"(Heatstroke) bisa terjadi karena kegagalan proses pengendalian panas dan kegagalan sistem jantung serta pembuluh darah kita. Seseorang bisa saja terserang heatstroke walau kondisi sehat," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, heatstroke biasanya ditandai dengan kebingungan, kejang, kulit panas dan kering, hingga detak jantung yang cepat.
"(Heatstroke) bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati," tuturnya.
Selain heatstroke dan dehidrasi, bahaya cuaca panas terik lainnya yakni sunburn atau luka bakar matahari dan meningkatnya risiko kanker kulit.
Kesehatan mental pun juga dapat terganggu akibat panas ekstrem yang berkepanjangan, berisiko menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi.
Bahaya cuaca panas adalah masalah bagi semua kelompok usia, tapi orang lanjut usia alias lansia butuh perhatian yang lebih.
Pada kelompok usia ini, risiko masalah kesehatan serius lebih besar dan sayangnya, mereka cenderung tidak sadar dengan efek yang ditimbulkan tersebut.
"Sebagian besar orang dapat merasakan peningkatan suhu tubuh mereka, namun ini menjadi lebih sulit bagi lansia," kata dokter lulusan Universitas Airlangga ini.
Ia melanjutkan, "Berarti mereka mungkin mengalami sengatan panas tanpa menyadari ada masalah."
Selain itu, kemampuan mereka untuk berkeringat juga lebih terbatas dibanding kelompok usia lainnya.
Padahal, berkeringat merupakan metode alami yang paling penting untuk mengatur suhu tubuh.
Kelompok lansia juga seringkali tidak dapat mendeteksi rasa haus dan tubuh mereka memiliki jumlah cairan yang lebih sedikit, sehingga berisiko dehidrasi. (*)
Baca Juga: Dampak Cuaca Panas pada Kesehatan Mental, Menjaga Keseimbangan Emosional Anda
Source | : | KompasTV,Wawancara |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar