para peneliti di Institut George percaya bahwa triple pil mereka benar-benar dapat membuat perbedaan pada terapi hipertensi saat ini.
Saat ini, tim sedang melihat efektivitas biaya obat kombinasi untuk berbagai negara dan menerapkan strategi untuk membuat obat tersebut dapat diakses di seluruh dunia. “Studi ini memiliki relevansi global,” kata Prof. Patel.
Strategi Terapi Hipertensi
Baca Juga: Inilah Tiga Penyebab Terjadinya Seks Bebas di Kalangan Remaja
Melansir simdos.unud, obat anti hipertensi terdiri dari beberapa jenis, sehingga memerlukan strategi terapi untuk memilih obat sebagai terapi awal, termasuk mengkombinasikan beberapa obat anti hipertensi.
Penilaian awal meliputi identifikasi faktor risiko, komorbid, dan adanya kerusakan organ target memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan pemilihan obat anti hipertensi.
Dalam tatalaksana hipertensi peran modifikasi gaya hidup tetap memegang peranan penting.
Modifikasi gaya hidup harus tetap dilanjutkan meskipun pasien sudah diberikan obat anti hipertensi.
Perubahan gaya hidup dapat mempotensiasi kerja obat anti hipertensi khususnya penurunan berat badan dan asupan garam.
Selain itu, perubahan gaya hidup juga penting untuk memperbaiki profil risiko kardiovaskuler disamping penurunan TD.(*)
Baca Juga: Begini 3 Cara Potong Daging Sapi yang Benar agar Empuk dan Sehat Saat Dikonsumsi
Source | : | Simdos.unud-darah tinggi |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar