GridHEALTH.id - Bila bicara tentang pola makan sehat, yang terlintas di kepala adalah pedoman 4 sehat 5 sempurna.
Namun, saat ini pedoman makan anak 4 sehat 5 sempurna telah diganti dengan istilah Isi Piringku.
Apa itu Isi Piringku?
Ini adalah sebuah gambaran mengenai porsi makan yang dikonsumsi oleh seseorang dalam satu piring.
Mendukung Kementerian Kesehatan mengkampanyekan pedoman makan ini, Danone Indonesia bersama Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi ahli gizi dari Departemen Kesehatan Masyarakat FEMA IPB mengagas Isi Piringku yang menyasar anak usia 4-6 tahun.
"Dulu kita kenal tentang 4 sehat 5 sempurna. Padahal itu sudah ketinggalan, tidak cukup karena itu tentang makanan saja, tidak ada aktivitas fisik, sanitasi, dan seterusnya," kata Profesor Anna di acara media gathering Danone, Rabu (9/11/2022) di Yogyakarta.
Sedangkan dalam pedoman makan anak yang satu ini, porsi makanan dalam satu piring telah diatur.
Selain itu, ada pula anjuran mencuci tangan pakai sabun, melakukan aktivitas fisik, serta minum air putih.
Pembagian porsinya di Isi Piringku, antara lain 1/3 piring makanan pokok, 1/3 piring sayuran, 1/6 piring lauk pauk, dan 1/6 piring buah-buahan.
"Ini menunjukkan porsi seimbang supaya kalaupun kita makan melihat batas ini, nggak akan gemuk ke depannya. Juga tidak akan kekurangan gizi," jelas Prof. Anna.
Adapun untuk anak kelompok usia 4-6 tahun, jumlah air minum yang dibutuhkan dalam sehari sebanyak 6 gelas.
Baca Juga: Kasus Lissa Anak 15 Tahun dengan Gizi Buruk Dapat Bantuan, Bisakah Disembuhkan?
Lebih lanjut, Profesor Anna menerangkan bahwa Isi Piringku dirancang sesuai kebutuhan fisiologis dan usia anak.
"Untuk anak-anak kebutuhannya berbeda, semakin besar anak kebutuhannya meningkat. Kalau kita tidak perhatikan ini dan disamaratakan saja, akhirnya anak itu tidak tumbuh," ujarnya.
Dengan menerapkan pedoman makan ini, kebutuhan zat gizi makro dan mikro anak akan terpenuhi optimal.
Penerapan Isi Piringku di TK
Di Yogyakarta, pedoman makan anak ini diterapkan di TK Budi Rahayu, Mergangsang, Yogyakarta.
Anak-anak yang bersekolah di Taman Kanak-kanak ini, diajarkan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Cara yang dilakukan salah satunya adalah dengan mengajarkan anak untuk bawa bekal setiap harinya ke sekolah.
"Kita setiap hari bawa bekal, tapi bekalnya kita samakan. Menunya sama, dibuat oleh orangtua. Secara tidak langsung, kita mengedukasi orangtua makanan sehat itu seperti ini," kata Sulastri, Kepala Sekolah TK Budi Rahayu.
Selain itu, para guru juga mengajak anak-anak berbelanja bahan makanan sehat di pasar modern ataupun tukang sayur keliling, serta mengajarkan untuk menanam.
Apa manfaat Isi Piringku?
Menurut Profesor Anna, penerapan pedoman makan ini membuat anak mengenal berbagai jenis makanan yang dikonsumsi juga oleh orang dewasa.
"Untuk anak-anak harus dikenalkan (jenis-jenis makanan) sejak umur satu tahun, sehingga anak tidak pilih-pilih atau picky eater," jelasnya.
Baca Juga: Skrining Anak Stunting Bisa Dilakukan Mulai dari Tingkat Posyandu
Manfaat tersebut diakui oleh Sulastri yang telah menjalankan pedoman makan anak ini sejak 2018 lalu.
Misalnya saja, anak-anak yang sebelumnya tidak suka makan sayur, tapi karena terbiasa dengan program tersebut, mereka akhirnya menyukainya.
Bahkan, sebelum dilakukannya pedoman ini, ada juga anak yang muntah ketika makan buah.
"Setelah edukasi Isi Piringku, akhirnya tahu kalau memang bagus dan senang. Anak-anak semakin tertib, antusias. Kalau ada anak yanh nggak mau makan, biasanya disuapin atau guru-guru makan bekal bersama," ujar Sulastri. (*)
Baca Juga: Inilah Beberapa Menu Sehat Untuk Optimalkan Gizi Anak, Murah dan Terjangkau
Source | : | liputan lapangan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar