GridHEALTH.id - Stunting anak bisa dicegah dengan menjaga imunitas tubuh sang buah hati.
Belakangan ini, masalah stunting masih jadi salah satu fokus pemerintah untuk mengatasinya.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun), akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Salah satu cara mencegah stunting adalah pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Upaya ini sangat diperlukan, mengingat stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa.
Akibat kekurangan gizi pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit diperbaiki.
Anak stunting penyebab utamanya asupan gizi.
Tak satupun penelitian yang mengatakan keturunan memegang faktor yang lebih penting daripada gizi dalam hal pertumbuhan fisik anak.
Selain karena asupan gizi, ada beberapa penyebab anak stunting.
Baca Juga: Apakah Tinggi Badan Anak Pendek Termasuk Stunting? Kenali Faktanya
Inilah beberapa penyebab stunting pada anak yang sering terjadi:
1. Gizi buruk saat hamil
2.Tidak mendapat ASI eksklusif
3.Anak kurang nutrisi saat MPASI
4. Sanitasi buruk
5. Tidak mematuhi jadwal imunisasi
6. Praktik pengasuhan kurang baik
7. Kemiskinan
Melansir website resmi Kementerian Kesehatan, imunitas tubuh mengalami penurunan dapat mempermudah terjadinya penyakit atau infeksi.
Jika terjadi secara terus-menerus, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan gizi kronik yang akan menyebabkan gangguan pertumbuhan seperti stunting.
Salah satu yang kerap membuat imunitas tubuh anak menurun, adalah pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir.
Baca Juga: Anak Bertubuh Kurus Tapi Sehat, Apakah Bisa Disebut Stunting?
Maka dari itu, berikut ini adalah cara yang bisa diterapkan orang tua untuk menjaga selalu imunitas anak.
ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro.
Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati.
Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak.
Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak.
Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor.
Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting.
Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan, diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut.
Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Baca Juga: Waspada! Kenali Indikator Stunting dan Cara Pengukuran pada Anak
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI.
Dalam hal ini, pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting.
WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan.
Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.
Beberapa upaya tersebut diharapkan bisa menjaga imunitas anak dengan berharap adanya pencegahan stunting.
Baca Juga: Pentingnya Pemberian Makanan Bergizi Tinggi Bagi Anak untuk Cegah Stunting
Source | : | kemkes.go.id,pekalongankota.go.id |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar