Jika berhenti merokok terasa sulit, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari dokter atau mengikuti program penghentian merokok yang bisa memberikan dukungan.
Mengonsumsi alkohol secara berlebihan juga meningkatkan risiko stroke berulang. Alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol, yang keduanya merupakan faktor risiko stroke.
Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan juga berisiko menyebabkan gangguan detak jantung (aritmia), yang bisa memicu penggumpalan darah.
Batasi konsumsi alkohol sesuai dengan anjuran kesehatan, yaitu tidak lebih dari satu gelas per hari untuk wanita dan dua gelas untuk pria. Jika memungkinkan, akan lebih baik jika berhenti mengonsumsi alkohol sepenuhnya.
Aktivitas fisik secara rutin sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Olahraga membantu menurunkan tekanan darah, mengontrol kadar gula darah, dan menjaga berat badan tetap stabil.
Aktivitas fisik juga dapat memperbaiki sirkulasi darah, sehingga membantu mencegah pembentukan bekuan darah yang dapat memicu stroke.
Lakukan olahraga ringan hingga sedang, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, selama 30 menit sehari. Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, konsultasikan jenis olahraga yang aman dengan dokter Anda.
Setelah mengalami stroke, dokter mungkin meresepkan obat-obatan tertentu untuk mencegah stroke berulang.
Beberapa jenis obat yang sering diresepkan antara lain adalah obat antikoagulan atau pengencer darah, statin untuk menurunkan kolesterol, dan obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah.
Pastikan Anda mengikuti jadwal konsumsi obat dengan benar, dan jangan menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Penggunaan obat secara tepat adalah salah satu langkah penting untuk mencegah stroke kembali terjadi.
Baca Juga: Mulai Menyerang Usia Produktif, Apa Penyebab Stroke pada Usia Muda?
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar