Find Us On Social Media :

Fakta Micin yang Mengagetkan Karena Kalah Oleh Informasi MSG yang Tidak Sepenuhnya Benar

Micin alias MSG, penyedap rasa karena sebagai rasa ke tiga.

GridHEALTH.id - Fakta Micin yang Mengagetkan Karena Kalah Oleh Informasi MSG yang Tidak Sepenuhnya Benar

Micin alias MSG adalah salah satu penyedap rasa semua masakan. Uniknya micin temuan seorang ahli kimia di Jepang ini kerap dituding membuat bodoh.

Baca Juga: 1.620 Relawan di Bandung Akan Disuntikan Vaksin Covid-19 Dari China, Ketua Tim Riset: 'Orangnya Sudah Diasuransikan'

Semua orang sepertinya sudah tahu apa itu micin, dan sudah pernah merasakan sedapnya masakan yang menggunakan micin.

Pun, sudah menjadi rahasia umum, banyak informasi dan berita yang menyatakan jika micin itu bisa membuat bodoh. Khususnya anak-anak.

Bahkan, ada pendapat yang menyatakan jika micin bisa menganggu kesehatan, juga pemicu penyakit.

Untuk diketahui, micin alias MSG yang nama lengkapnya Monosodium Glutamate, menurut dari sekian banyak riset yang dilakukan sejak muncul kabar Monosodium Glutamat (MSG) berbahaya bagi kesehatan, juga bisa menyebabkan kebodohan, ternyata tidak sepenuhnya benar.

Baca Juga: Gugus Tugas Covid-19 Dibubarkan, Warga Pertanyakan Bantuan Dana Triliunan Rupiah: ' Pertanggung Jawabannya Gimana?'

Baca Juga: Memang Benar Nyamuk Ikut Tularkan Covid-19? Begini Kata Ahli

Micin Ditemukan Seorang Ahli Kimia di Jepang

Micin ditemukan lebih dari 100 tahun lalu oleh seorang ahli kimia Jepang bernama Kikunae Ikeda.

Awal ditemukannya MSG bahannya diambil dari rumput laut.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), saat ini MSG dibuat dengan memfermentasi pati gula, tebu, atau tetes tebu.

Baca Juga: Terlalu Sering Minum Susu Kental Manis, Puluhan Balita di Tangerang Alami Stunting hingga Berat Badannya Alami Penurunan

Mengenai bahaya MSG bagi kesehatan manusia, menurut pakar gizi Prof. Dr. M. Hardinsyah. M.S, munculnya anggapan tentang bahaya micin alias MSG bagi kesehatan pertama kali dikemukakan oleh Dr. Ho Man Kwok setelah berkirim surat ke New England Journal of Medicine pada tahun 1988.

Baca Juga: Update Covid-19; Kemenkes Sebut Ada 7.008 Anak di Bawah Umur yang Telah Terinfeksi Virus Corona

Baca Juga: Sudah Dipesan 100 Juta Unit, Vaksin Produksi Inggris Ini Tunjukkan Hasil Positif, Pengamat Pertanyakan Vaksin China Pesanan Indonesia, 'Jangan Sampai WNI Jadi Kelinci Percobaan'

Masih menurut Prof. Hardisnyah, dalam suratnya Dr. Ho Man Kwok menceritakan kemungkinan penyebab gejala yang dia alami setiap kali makan di restoran Cina di Amerika Serikat.

Lalu gejala itu dikenal dengan istilah 'Sindrom Restoran China'.

Bahaya Micin pada Berapa Individu

Baca Juga: Studi: Anak-anak Berusia 10 hingga 19 Tahun Sebarkan Virus Corona Layaknya Orang Dewasa

Padahal, menurut Prof. Hardinsyah MSG atau monosodium glutamat atau oleh masyarakat di Indonesia dikenal sebagai micin, sama sekali tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Prof. Hardin, demikian sapaan akrabnya, menilai bahwa apa yang dirasakan oleh Ho Man Kwok merupakan reaksi dari tubuhnya sendiri yang alergi dengan bahan yang terkandung dalam MSG tersebut.

Baca Juga: Toa Masjid Akan Bantu Anies Baswedan Menekan Laju Covid-19 di DKI Jakarta.

"Berdasarkan sebuah penelitian memang ditemukan ada sebagian orang alergi dengan MSG. Ini sama halnya dengan adanya orang yang alergi terhadap telur atau susu.

Kalau ada yang alergi, bukan berarti telur atau susu itu tidak boleh dikonsumsi semua orang," kata Prof Hardi lagi, dalam diskusi Gizi Seimbang dari Bahan Tambahan Pangan Halal yang digelar Forum Warta Pena (FWP) dan Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) di Hotel Ibis Tamarin, Sabang, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).

Baca Juga: Siap-siap! Harga Rokok Naik Rp 100 Ribu per Bungkus, Mensos Juliari Singgung Jumlah Peningkatan Kasus Perokok Anak di Indonesia

 

Baca Juga: UNICEF; Fakta Anak Jadi Depresi Karena Isolasi Selama Pandem Covid-19

Jadi, menurut Prof Hardinsyah, icin sebagai penyedap rasa pada makanan tidak berbahanya bagi tubuh manusia. Bahkan jika dikonsumsi terus menerus, umumnya tak akan ada pengaruh kesehatan.

"Dikonsumsi hingga 5 gram pun, MSG itu tak ada pengaruh terhadap kesehatan. Kondisinya sama dengan manusia yang tidak mengkonsumsi MSG," kata pakar gizi yang juga Rektor Universitas Sahid Jakarta, ini.

Pernyataan Hardinsyah ini diperkuat oleh Tetty R. Sihombing, pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM RI.

Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) dari Badan Pangan Dunia milik PBB serta WHO, menempatkan MSG dalam kategori bahan penyedap masakan yang aman dikonsumsi dan tidak berpengaruh pada kesehatan tubuh.

Baca Juga: Gizi Bukan Faktor Mutlak Penentu Imunitas, Ini Cara Mengoptimalkannya Melalui Kesehatan Saluran Cerna

Jumlah asupan BTP tersebut menurut WHO tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.

Micin Dibutuhkan Tubuh Kita?

Sementara Head of Strategic Planning and Information System PT Sasa Inti Sutjipto Susilo mengatakan, glutamat merupakan nutrisi bagi otak manusia.

Bahkan zat glutamat acid banyak terdapat di beberapa suplemen kesehatan.

"Glutamat acid yang terdapat di MSG, seperti daging, ikan, tomat, dan brokoli prinsipnya sama. Setelah diserap tubuh akan menjadi asam glutamat yang diperlukan oleh tubuh," papar Sutjipto. (*)

Baca Juga: Masuk Bulan ke 5 Pandemi Covid-19 di Idonesia, Ningsih Tinampi Obral Ilmu Taklukan Penyakit yang Dimilikinya

#berantasstunting

#HadapiCorona 

 

Artikel ini telah tayang di hai.grid.id dengan judul Micin Ternyata Dibutuhkan Tubuh Kita, Jadi Bahaya Kalo Kamu Alergi MSG