GridHEALTH.id – Makanan yang dikonsusmi sehari-hari, harusnya tidak hanya mengenyangkan, tapi juga dapat bermanfaat bagi kesehatan.
Belakangan ini, pangan fungsional semakin dikenal oleh masyarakat secara luas, karena memberikan manfaat yang lebih bagi orang yang mengonsumsinya.
Menurut Badan POM, yang dimaksud dengan pangan fungsional adalah olahan makanan yang mengandung satu atau lebih komponen pangan dan tidak berbahaya, serta memiliki manfaat bagi kesehatan.
Dosen dan Profesor bidang Food Process and Engineering Laboratory di Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, juga mengatakan hal yang tak jauh berbeda.
Ia menyebutkan, bahwa yang dimaksud dengan pangan fungsional, tentunya harus berbentuk makanan dan belum diolah menjadi hal lain seperti kapsul atau obat.
“Definisi pangan fungsional itu adalah pangan yang mempunyai khasiat atau fungsional ekstra, di luar fungsi tradisionalnya sebagai sumber zat gizi,” kata profesor Purwiyatno, dalam acara Program Indofood Riset Nugraha (IRN), Rabu (31/8/2022).
“Kalau kita bisa mengidentifikasikan itu, khasiat ekstranya itu, berpotensi menjadi pangan fungsional. Kita tinggal kembangkan,” sambungnya.
Contoh pangan fungsional
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan salah satu contoh dari pangan fungsional yang selama ini sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Tempe sebagaimana yang selama ini sudah diketahui, merupakan salah satu sumber protein nabati yang dibutuhkan oleh tubuh.
Namun, saat tempe mempunyai sifat lain, maka makanan yang dari olahan kacang kedelai ini, bisa menjadi pangan fungsional.
Baca Juga: Keistimewaan Tiwul, Makanan Masyarakat Tanah Jawa di Masa Penjajahan
Profesor Purwiyanto juga memberikan contoh lain dari pangan fungsional dan kaitannya dengan kesehatan manusia.
“Misalnya minyak sawit, kalau dia hanya sebagai sumber minyak, itu konvesional (tradisional),” ujarnya.
Ia melanjutkan, “Tapi kalau misalnya dia masih mengandung betakaroten yang tinggi, maka mempunyai sifat antioksidan yang bagus.”
Antioksidan dari minyak sawit itulah yang kemudian bermanfaat bagi kesehatan, karena dapat menyehatkan mata hingga menangkal radikal bebas.
“Penting sekali, pangan tidak hanya sebagai sumber gizi, tapi juga meningkatkan kesehatan masyarakat,” pungkasnya.
Salah satu masalah kesehatan yang bisa dikontrol dengan pangan fungsional adalah diabetes. Penyandang diabetes dapat mengonsumsi makanan fungsional dengan karbohidrat yang sulit dicerna dan kandungan seratnya tinggi.
Sehingga setelah makan, perut terasa kenyang, tapi tidak terjadi lonjakan gula darah yang cepat.
Apa itu IRN?
Indofood Riset Nugraha (IRN) merupakan program dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang bertujuan memberikan dana penelitian bagi mahasiswa S1 yang sedang menjalankan penelitian.
Pada program IRN 2022-2023, tema yang diusung yakni Penelitian Pangan Fungsional Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal.
Program ini melibatkan 9 orang pakar yang berasal dari berbagai Bidang Teknologi Pangan, Bidang Teknologi Sosial Ekonomi Pertanian, Bidang Budidaya Pertanian, Bidang Peternakan, Bidang Gizi dan Kesehatan, Bidang Perikanan dan Kelautan, Bidang Genetika dan Bioteknologi Molekur, serta dari Indofood sendiri. (*)
Baca Juga: Cegah Stunting, Ibu Hamil dan Bayi Perlu Asupan Protein Hewani
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar