Insomnia lebih banyak terjadi pada lansia. Hal itu disebabkan oleh penurunan sebagian fungsi sistem kontrol tidur yang dapat menyebabkan insomnia pada lansia.
Selain itu, adanya kondisi komorbiditas medis juga merupakan kontributor terjadinya insomnia pada lansia.
* Hormon
Rendahnya kadar estrogen pada perempuan post menopause dapat menyebabkan hot flashes, perubahan dalam stres, atau perubahan keseluruhan pada siklus tidur, yang semuanya dapat berkontribusi pada terjadinya insomnia.
Selain itu, perubahan hormon selama menstruasi, misalnya kadar progesteron yang rendah selama siklus menstruasi, terutama mendekati akhir fase luteal, juga telah diketahui berkorelasi dengan insomnia serta perilaku agresif, mudah tersinggung, dan suasana hati yang tertekan pada perempuan. Sekitar 67% perempuan memiliki masalah dengan insomnia baik sebelum atau selama haid.
* Kafein, nikotin, dan alkohol
Kopi, teh, kola dan minuman berkafein lainnya yang diminum pada siang atau sore dapat menyebabkan insomnia.
Alkohol dapat membantu tertidur, tetapi mencegah untuk tidur ke tahap lebih dalam dan sering menyebabkan terbangun saat tengah malam.
* Faktor lain
Tidur di sebelah pasangan yang mendengkur, kondisi genetik, pikiran yang terlalu aktif, kehamilan, makan terlalu banyak saat larut malam sehingga tidak nyaman saat berbaring, dapat membuat pasien tetap terjaga.(*)
Baca Juga: 6 Kombinasi Vaksin Booster Terbaru, Jangan Sampai Tidak Tahu!
Source | : | EMC-insomnia |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar