GridHEALTH.id - Kematian akibat kecelakaan lalu lintas merupakan masalah serius yang terus menjadi ancaman bagi masyarakat dunia dan juga Indonesia.
Menurut laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kematian ini mencapai angka yang mencemaskan.
Memang jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas tahunan turun sedikit menjadi 1,19 juta per tahun, menurut laporan terbaru dari WHO.
Namun, dengan lebih dari 2 kematian terjadi setiap menit dan lebih dari 3200 per hari, kecelakaan lalu lintas tetap menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak dan orang usia 5–29 tahun.
Angka di Indonesia
Indonesia tergolong sebagai salah satu negara di ASEAN yang mengalami tingkat kematian yang tinggi akibat kecelakaan saat berkendara di jalan.
Menurut informasi yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rentang waktu dari tahun 2019 hingga 2021, tercatat adanya peningkatan insiden kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Jumlah kejadian tersebut mencapai sekitar 103.645 pada tahun 2021.
Dalam laporan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah individu yang menjadi korban kecelakaan angkutan jalan di Indonesia mencapai 204.447 orang selama tahun 2022.
Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 33% dibandingkan dengan korban pada tahun 2021 yang berjumlah 153.732 orang.
Tercatat bahwa jumlah korban kecelakaan selama tahun 2022 merupakan yang tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Jika dianalisis lebih rinci, korban kecelakaan pada tahun lalu sebagian besar adalah orang-orang yang mengalami luka ringan, dengan jumlah mencapai 163.686 orang dan ada 27.531 orang yang menjadi korban meninggal dunia, lalu 12.230 orang mengalami luka berat.
Baca Juga: Mudik Aman, Hindari Microsleep Selama Perjalanan dengan 3 Cara Ini
Laporan Global
Akan tetapi, laporan status global terbaru WHO tentang keselamatan jalan raya tahun 2023 menunjukkan bahwa sejak tahun 2010, kematian akibat kecelakaan lalu lintas telah turun 5% menjadi 1,19 juta setiap tahunnya.
Namun, kecelakaan lalu lintas tetap menjadi masalah kesehatan global yang mengancam, dengan pejalan kaki, pengendara sepeda, dan pengguna jalan lainnya ada dalam posisi rentan menghadapi risiko kematian yang meningkat.
“Angka kematian tragis akibat kecelakaan lalu lintas bergerak ke arah yang benar, yaitu menurun, tetapi masih jauh dari cukup cepat,” kata Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Bencana di jalan raya kita bisa dicegah. Kami mengajak semua negara untuk menempatkan manusia daripada kendaraan di pusat sistem transportasi mereka, dan memastikan keselamatan pejalan kaki, pengendara sepeda, dan pengguna jalan lainnya yang rentan."
Di antara negara anggota PBB, 108 negara melaporkan penurunan jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas antara tahun 2010 dan 2021.
Sepuluh negara berhasil mengurangi kematian akibat kecelakaan lalu lintas lebih dari 50%: Belarus, Brunei Darussalam, Denmark, Jepang, Lituania, Norwegia, Rusia, Trinidad dan Tobago, Uni Emirat Arab, dan Venezuela.
Tiga puluh lima negara lainnya membuat kemajuan signifikan, mengurangi jumlah kematian sebesar 30% hingga 50%.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa 28% dari total kematian akibat kecelakaan lalu lintas global terjadi di Wilayah Asia Tenggara WHO, 25% di Wilayah Pasifik Barat, 19% di Wilayah Afrika, 12% di Wilayah Amerika, 11% di Wilayah Timur Tengah, dan 5% di Wilayah Eropa.
Kematian Akibat Kecelakaan
Sembilan dari 10 kematian terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, dan jumlah kematian di negara-negara ini jauh lebih tinggi secara tidak proporsional jika dibandingkan dengan jumlah kendaraan dan jalan yang mereka miliki.
Baca Juga: Hati-hati, Penyandang Diabetes Berisiko Alami Kecelakaan Saat Mengemudi, Ini Penyebabnya
Risiko kematian di negara berpendapatan rendah tiga kali lebih tinggi daripada di negara berpendapatan tinggi, namun negara-negara berpendapatan rendah hanya memiliki 1% dari total kendaraan bermotor di dunia.
Sekitar 53% dari seluruh kematian akibat kecelakaan lalu lintas terjadi pada pejalan kaki (23%); pengendara kendara bermotor roda dua dan tiga seperti sepeda motor (21%); pengendara sepeda (6%); dan pengguna e-scooter (3%).
Jumlah kematian di antara pengemudi mobil dan kendaraan ringan roda empat lainnya turun sedikit menjadi 30% dari total kematian global.
Jumlah kematian pejalan kaki meningkat sebesar 3% menjadi 274.000 antara tahun 2010 dan 2021, yang berarti sebesar 23% dari total kematian global.
Sementara itu, kematian di kalangan pengendara sepeda meningkat hampir 20% menjadi 71.000, menyumbang sebesar 6% dari total kematian global.
Data penelitian juga menunjukkan bahwa 80% jalan di seluruh dunia tidak memenuhi standar keselamatan bagi pejalan kaki, dan hanya 0,2% yang memiliki jalur sepeda, sehingga pengguna jalan ini ada dalam kondisi yang sangat berisiko.
Hanya sedikit negara yang memiliki kebijakan untuk mendorong aktivitas berjalan kaki, bersepeda, dan penggunaan transportasi umum.
Baca Juga: Gula Darah Rendah Timbulkan Risiko Kecelakaan hingga Kematian, Ketahui Gejala dan Pencegahannya
Source | : | WHO |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar