Find Us On Social Media :

Pahami Tentang Pentingnya Pengaruh MPASI untuk Immune Booster Anak

Menu MPASI harus disesuaikan dengan tahapan usia dan kemampuan anak.

GridHEALTH.id - Makanan pendamping ASI sangat penting diberikan ke anak di saat ASI saja sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang sedang bertumbuh dan berkembang. Umumnya di usia 6 bulan ke atas.

Pemberian MPASI yang tidak tepat merupakan salah satu faktor utama terjadinya stunting pada anak.

Stunting atau perawakan pendek karena masalah nutrisi kronis saat ini merupakan masalah nutrisi utama di Indonesia karena efek jangka panjangnya terhadap kecerdasan anak.

Berikut adalah tanya jawab dengan  dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A (K),   Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi Metabolik dari  RS Pondok Indah - Pondok Indah tentang 'Pentingnya  Pengaruh MPASI untuk Immune Booster Anak';

1. Usia berapa idealnya MPASI diberikan kepada anak?

Saat tepat untuk memulai MPASI tidak hanya ditentukan dari usia anak. Faktor utama yang harus diperhatikan untuk memulai MPASI adalah kesiapan motorik, saluran cerna, dan psikologis anak.

Baca Juga: Studi: Makan Pisang Sejak MPASI Sampai 2 Tahun Mampu Turunkan Risiko Leukemia Pada Anak

Baca Juga: Penyakit Infeksi Kulit Rentan Dialami Lansia, Ini Penyebabnya

Saluran cerna anak siap menerima makanan padat paling cepat pada usia 4 bulan, selain itu anak juga diharapkan sudah memiliki kemampuan motorik kasar untuk menegakkan kepala dan dada saat didudukkan, serta memiliki ketertarikan untuk makan.

Kemampuan motorik dan psikologis ini umumnya muncul pada usia 4-6 bulan. Seorang anak yang mendapat ASI eksklusif dan memiliki kenaikan berat badan yang baik sesuai usianya dapat diberi MPASI pada usia 6 bulan.

Tetapi jika kenaikan BB tidak adekuat maka harus dikonsultasikan ke dokter spesialis anak untuk pertimbangan memulai MPASI lebih cepat dari usia 6 bulan.

2. Apakah ada takaran dan anjuran dalam membuat resep menu MPASI pada anak?

Menu MPASI harus disesuaikan dengan tahapan usia dan kemampuan motorik kasar, halus, serta oromotor anak.

Pada usia 6-9 bulan anak membutuhkan sekitar 30% dari kebutuhan kalorinya dari MPASI, anak usia 9-12 bulan membutuhkan 50%, dan anak usia 1-2 tahun membutuhkan 70%.

Takaran yang dianjurkan untuk membuat menu MPASI disesuaikan pula dengan kesanggupan anak menghabiskan porsi makannya.

Baca Juga: Pertanyaan Awam, 'Saya Penyandang Diabetes, Apakah Harus Minum Obat Sepanjang Hidup Saya?'

Baca Juga: Penyintas Covid-19 Mendapatkan Kembali Indra Penciuman Lewat Parfum

Sebagai contoh anak usia 6-9 bulan yang sedang belajar makan MPASI dianjurkan diberikan dua kali makan utama dan satu kali makanan selingan.

Pada saat awal mungkin anak hanya sanggup menghabiskan 1-2 sendok makan saja, seiring anak bertambah besar maka porsi makan tersebut dapat ditingkatkan.

Tekstur makanan pun disesuaikan dengan usia dan kesiapan anak menerima makanan yang lebih padat.

Contohnya anak usia 8-9 bulan dapat diperkenalkan finger food atau makanan yang dapat digenggam sambil memberikan stimulasi motorik halus.

3. Mengapa sering disebut menu MPASI dapat berpengaruh besar terhadap imun booster anak?

Penting diketahui, salah satu komponen yang penting untuk menjaga kekebalan tubuh anak adalah asupan nutrisi yang adekuat.

Anak dengan status gizi baik memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan anak dengan gizi kurang atau buruk.

Baca Juga: Sibuk Googling Penyakit di Internet Bisa Munculkan Hipokondria

Baca Juga: Studi: Perubahan Iklim Menurunkan Berat Badan Bayi Baru Lahir

Anak dengan gizi kurang dan buruk seringkali kekurangan makronutrien seperti karbohidrat, lemak, protein serta mikronutrien seperti zat besi, vitamin D, zinc, yang diperlukan untuk membentuk antibodi maupun mekanisme pertahanan tubuh selular lainnya.

4. Dalam masa pandemi Covid-19 ini, bagaimana peran ibu dalam memberikan asupan yang sehat sebagai imun booster anak?

Pada masa pandemi Covid-19 ini, immune booster pada anak tidak melulu hanya mencukup kebutuhan vitamin, tetapi asupan nutrisi yang diberikan harus memenuhi kaidah gizi seimbang, artinya makronutrien dan mikronutrien harus mencukupi untuk anak bisa bertumbuh normal.

Orangtua sangat berperan untuk menentukan jenis makanan apa yang dikonsumsi anak sebagai makanan utama maupun selingan.

