UMKM yang berpotensi termasuk berbagai komoditas berkelanjutan seperti yang diterapkan di Kabupaten Sigi.
Kopi, cokelat, bawang goreng, kakao, bambu, dan daun kelor menjadi komoditas utama di Kabupaten Sigi yang berkelanjutan.
Semua komoditas ini akan dipamerkan dalam Festival Lestari V, dengan tujuan menarik perhatian investor.
"Saya mau orang-orang mengenal kopi khas Sigi. Selama ini orang banyak mengenal kopi Gayo, (dan) kopi Toraja. Saya harap kopi Sigi bisa dikenal ramai seperti itu," kata Irwan.
Menurutnya, investasi komoditas perkebunan harus difokuskan, sembari menjaga lingkungan tetap subur, seperti yang diterapkan dalam Peraturan Daerah Sigi Hijau.
Di mana peraturan ini menjadi payung hukum untuk mengembangkan kawasan ekonomi lestari berbasis potensi sumber daya alam.
"Saya pikir, hal-hal terkait wisata itu pertama, katakanlah ruang budaya, wisata juga ada, pusat UMKM (juga ada), yang memang karena Kabupaten Sigi ini berbasis alam-tidak adalam bentuk ekstratif yang luar biasa," jelasnya.
Festival Lestari di Kabupaten Sigi akan diisi oleh berbagai kegiatan, seperti diadakannya bincang komunitas yang melibatkan Generasi Lestari dan Pijar Foundation.
Bincang-bincang ini diharapkan menjadi jembatan inovasi dan kearifan lokal Kabupaten Sigi yang dilakukan oleh generasi muda.
Selain itu, Festival Lestari menjadi ajang upaya memperkenalkan keanekaragaman hayati, potensi komoditas, dan model bisnis lestari yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat.
"Kami ingin meningkatkan kesadaran akan pentingnya pembangunan lestari dan melibatkan masyarakat lokal secara aktif dalam proses pembangunan," kata Gita Syahrani, Kepala Sekretariat LTKL.
"Festival Lestari V akan menjadi petualangan untuk membayangkan dan memulai langkah nyata pengembangan bisnis dan investasi dengan pendekatan inovasi berbasis alam," lanjutnya. (*)
Baca Juga: Mengantuk di Pagi Hari: Apakah Itu Masalah Kesehatan yang Perlu Diperhatikan?
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar