GridHEALTH.id – Merasakan jantung berdetak kencang terlalu sering, perlu dikhawatirkan atau tidak?
Simak ulasannya berikut ini, karena kesehatan jantung adalah hal yang vital untuk kelangsungan hidup seseorang.
Jantung berdetak kencang yang melebihi batas normal, dikenal dalam bahasa medis sebagai takikardia.
NHS menyebutkan detak jantung normal manusia adalah antara 60 hingga 100 detak per menit saat beristirahat, serta harus teratur.
Jika merasakan detak jantung melebihi kondisi ini, maka cobalah untuk mengukur detak jantung dengan memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan atau leher.
Baca Juga: Jika Tetiba Mengalami Hal Ini Artinya Anda Sedang Stres, Bisa Dibilang Normal Jika ...
Kondisi jantung berdetak kencang ini akan membuat jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik, kemudian otot jantung akan bekerja lebih keras sehingga membutuhkan lebih banyak oksigen.
Detak jantung yang terlalu cepat dapat menyebabkan aliran darah yang masuk ke jantung berkurang, kondisi ini membuat jantung tidak memiliki cukup darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh
Imbasnya organ dan jaringan yang tidak dialiri darah akan kekurangan oksigen.
Nah, takikardia ini bisa menjadi tanda penyakit jantung yang mengancam nyawa bila denyut jantung terlalu tinggi.
Jika dibiarkan akan mengganggu fungsi jantung, akibatnya seseorang dapat mengalami gagal jantung, stroke, serangan jantung mendada, dan kematian.
Baca Juga: Alasan Ibu Pekerja Pilih Menyusui di Toilet, RUU KIA Sebabkan Keresahan Pemilik Perusahan
Jantung berdetak kencang sendiri terbagi ke dalam dua jenis, yaitu takikardia sinus, yang terjadi saat sedang olahraga atau respons tubuh karena stres, trauma, atau penyakit.
Kedua, takikardia aritmia, gangguan pada serambi atau bilik jantung sehingga detak jantung menjadi lebih cepat.
Seringkali kondisi jantung berdetak kencang tidak menimbulkan gejala, namun beberapa gejala yang identik dengan kondisi ini menurut situs Yankes Kemkes, yaitu:
- Jantung berdebar, denyut nadi cepat
Baca Juga: Nyeri Dada Identik Dengan Gejala Jantung Koroner, Kenali Gejala Lainnya dan Cara Mendiagnosanya
- Nyeri dada (angina)
- Lelah atau lemah
- Cemas
- Keringat dingin
- Sesak napas
- Pusing
Baca Juga: Perbedaan Nyeri Sendi dan Radang Sendi, Sekilas Mirip Tapi Berbeda
- Pingsan.
Irama jantung yang tidak teratur (aritmia) juga bisa membuat jantung berdetak kencang, penyebabnya beragam, meliputi demam, konsumsi alkohol dan kafein berlebih, tekanan darah tinggi atau rendah, serta ketidakseimbangan zat dalam darah, disebut elektrolit (kalium, natrium, kalsium, dan magnesium).
Penyebab lainnya adalah efek samping obat, tiroid yang terlalu aktif, anemia, merokok, hingga penggunaan obat-obat terlarang. Terkadang dalam beberapa kasus, penyebab kondisi ini juga tidak dapat ditentukan.
Sebelum terlambat dan jantung berdetak kencang menjadi penyakit yang lebih parah, ada baiknya untuk mulai melakukan tindakan pencegahan, seperti dengan berhenti merokok, menghindari konsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan, mempertahankan berat badan ideal, menjaga tekanan darah dan kolesterol.
Selain itu lakukan olahraga secara rutin, konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, menghindari penyalahgunaan NAPZA, berhati-hati dalam mengonsumsi obat bebas dan ikut aturan pakai, hindari stres, istirahat yang cukup, serta lakukan pemeriksaan ke dokter secara berkala. (*)
Baca Juga: Sejak Pertama Kali Nyeri Dada Langsung ke Dokter, Hindari 5 Pemicu Jantung Koroner
Source | : | mayoclinic,NHS,yankes.kemkes.go.id |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar