GridHEALTH.id - Intoleransi laktosa dan alergi susu sapi adalah dua kondisi yang terkait dengan pengonsumsian produk susu.
Meskipun gejala dari keduanya sering kali muncul setelah mengonsumsi susu atau produk susu lainnya, keduanya adalah kondisi yang berbeda secara fundamental.
Artikel ini akan mengulas perbedaan antara intoleransi laktosa dan alergi susu sapi, termasuk gejala, penyebab, dan cara pengelolaannya.
Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu dan produk susu.
Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan enzim laktase yang berfungsi untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa yang dapat diserap oleh usus kecil.
Ketika laktosa tidak dapat dicerna, ia mencapai usus besar dan mengalami fermentasi oleh bakteri usus, menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan.
Gejala Intoleransi Laktosa:
- Kram perut
- Kembung dan gas
- Diare
- Mual dan muntah
Baca Juga: Alergi Susu pada Bayi Bisa Menyebabkan Stunting, Ini Cara Mengatasinya
- Rasa tidak nyaman setelah mengonsumsi susu atau produk susu
Penyebab:
Intoleransi laktosa bisa bersifat genetik (dari keluarga) atau dapat berkembang seiring bertambahnya usia. Beberapa kelompok etnis lebih mungkin mengalami intoleransi laktosa daripada yang lain.
Pengelolaan:
- Menghindari konsumsi makanan yang mengandung laktosa atau mengurangi asupan laktosa.
- Penggunaan suplemen enzim laktase sebelum atau bersamaan dengan konsumsi produk susu.
- Memilih produk susu yang rendah laktosa atau yang diolah untuk mengurangi laktosa.
Alergi susu sapi adalah respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap protein dalam susu sapi, seperti beta-laktoglobulin dan kasein.
Respons kekebalan tubuh ini menyebabkan pelepasan histamin dan zat kimia lainnya yang menyebabkan gejala alergi.
Gejala Alergi Susu Sapi:
- Ruam kulit
Baca Juga: Hindari 5 Makanan Ini Sebelum Bercinta, Bila Tak Ingin Gairah Hilang
- Gatal-gatal
- Bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
- Sesak napas
- Mual dan muntah
- Diare
Penyebab:
Alergi susu sapi berkaitan dengan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein susu sapi. Hal ini seringkali berkembang pada masa kanak-kanak dan dapat membaik seiring bertambahnya usia.
Pengelolaan:
- Menghindari seluruh produk susu sapi dan bahan yang mengandung susu sapi.
- Membaca label dengan hati-hati untuk mengidentifikasi bahan-bahan yang mungkin mengandung susu sapi.
- Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan asupan nutrisi yang adekuat dari sumber non-susu.
Baca Juga: Anak Alergi Susu Sapi? Ini Solusi Agar Kebutuhan Nutrisi Anak Tetap Terpenuhi
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar