GridHEALTH.id - Meskipun merupakan kebutuhan, kebanyakan dari kita kurang tidur. Apalagi di negara maju, orang begadang semalaman untuk belajar, bekerja, atau bahkan untuk bersenang-senang.
Padahal, kurang tidur membawa masalah kesehatan jangka pendek dan panjang yang tidak diinginkan.
Kurang tidur dapat memengaruhi keputusan, suasana hati, kemampuan belajar, dan kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan cedera serius dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjang, kurang tidur menjadi kronis dapat menyebabkan masalah kesehatan antara lain obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, bahkan kematian dini.
Ada banyak penelitian yang mengaitkan kurang tidur kronis dengan kegemukan dan beragam penyakit.
Bila dirunut lebih lanjut, efek jangka panjang sebenarnya merupakan akibat dari obesitas yang disebabkan oleh insomnia.
Baca Juga: World Obesity Day: Sepertiga Penduduk Dunia Kegemukan, Ahli : 'Ini Pandemi Nyata yang Terabaikan'
Baca Juga: 5 Hal yang Bakal Terjadi Pada Tubuh Saat Berhenti Makan Daging
Ada beberapa kasus yang terkait dengan kurang tidur kronis dan penambahan berat badan.
Penelitian menunjukkan orang-orang yang secara konsisten tidur kurang dari enam jam setiap malam lebih cenderung memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi dari normal dan mereka yang tidur delapan jam memiliki BMI terendah.
BMI adalah skala kami dalam menilai obesitas dan kelemahan, dan dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa kurang tidur sekarang dianggap sebagai faktor risiko potensial untuk obesitas, bersama dengan dua faktor risiko yang paling umum diidentifikasi (terlalu banyak makan dan kurang olahraga).
Studi yang menganalisis mekanisme yang terlibat dalam mengatur metabolisme dan nafsu makan mulai menjelaskan hubungan antara tidur dan obesitas.
Tidur lebih sedikit pada akhirnya akan menghasilkan lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk terjaga dan dengan demikian lebih banyak waktu untuk makan.
Sepanjang siang dan malam, tubuh kita mengeluarkan hormon yang membantu mengontrol nafsu makan, energi, metabolisme, dan pemrosesan gula (glukosa).
Saat kurang tidur, keseimbangan proses ritme ini dan juga hormon lainnya terganggu. Misalnya, kurang tidur menyebabkan peningkatan produksi hormon stres yang disebut kortisol.
Baca Juga: Studi: Tidur Siang Kurang dari 2 Jam Mampu Tingkatkan Kesehatan Otak
Baca Juga: Tak Usah Malu-malu, Uang Memang Menjadi Sumber Kebahagiaan, Studi
Selain itu, kurang tidur juga dikaitkan dengan peningkatan sekresi hormon pengolah glukosa "insulin" setelah makan.
Insulin menstimulasi penyimpanan lemak, sehingga kadar insulin yang lebih tinggi jelas terkait dengan penambahan berat badan, yang merupakan faktor risiko diabetes.
Selain itu, kurang tidur juga dikaitkan dengan tingkat hormon kenyang yang lebih rendah yang disebut leptin dan ghrelin.
Leptin memberi tahu otak bahwa kita makan cukup dan ghrelin merangsang nafsu makan. Jadi bayangkan apabila kurang tidur menyebabkan ketidakseimbangan hormon ini?
Nah, akibatnya, kurang tidur bisa mengakibatkan ngidam makanan bahkan setelah sudah cukup makan.
Selain itu, kita juga bisa makan lebih banyak karbohidrat yang memuaskan keinginan untuk meningkatkan energi dengan cepat.
Baca Juga: 6 Skrining Kesehatan Penting Untuk Menjaga Pria Agar Tetap Sehat
Baca Juga: Tunda Kehamilan Dua Bulan Setelah Suntik Vaksin Covid-19, Saran Pakar
Bagaimanapun juga, kurang tidur berarti kekurangan energi dan mungkin membuat kita terlalu lelah untuk membakar kalori ekstra ini dengan berolahraga. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL