Find Us On Social Media :

Hati-hati Memilih Makanan untuk Anak, Berdampak Pada Kesehatan Mental

Makan makanan yang tepat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental anak.

GridHEALTH.id - Baik itu bullying atau body-shaming di sekolah hingga penggunaan media sosial, banyak faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental anak.

Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa nutrisi mempengaruhi perkembangan otak dan kesehatan mental anak-anak, lebih dari orang dewasa. 

Dikutip dari Children Wellness, ada tiga aspek yang menyoroti kesehatan mental anak, dan kaitannya dengan makanan;

1. Hubungan antara kesehatan mental dan nutrisi

Memiliki kesehatan mental yang positif penting bagi anak-anak karena secara langsung berdampak pada pendidikan, hubungan, dan pengambilan keputusan mereka.

Banyak anak tidak mengonsumsi buah dan sayuran dalam jumlah yang disarankan dan lebih bergantung pada makanan dengan gula tinggi, makanan yang dipanggang, dan makanan ringan. Apa yang dimakan anak-anak sangat penting untuk kesehatan mental mereka.

Menurut sebuah penelitian, siswa sekolah menengah yang mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan memiliki skor kesehatan mental yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengonsumsinya.

Tidak hanya itu, siswa yang mengonsumsi sarapan seimbang memiliki skor lebih tinggi dibandingkan siswa yang hanya mengonsumsi minuman berenergi.

Jika pola makan anak sebagian besar terdiri dari junk food dan makanan olahan dengan asupan gula dan lemak yang tinggi, kemungkinan besar ia akan menghadapi masalah perilaku di masa depan.

Baca Juga: Perfeksionis Cenderung Memiliki Gangguan Kesehatan Mental, Studi

Baca Juga: Bersiap Menghadapi Persalinan? Kenali Dua jenis Obat Pereda Nyeri Saat Melahirkan

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemilihan makanan anak

Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan dan pola makan anak. Salah satu faktornya adalah kerawanan pangan atau kurangnya akses terhadap pangan karena masalah sosial dan ekonomi.

Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan makanan adalah kehidupan rumah yang penuh tekanan, yang menyebabkan memilih junk food atau tidak makan banyak.

Body shaming atau bullying di sekolah terkait berat badan anak bisa membuat mereka melewatkan waktu makan.

Beberapa mungkin melewatkan makan karena tekanan diet atau melihat orang tua mereka berdiet.

Kurangnya praktik pemberian makan yang positif dan panutan juga merupakan faktor penting untuk tidak makan buah, sayuran, dan makanan kaya vitamin dalam jumlah yang cukup.

Makan makanan yang tepat sangat penting untuk membina kesehatan mental yang baik di antara anak-anak untuk menghindari berjalan dengan masalah ini hingga dewasa.

Ada banyak gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi yang bisa muncul di usia muda.

Oleh karena itu, saat ini sangat penting untuk menerapkan kebiasaan sehat dan menjalani gaya hidup yang baik.

Baca Juga: Healthy Move, 10 Cara Agar Kita Termotivasi Rajin Berolahraga

Baca Juga: Alergi Makanan, Ini Berbagai Penyebabnya yang Perlu Diketahui 

3. Mengubah pola makan dan makan makanan sehat

Karena kurangnya promosi nutrisi yang baik, anak-anak dan orangtua tidak menyadari beberapa efek nutrisi pada kesehatan mental.

Oleh karena itu, strategi kesehatan masyawakat harus dapat memberikan paparan makanan berkualitas tinggi dan meningkatkan akses anak terhadap makanan bergizi. Orangtua juga harus belajar tentang praktik pemberian makan.

Beberapa makanan mendukung kesehatan mental. Buah dan sayuran mengandung beberapa vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk perkembangan otak.

4. Perhatikan sumber makanan yang dapat meningkatkan kesehatan mental anak

Beberapa nutrisi yang penting untuk kesehatan mental anak adalah seng, selenium, besi, protein, kolin, vitamin A & D, vitamin B6, B9 & B12

Juga, kadar asam lemak omega-3 yang memadai sangat membantu untuk gangguan kecemasan.

Sumber asam lemak omega-3 termasuk ikan dan makanan laut lainnya (terutama ikan berlemak air dingin, seperti salmon, mackerel, tuna, herring, dan sarden), kacang-kacangan dan biji-bijian (seperti biji rami, biji chia, dan kenari), minyak nabati (seperti minyak biji rami, minyak kedelai, dan minyak canola), makanan yang diperkaya (seperti telur merek tertentu, yogurt, jus, susu, dan minuman kedelai).

Makanan olahan dan minuman ringan tidak memberikan vitamin dan mineral kepada anak, yang diperlukan untuk perkembangan otak yang optimal.

Baca Juga: Hindari Sahur dan Buka Puasa dengan Mi Instan, Ini Alasannya

Baca Juga: Berlebaran Aman Bagi Pasien Gangguan Ginjal, Hindari 10 Makanan Ini

 

Namun, mereka dapat dikonsumsi dalam jumlah sedang. Jus buah dan makanan yang mengandung gula tinggi, seperti makanan yang dipanggang tidak boleh menjadi bagian dari makanan sehari-hari.

Makanan tersebut dapat mengganggu keseimbangan gula darah, membuat anak menjadi pelupa dan lalai.

Pastikan anak tidak melewatkan makan dan tidak menghindari buah dan sayuran. Orangtua dapat meminta  bantuan ahli gizi atau dokter untuk membuat rencana makan yang sehat anak untuk anak,

Menanamkan kebiasaan sehat di usia muda, serta memiliki teladan yang baik di sekitar, dapat membantu anak-anak dalam mempertahankan gaya hidup yang baik di masa depan.

Jika melihat anak berurusan dengan beberapa masalah kesehatan mental, orangtua harus mempertimbangkan nutrisi sebagai faktor penyebab. (*)

Baca Juga: 7 Gejala Penyakit Ginjal Perlu Diwaspadai Sering Kencing Hingga Lesu

Baca Juga: Tips Menjaga Stamina Saat Mudik Agar Tetap Fit Selama Perjalanan