ASI merupakan contoh immune booster yang baik karena ASI mengandung zat aktif seperti sel hidup serta antibodi dan berbagai enzim untuk melawan infeksi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu yang pernah terinfeksi Covid-19 atau sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dapat memberikan kekebalan pasif terhadap Covid-19 melalui ASI-nya.

Baca Juga: Anak Perempuan Obesitas Lebih Berisiko Mengembangkan Penyakit Kardiovaskular Dibanding Anak Lelaki

Baca Juga: Waspadai Plak Gigi, Awal Penyakit Infeksi Mulut Pada Lansia

5. Apakah ada menu MPASI tertentu yang dapat meningkatkan sistem imun anak dalam menghadapi Covid-19, dan bagaimana cara menentukan menu MPASI yang tepat untuk anak? 

Bagi anak yang sudah tidak mendapat ASI, maka pastikan bahwa asupan anak tidak hanya melulu sayur dan buah tetapi juga menu lengkap seperti nasi/kentang.

Disertai juga dengan sumber lemak seperti margarin atau santan, dan protein seperti telur, ayam, ikan, mikronutrien yang dibutuhkan juga akan terkandung dalam menu tersebut.

6. Biasanya MPASI diberikan pada anak di atas usia 6 bulan, menu MPASI yang cocok diberikan anak-anak di setiap usia, apakah berbeda di tiap usia? 

Jawaban bisa dilihat pada pertanyaan nomer 2

7.  Jika MPASI diberikan pada anak berbeda-beda di tiap usia, lantas bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi daya tahan imun mereka?

Tidak berpengaruh selama memenuhi kriteria gizi seimbang.

Baca Juga: Untuk Menghindari Infeksi Pada Bayi Baru Lahir, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua di Unit Perawatan Neonatal

Baca Juga: Tekanan Darah Tinggi Saat Tidur Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

8. Apakah dengan menu MPASI yang berbeda-beda di tiap usia tersebut, sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anak?

Tidak berpengaruh selama memenuhi kriteria gizi seimbang

9. Misalkan, anak memiliki sistem imun yang lemah, bagaimana cara menyiasati menu MPASI-nya?

Seorang anak yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah harus dicari tahu apakah ada penyakit yang mendasarinya, misal kelainan kekebalan tubuh bawaan, infeksi HIV, atau mengalami gizi buruk.

Tidak semua anak dengan kekebalan tubuh yang lemah dapat disiasati dengan pemberian menu MPASI yang berbeda.

Pada anak dengan gizi kurang atau buruk maka harus diberikan menu makanan atau susu formula khusus tinggi kalori untuk menaikkan berat badannya.

Menu dan jenis susu yang diberikan harus dikonsultasikan dengan dokter spesialis anaknya terlebih dahulu. 

Baca Juga: Edema Dapat Membuat Kita Terlihat Gemuk, Ini 3 Cara Mengurangi Cairan di Dalam Tubuh

Baca Juga: Penyandang Diabetes Menolak Terapi Insulin, Ini Risiko yang Muncul

10. Apakah berbahaya jika anak memiliki sistem imun yang lemah, dan menu MPASI yang salah dan tidak tepat, apakah berpengaruh pada sistem kekebalan untuk menghadapi Covid-19?

Anak dengan kekebalan tubuh yang lemah harus menjaga kekebalan tubuh dengan cara menjaga status gizi normal.

Tidak ada menu MPASI khusus untuk menghadapi Covid-19. Pastikan asupan makanan yang didapat mengandung karbohidrat, lemak, protein, dan mikronutrien sesuai untuk pertumbuhannya.

11.Bagaiman aturan dan rekomendasi menu MPASI yang cocok untuk anak yang memiliki sistem imun lemah tapi tetap bisa menjaga daya imunnya agar tidak drop? Mohon penjelasannya.

Pada anak dengan kekebalan tubuh yang lemah, pastikan menu MPASI dengan komposisi karbohidrat, lemak, protein dan mikronutrien yang lengkap agar status gizi terjaga baik, selain itu juga pastikan cara penyiapan dan penyimpanan makanan higienis.

Selalu gunakan air matang untuk memasak atau membuat makanan dan minuman.

Anak di bawah usia 5 tahun tidak disarankan mendapatkan makanan mentah atau setengah matang, seperti telur setengah matang yang dapat menyebabkan Salmonellosis.

Anak di bawah usia 1 tahun tidak boleh diberikan madu karena bisa mengandung toxin botulinum yang berbahaya bagi bayi.

Jangan gunakan alat memasak yang sama pada makanan yang sudah matang dan mentah.

Baca Juga: Pertanyaan Awam, Perlukah Penyandang Diabetes Khawatir Setiap Terjadi Luka?

Baca Juga: Jangan Lagi Menutup Hidung Ketika Bersin, Ternyata Bisa Bikin Stroke

Serta perhatikan penyimpanan makanan. Makanan harus disimpan pada suhu di bawah 40C dan kemudian dipanaskan kembali hingga di atas suhu 650C.

Makanan yang berada pada suhu ruangan selama lebih dari 2 jam tidak boleh lagi dikonsumsi. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL