GridHEALTH.id - Semua orangtua tentu ingin memiliki anak yang sehat, dan bertubuh tinggi.
Sebab anak yang berperawakan tinggi selain tampilannya oke juga mempunyai beberapa kelebihan. Terlebih di bidang profesi tertentu. Misal TNI, Pilot, Polisi, Pramugari, dan lain sebagainya.
Anak yang berperawakan tinggi pun tentunya tidak stunting.
Jadi anak dengan kondisi tubuh tinggi tentu tercukupi kebutuhan gizinya dengan baik.
Jadi jika ingin memiliki anak yang tinggi, pertama harus penuhi kecukupan gizinya dengan baik, sejak masih dalam kandungan.
Baca Juga: Rekomendasi 4 Produk Susu Terbaik untuk Jaga Kesehatan Tulang Lansia
Bahkan baiknya sebelum si ibu hamil, sudah mempersiapkannya, dengan mencukupi kebutuhan gizi hariannya dengan optimal.
Penting juga diperhatikan adalah faktor lain yang bisa memengaruhi tinggi badan anak.
Salah satu faktor yang mungkin jarang disadari adalah paparan kafein pada anak saat masih berada dalam kandungan.
Tahu kah, studi JAMA Network Open mengungkapkan bahwa anak yang terpapar kafein saat di dalam kandungan memiliki rerata tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak yang tak pernah terpapar kafein saat di dalam kandungan.
Penurunan tinggi badan ini tetap terlihat meski anak hanya terpapar kafein dalam jumlah sedikit ketika masih dalam kandungan.
Baca Juga: Muncul Jerawat di Atas Bibir? Ternyata Ini Penyebab dan Cara Cegahnya
"Implikasi klinis dari perbedaan tinggi badan ini belum jelas dan membutuhkan investigasi lebih lanjut nantinya," jelas tim peneliti, seperti dilansir WebMD.
Dalam studi ini, tim peneliti mengukur tinggi badan anak-anak pada usia empat tahun hingga delapan tahun. Dari pengukuran ini, tim peneliti menemukan adanya perbedaan tinggi badan sekitar 0,68-2,2 cm pada anak yang terpapar dan tidak terpapar kafein saat di dalam kandungan.
Tim peneliti mengatakan perbedaan ini mungkin tidak begitu besar. Akan tetapi, studi membuktikan bahwa konsumsi kafein saat kehamilan bisa menyebabkan perubahan kecil pada tinggi badan anak.
"Ada perbedaan tinggi badan yang kecil di antara anak-anak yang orang tuanya mengonsumsi kafein selama kehamilan," ujar peneliti Jessica L Gleason PhD.
Efek Kafein Lainnya
Baca Juga: Pentingnya Teman Curhat untuk Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Selain efek kafein di atas, yang bisa sebabkan anak jadi pendek, berikut sejumlah efek kafein lainnya yang bisa terjadi jika berlebihan mengonsumsinya;
1 Meningkatkan kecemasan dan mengganggu pola tidur, menyebabkan tidur gelisah, mengandalkan kafein untuk membantu dengan kelelahan siang hari, diikuti oleh lebih banyak insomnia.
2. Kafein berinteraksi dengan beberapa obat, termasuk obat tiroid, obat psikiatrik dan depresi, antibiotik Cipro, dan obat mulas Tagamet.
3. Bagi beberapa orang meningkatkan kadar gula darah, membuat lebih sulit bagi mereka dengan diabetes tipe 2 untuk mengelola insulin mereka, menurut sejumlah penelitian; itu juga bisa sedikit meningkatkan tekanan darah. Jika Anda mengalami kesulitan mengendalikan tekanan darah atau diabetes, beralih ke kopi tanpa kafein dapat membantu, kata Rob van Dam dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Harvard University.
4. Kafein berpotensi menyebabkan pelemahan tulang belakang pada wanita pascamenopause jika mereka biasanya minum lebih dari tiga cangkir, atau 300 mg kafein, sehari, tetapi tidak mendapatkan cukup kalsium dalam makanan mereka, kata Linda Massey, profesor nutrisi emeritus di Washington State University.
Baca Juga: Apakah Remaja Bisa Terkena Kanker Prostat? Ini Penjelasannya
5. Seorang wanita yang lebih tua harus memastikan dia mendapatkan setidaknya 800 mg kalsium setiap hari –melalui makanan atau suplemen– untuk mengimbangi efek kafein pada kalsium, tambah Bess Dawson-Hughes, M.D., direktur Laboratorium Metabolisme Tulang di Tufts University di Boston.
6. Kopi juga bisa mengacaukan perut Anda. Jika Anda memiliki masalah dengan asam lambung atau mulas, maka kopi dan bahkan teh mungkin tidak cocok untuk Anda.
7. Dan, jika Anda memiliki kolesterol tinggi dan Anda tidak ingin kopi menambah masalah, Anda perlu menggunakan kertas saring untuk menjebak cafestol, senyawa dalam kopi yang meningkatkan kadar kolesterol LDL, kata van Dam.(*)
Baca Juga: Izin Vaksin Inavac, Produksi Dalam Negeri, Dikeluarkan BPOM, Mampu Hadapi Subvarian XBB
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar