GridHEALTH.id - Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa berbahaya jika tidak diobati. Ini dapat menempatkan Anda pada risiko stroke, gagal jantung, gagal ginjal, dan masalah medis lainnya.
Mengubah apa yang kita makan, berolahraga lebih banyak, dan minum obat dapat membantu kita menjaga tekanan darah di tempat yang seharusnya.
Apa itu tekanan darah tinggi (hipertensi)? Tekanan darah adalah pengukuran tekanan atau kekuatan darah yang mendorong dinding pembuluh darah.
Ketika kitamenderita hipertensi (tekanan darah tinggi), itu berarti tekanan terhadap dinding pembuluh darah di tubuh secara konsisten terlalu tinggi.
Tekanan darah tinggi sering disebut “silent killer” karena kita mungkin tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah, tetapi kerusakan masih terjadi di dalam tubuh.
Pembacaan tekanan darah memiliki dua angka. Angka teratas adalah tekanan darah sistolik, yang mengukur tekanan pada dinding pembuluh darah saat jantung saat berdetak atau berkontraksi.
Angka di bawah adalah tekanan darah diastolik, yang mengukur tekanan pada pembuluh darah di antara detak saat jantung rileks.
Misalnya, tekanan darah 110/70 berada dalam kisaran normal, tetapi tekanan darah 135/85 adalah hipertensi stadium 1 (ringan), dan seterusnya (lihat tabel).
Kategori Tekanan Darah
- Normal Di bawah 130/80 mmHg
- Hipertensi Stadium I (ringan) 130-139/ATAU diastolik antara 80-89 mmHg
- Tahap 2 Hipertensi (sedang) 140/90 mmHg atau lebih tinggi
Baca Juga: Ternyata Hanya Dengan Rajin Minum Air Putih, Menggunakan Rempah Ini Juga Bisa Atasi Hipertensi
- Krisis Hipertensi (dapatkan perawatan darurat) 180/120 mmHg atau lebih tinggi
Apa yang bisa terjadi jika tekanan darah tinggi tidak diobati? Hipertensi yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius termasuk stroke, serangan jantung, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit gagal ginjal, komplikasi kehamilan, kerusakan mata dan demensia vaskular.:
Berikut penyebab penyakit darah tinggi seperti dilansir dari laman nhs.uk (23/10/2019).
1. Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup tidak sehat jadi salah satu faktor yang menyebabkan tekanan darah terlalu tinggi.
Misalnya, kita memiliki kebiasaan merokok, terlalu banyak mengonsumsi alkohol, jarang olahraga, gaya hidup sedentary yang kurang gerak dan lain sebagainya.
Berbagai hal tersebut bisa menyebabkan masalah yang lebih parah saat usia lebih dari 65 tahun.
2. Gangguan hormon
Gangguan hormon dalam tubuh bisa jadi salah satu penyebab hipertensi.
Misalnya, tiroid yang terlalu aktif atau justru tak terlalu aktif, hiperaldoteronisme atau jumlah hormon aldoteron yang bertambah, dan gangguan hormon yang lainnya.
3. Penyakit Lupus dan autoimun lainnya
NHS menyebutkan bahwa hipertensi juga bisa terjadi saat kita memiliki penyakit lupus.
Baca Juga: Berapa Banyak Karbohidrat yang Kita Butuhkan Setiap Hari? Begini Cara Menghitungnya
Baca Juga: Bisul Jangan Dikopek Karena Ini Risiko Berbahaya yang Menanti
Penyakit lupus adalah salah satu jenis penyakit autoimun di mana sistem imun justru menyerang tubuh kita sendiri.
Akibatnya, organ, sendi, kulit, dan bagian tubuh yang lain mengalami gangguan.
4. Gangguan tidur
Penyebab hipertensi berikutnya yang tidak boleh kita abaikan adalah gangguan tidur, seperti insomnia atau sleep apnea.
Gangguan tidur menyebabkan tubuh tak bisa beristirahat secara optimal. Selain mengganggu tekanan darah, gangguan tidur juga bisa menyebabkan masalah kesehatan yang lain.
5. Obat yang dikonsumsi
Penyakit tekanan darah tinggi juga bisa dipicu karena beberapa jenis obat yang dikonsumsi.
Mulai dari pil kontrasepsi, beberapa jenis obat batuk dan pilek, antidepresan, dan lain-lain.
Jika kita mengalami masalah tekanan darah setelah mengonsumsi jenis obat tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Bisakah kita mencegah tekanan darah tinggi?
Untungnya, ada hal-hal tertentu yang dapat kita lakukan untuk membantu mengurangi risiko terkena tekanan darah tinggi. Ini termasuk yang berikut:
- Makan dengan benar: Diet sehat adalah langkah penting untuk menjaga tekanan darah tetap normal.
Baca Juga: Tips Turunkan Risiko Kanker Ovarium, Konsumsi Serat dan Teh Oolong
Baca Juga: Mencegah Luka Akibat Infeksi Daerah Operasi Perlu Dilakukan Agar Tidak Berkembang Jadi Komplikasi
Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) menekankan pada penambahan buah-buahan, sayuran dan biji-bijian ke dalam diet sambil mengurangi jumlah natrium.
Karena kaya akan buah-buahan dan sayuran, yang secara alami lebih rendah sodium daripada banyak makanan lain, diet DASH membuatnya lebih mudah untuk makan lebih sedikit garam dan sodium.
- Menjaga berat badan yang sehat: Berjalan seiring dengan diet yang tepat adalah menjaga berat badan yang sehat. Karena kelebihan berat badan meningkatkan tekanan darah, menurunkan berat badan berlebih dengan diet dan olahraga akan membantu menurunkan tekanan darah ke tingkat yang lebih sehat.
- Kurangi garam: Rekomendasi untuk garam dalam diet adalah memiliki kurang dari 1.500 miligram natrium sehari (sama dengan sekitar satu sendok teh).
Untuk mencegah hipertensi, kita arus menjaga asupan garam di bawah tingkat ini. Jangan lupa bahwa sebagian besar makanan restoran (terutama makanan cepat saji) dan banyak makanan olahan dan beku mengandung kadar garam yang tinggi.
Gunakan bumbu dan rempah-rempah yang tidak mengandung garam dalam resep untuk membumbui makanan. Jangan tambahkan garam di meja. (Pengganti garam biasanya memiliki sedikit garam di dalamnya.)
Baca Juga: 5 Tips Pengobatan Rumahan Untuk Mengatasi Penyakit Infeksi Mata
Baca Juga: Ini Alasannya Mengapa Penyandang Diabetes Selalu Merasa Lapar
- Tetap aktif: Bahkan aktivitas fisik sederhana, seperti berjalan kaki, dapat menurunkan tekanan darah (dan berat badan).
- Berhenti merokok dan minum alkohol. Merokok dan minum alkohol dapat berbahaya bagi tekanan darah sehingga menyebabkan hipertensi. (*)
Source | : | Very Well Health,GridHEALTH.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar