GridHEALTH.id - Bagi kebanyakan orang, durasi dan frekuensi seks yang penting, yang berarti semakin lama kita berhubungan seks dan semakin sering kita berhubungan intim secara fisik, semakin bahagia kehidupan seks kita.
Menurut Dr Prakash Kothari, seksolog dari Harvard Medical School, peran durasi dan frekuensi seks untuk kehidupan seks yang bahagia memang mempunyai peran.
Tetapi menurut Dr Kothari, kenikmatan seksual bukanlah kinerja yang bisa diukur. Nyatanya, kebahagiaan bisa dibagi antara dua individu.
Oleh karena itu, frekuensi dan durasi seks tidak menjadi masalah. Lagi pula, frekuensi seks tidak memberikan petunjuk apa pun tentang vitalitas, kekuatan, dan kesehatan.
Jadi, jika memiliki frekuensi seks, tetapi pasangan tidak menikmati tindakan itu seperti kita, maka kehidupan seks kitaa tidak bahagia.
Kehidupan seks yang bahagia lebih tentang kualitas suatu hubungan dan bukan tentang kuantitas.
Kunci untuk menjalani kehidupan seks yang menyenangkan dan sehat adalah bagaimana kita melakukannya dan bukan berapa kali kita melakukannya.
Ini semua tentang betapa menyenangkannya tindakan itu bagi kedua pasangan dan seberapa puas keduabelah pihak dengan tindakan itu.
Seks, secara teknis dikenal sebagai hubungan intim. Ini adalah rasa, kesetaraan, dan mutualitas dan karenanya, berkaitan dengan kedua belah pihak (pasangan).
Baca Juga: Healthy Move, Sexercise, Latihan Olahraga Membuat Hubungan Intim Semakin Membara
Baca Juga: 9 Alasan Mengapa Kopi dalam Jumlah yang Tepat Baik Untuk Kesehatan
Jika hanya satu orang yang menikmati seks atau tidak ada kesetaraan atau mutualitas dalam hubungan seksual, maka hal itu tidak dapat disebut sebagai kenikmatan seksual.
Dan karenanya, petunjuk untuk kehidupan seks yang bahagia terletak pada memiliki kesenangan bersama dan mencari cara untuk membuatnya menarik dan menggairahkan untuk membuat keduabelah pihak mood.
Mempelajari bagaimana mendapatkan kehidupan seksual yang benar dan sehat bersama pasangan, dapat dilakukan dengan bantuan sumber-sumber terpercaya. (*)
Baca Juga: Begini 3 Cara Potong Daging Sapi yang Benar agar Empuk dan Sehat Saat Dikonsumsi
Baca Juga: Mengapa Daging Babi Tidak Dianjurkan Dikonsumsi, Menurut Sains
Source | : | Harvard Health Publishing |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar