GridHEALTH.id - Insomnia sepertinya sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang, terlebih bagi mereka yang hidup di kota besar.
Secara teori insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas.
Jenis insomnia ada tiga macam yaitu tidak dapat memulai tidur, tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga, dan bangun secara dini serta tidak dapat tidur kembali.
Mereka yang mengalami insomnia, apalagi susah sejak lama, berisiko mengalami hal berikut ini:
* Terjadinya masalah kesehatan, seperti : stroke, serangan asma, kejang, menurunkan sistem kekebalan tubuh, obesitas, diabetes melitus, tekanan darah tinggi atau hipertensi, penyakit jantung.
Baca Juga: 40,2 Juta Vaksin Covid-19 Bakal Expired, Kemenkes Kejar Pemberian Vaksin Sisanya Dalam Waktu 52 Hari
* Gangguan pada mental atau emosi, seperti : depresi, mudah gelisah, kebingungan, dan frustasi.
* Memengaruhi performa dalam bekerja, sekolah atau kuliah.
* Memengaruhi kegiatan atau aktifitas sehari-hari seperti ketika mengemudi.
* Mempengaruhi kemampuan untuk mengingat.
* Mempengaruhi kemampuan dalam pengambilan keputusan.
Baca Juga: Dua Jenis Vaksin Covid-19 untuk Anak di Bawah 6 Tahun, Masih Uji Klinis
Dari 6 dmapak insomnia di atas kita sudah bisa melihat bahwasannya tidur sangat penting bagi tubuh agar berfungsi secara efektif.
Menurut sebuah studi dari Direct Line Life Insurance, sekitar 7,5 juta orang Inggris rata-rata hanya mencapai lima jam tidur atau kurang.
Studi dari Need For Sleep juga menemukan bahwa lebih dari 37 juta, atau 71 persen, orang di Inggris tidak mendapatkan tujuh sampai sembilan jam yang direkomendasikan.
Supaya kita tidak mengalami insomnia, melansir Republika.co.id (31/08/2022) yang mengutip Mirror, ada 3 rasa makanan yang harus dihindari dikonsumsi malam hari.
1. Makanan asin
Satu studi yang diterbitkan di Scientifica melihat efek garam pada tidur seseorang.
Penelitian ini melibatkan 20 sukarelawan yang melaporkan tidak ada masalah dengan tidur. Tidur mereka dicatat selama lima malam.
Hasilnya, makan garam dapat menunda waktu sebelum tidur, menyebabkan seseorang sering terbangun pada malam hari, dan gangguan tidur lainnya.
“Keripik, kacang-kacangan, dan makanan lain biasanya mengandung banyak natrium,” jelas penelitian tersebut.
Penelitian itu menyimpulkan bahwa mengonsumsi makanan asin terutama pada malam hari dapat mengganggu tidur.
Oleh karena itu, dianjurkan orang dengan masalah tidur tidak boleh memakannya pada jam-jam menjelang tidur.
2. Makanan manis
Mengonsumsi makanan kaya gula tidak hanya buruk bagi tubuh, tetapi juga merugikan tidur seseorang.
Makanan manis seperti es krim dan soda diketahui dapat meningkatkan kadar gula.
Lonjakan ini kemudian menyebabkan adrenal meningkatkan kadar kortisol, dan menyebabkan seseorang mengalami gangguan tidur.
Baca Juga: 4 Penyebab Sariawan di Gusi dan Obat Alami yang Bahannya Ada di Dapur
3. Makanan pedas
Makanan pedas yang dimaksud di antaranya seperti kari, saus pedas atau mustard, dan makanan yang kaya akan capsaicin (zat kimia yang meningkatkan suhu tubuh yang dikenal sebagai proses termoregulasi).
Makanan peadas seperti itu mengganggu tidur seseorang.
Makanan yang Direkomendasikan Dikonsumsi Malam
Ada beberapa jenis makanan terbaik untuk disantap sebelum tidur, yang dapat membantu tidur dengan meningkatkan jumlah melatonin, di antaranya ceri, madu murni, pisang, dan kacang almond.
Pakar tidur di EveryNight Matresses, Jasmin Lee, mengatakan mempraktikkan kebersihan tidur yang baik adalah kunci untuk menghindari efek kurang tidur.
Menurut Lee, kebiasaan tidur yang baik meliputi menetapkan jadwal tidur, hindari makanan berat, menjaga kamar tidur tetap gelap, dan hindari ponsel atau laptop.
"Jika mengubah kebiasaan tidur tidak juga berhasil, dan telah berjuang dengan tidur selama berbulan-bulan, maka harus mengunjungi dokter. Mereka harus dapat menentukan apa yang menyebabkan insomnia kita, dan memberikan perawatan yang tepat," jelasnya.(*)
Baca Juga: Cara Mengobati Suara Serak dengan Bahan Alami dan Manajemen Pola Hidup
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar