Hal lain yang bisa terjadi adalah terbentuknya gumpalan darah di permukaan plak yang juga mampu menyumbat pembuluh darah hingga aliran darah terputus.
Terjadinya penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah jantung disebut juga sebagai penyakit jantung koroner atau penyakit arteri koroner alias penyakit jantung iskemik yang merupakan nama lain aterosklerosis koroner.
Baca Juga: Jangan Suka Menunda Buka Puasa, Ini Risikonya Buat Kesehatan Tubuh
Nama-nama tersebut merujuk pada satu pengertian, yaitu kelebihan lemak yang menyebabkan pembuluh darah sekitar jantung secara bertahap menyempit dan mengeras, sehingga jantung kekurangan pasokan darah yang kaya oksigen.
Menurut ahli jantung Dr. dr. Muhammad Munawar, Sp.JP(K) dari RS.Jantung Binawaluya, Jakarta, penyempitan pada arteri koroner kiri (left main) merupakan kasus penyakit jantung koroner yang paling berbahaya.
“Bila pembuluh di bagian ini menyempit, maka hampir dua pertiga bagian jantung tidak mendapat oksigen sehingga pasokan darah ke jantung berkurang. Akibatnya bisa fatal, yaitu kematian,” jelas Munawar seperti dikutip dari Kompas Health.
Penyumbatan pembuluh darah yang menuju jantung (koroner), khususnya pada penyempitan pada pangkal pembuluh koroner kiri (left main) kini sudah bisa diatasi tanpa melakukan operasi, yakni dengan menggunakan stent salut obat dan balonisasi salut obat.
Ketika timbunan lemak (plak) dan zat-zat lain menumpuk dalam pembuluh darah sehingga menyempit, maka aliran darah menjadi terhambat.
Baca Juga: Penderita Diabetes Wajib Pantau Kakinya, Awas Risiko Diabetic Foot
Bila penyempitan terjadi pada left main, akibatnya akan fatal dibanding penyempitan pada derah lain karena hampir dua pertiga bagian jantung tidak akan mendapat oksigen dan nutrisi yang cukup sehingga darah ke jantung pun berkurang.
Source | : | nova.grid.id,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar