Sebenarnya, dalam saluran pernapasan manusia, terdapat mekanisme pertahanan terhadap udara yang dihirup dengan adanya saluran atas dan bawah. Permukaan jaringan paru yang luas juga memiliki pelindung terhadap partikel berbahaya.
Baca Juga : Rima Melati Jadi Penyintas Kanker Puluhan Tahun, Ternyata Buah Ini yang Jadi Andalan
Cara kerjanya, udara yang dihirup dilembapkan dan dihangatkan sesuai dengan suhu tubuh, kemudian partikel udara yang masuk dengan ukuran lebih besar dibersihkan dari saluran pernapasan melalui mekanisme bersin dan dahak.
“Tapi, pada paparan berulang dan lama, mekanisme perlindungan ini tidak cukup kuat, terutama untuk berhadapan dengan banyak substansi fisik dan kimia,” kata Zulkifli.
Lalu, apa yang terjadi pada tubuh manusia bila kelewat sering menghirup asap? Gejala umumnya adalah rasa berat di dada, batuk, sesak napas, mengi (napas berbunyi), kulit membiru, dan suara serak.
Bila manusia terpapar asap berat selama 12-48 jam, kadar oksigen dalam darah bisa berkurang. Yang lebih parah, paparan asap berat ini mengakibatkan daya lentur kembang-kempis paru berkurang. “Kondisi ini dapat mengakibatkan terbendungnya darah dalam paru,” ucapnya.
Pertolongan pertama bagi pasien tentunya memindahkan mereka ke tempat tanpa asap. Pasien yang mengalami koma harus diberi oksigen berkadar 100%.
Adapun pasien yang mengalami penurunan kesadaran sangat parah serta gangguan saraf harus menggunakan oksigen hiperbarik (alat berupa ruangan dengan tekanan oksigen tingkat tinggi).
Baca Juga : Sering Minum Obat Maag Bisa Sebabkan Penyakit Berbahaya Lain
Pemberian beberapa antibiotik untuk mencegah infeksi saluran pernapasan juga memungkinkan, tapi harus lewat pemeriksaan dokter. (*)
Source | : | WebMD,suara.com,tempo.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar