GridHEALTH.id - Kemenkes telah mengumumkan kasus pertama yang terkonfirmasi positif cacar monyet pada Sabtu kemarin (20/08/2022).
Dengan masuknya cacar monyet ke Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah memberikan tanggapan dan saran yang harus dilakukan masyarakat.
Meskipun cacar monyet adalah penyakit yang menular, Ketua IDI menyebutkan masyarakat Indonesia untuk tidak panik.
Dalam rilis persnya, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melalui Satgas Monkeypox atau Cacar monyet PB IDI meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik, melakukan sesuai arahan Kementerian Kesehatan RI.
Selain itu, PB IDI juga menyatakan akan selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak.
PB IDI bersama dengan Kementrian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan setempat, IDI Wilayah, IDI Cabang akan terus berkoordinasi mengenai kewaspadaan terhadap penyakit cacar monyet ini yang sudah masuk ke Indonesia.
"Kami meminta tim medis dan tenaga kesehatan untuk tetap waspada dan segera melaporkan pada Dinas Kesehatan setempat apabila ditemukan pasien dengan gejala mirip Cacar Monyet, supaya bisa segera ditangani dan ditindaklanjuti," kata dr M. Adib Khumaidi, SpOT selaku ketua umum PB IDI dalam rilis pers IDI.
Terdapat beberapa saran yang dirasa perlu dilakukan oleh masyarakat setempat terkait mencegah merebaknya penularan penyakit cacar monyet.
Langkah itu mulai dari terus menerapkan protokol kesehatan dan lebih aktif menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kedua langkah ini disampaikan langsung oleh Ketua Satgas Monkeypox atau Cacar Monyet PB IDI, dr Hanny Nilasari, SpKK.
Dirinya juga kembali mengingatkan masyarakat, meskipun sudah ada kelonggaran dalam beraktivitas dan berkegiatan di berbagai tempat, namun masyarakat diminta untuk tetap melakukan kedua hal tersebut.
Baca Juga: Kebobolan, Kronologi Gejala yang Dirasakan Pasien Pertama Cacar Monyet di Indonesia
Selain itu, himbauan untuk masyarakat yang merasa mengalami gejala agar tidak ragu memeriksakan diri dan berobat.
"Bagi yang merasa bergejala dapat segera berobat menemui dokter terdekat," tutup dr Hanny.
Sebelumnya sebagai tambahan informasi, Jubir Kemenkes RI, dr Syahril melalui konferensi persnya kemarin telah mengumumkan kepada masyarakat bahwa Indonesia sudah memiliki satu pasien yang dinyatakan terkonfirmasi positif cacar monyet.
Pasien tersebut adalah laki-laki berusia 27 tahun dan berasal dari DKI Jakarta, diketahui bahwa dirinya memiliki riwayat perjalanan luar negeri.
Kondisi pasien hingga saat ini mengalami gejala yang ringan dengan beberapa tanda yang muncul adalah pembengkakan kelenjar limfe, muncul ruam di daerah muka, kaki, telapak tangan, dan area genitalia.
Hingga saat ini pasien melakukan isolasi mandiri dan Dinkes DKI Jakarta sedang terus melakukan surveilans terhadap orang dengan kontak dekat.
Jubir Kemenkes RI, dr Syahril menyebutkan cacar monyet ini tidak terlalu berat dibandingkan Covid-19 dan termasuk dalam penyakit yang bisa sembuh sendiri selama masa inkubasinya 21-28 hari.
Menjadi perhatian adalah bagi pasien dengan infeksi tambahan, komorbid yang berat, autoimun, penyakit cacar monyet bisa menjadi sumber yang memberatkan kondisi-kondisi khusus ini.
"Mengingatkan ke seluruh masyarakat, agar selalu meningkatkan atau menjaga PHBS atau dan meningkatkan protokol kesehatan, nah protokol kesehatan bukan hanya untuk Covid-19 tetapi juga untuk seluruh penyakit menular, dengan protokol kesehatan yang kita lakukan akan mencegah penularan dari seseorang kepada kita, terutama monkeypox ini, karena utama sekali penularan monkeypox ini melalui kontak langsung kepada penderita," kata dr Syahril dalam menyampaikan langkah-langkah yang perlu dilakukan masyarakat.
Terkait dengan pelaksanaan vaksinasi, pemerintah Indonesia sedang memprosesnya bersama dengan BPOM untuk akan segera menyediakan sepuluh ribu dosis vaksinasi cacar monyet.
Sejauh ini, vaksin akan diberikan hanya kepada penderita cacar monyet yang sedang dalam inkubasi dan orang-orang yang kontak erat. (*)
Baca Juga: Seperti Ini Kondisi Infeksi Cacar Monyet yang Berujung Kematian