GridHEALTH.id – Seorang anak bernama Grayson Heinle, dari Jensen Beach, Florida, awalnya terlahir sehat dan tumbuh normal selama beberapa tahun pertama dalam hidupnya.
Akan tetapi, pada awal tahun lalu, tiba-tiba keadaan memburuk saat ibunya tidak bisa membangunkannya ketika ia tertidur di atas sofa.
Baca Juga: Bisa Meninggal Jika Dipeluk Atau Disentuh, Bocah 16 Tahun Ini Alami Penyakit Langka Mengerikan
Anak berusia empat tahun itu menjalani beberapa tes darah di kantor dokter anak sebelum dirujuk ke ahli alergi.
Tes lebih lanjut mengungkapkan ia memiliki jumlah sel darah putih yang abnormal dan pada Oktober ia didiagnosis penyakit yang sangat langka yang disebut Sindrom Hiper-Eosinofilik atau hypereosinophilic syndrome (HES).
Baca Juga: Berantas Stunting: Waspada, Di atas Usia Dua Tahun Anak Masih Berisiko Terkena Stunting
Kelainan darah tersebut hanya menyerang 60 orang di seluruh dunia, penyakit ini menyebabkan kerusakan organ yang parah dari waktu ke waktu.
Kulit dan otak Grayson sedang diserang, dan tidak ada obatnya.
"Saya hanya berharap itu adalah sesuatu yang bisa disembuhkan,” kata ibu Grayson, Ariel Wallace, dilansir dari Daily Mail pada Selasa (31/12/2019).
Hypereosinophilic syndrome (HES) adalah sekelompok kelainan darah langka yang terjadi ketika seseorang memiliki jumlah eosinofil yang sangat tinggi dalam darahnya.
Baca Juga: Perut Membesar Seperti Hamil, Wanita Ini Didiagnosis Penyakit Langka
Eosinofil adalah sel darah putih yang membantu melawan penyakit, biasanya infeksi parasit, reaksi alergi, atau kanker.
Menurut American Academy of Allergy, Asthma & Immunology, kebanyakan orang memiliki kurang dari 500 sel darah putih per mikroliter dalam darah mereka.
Baca Juga: Masa Kecil Sering Di-bully, Ini Kisah Kelam Rizky Febian yang Bisa Berdampak Hingga Dewasa
Namun, orang-orang yang menderita HES memiliki tiga kali lebih banyak sel-sel tersebut (paling sedikit 1.500 eosinofil per mikroliter) dalam darah mereka tanpa alasan yang dapat diketahui.
Eosinofil menyebar ke jaringan dan organ tubuh, termasuk kulit, jantung, paru-paru, dan sistem saraf sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan.
Bergantung pada bagian tubuh mana yang terpengaruh, penderita mungkin mengalami ruam kulit, batuk, napas pendek, kelelahan, atau kehilangan daya ingat.
Tingkat kelangsungan hidup telah meningkat selama 40 tahun terakhir, tetapi HES bisa berakibat fatal jika ada kerusakan organ yang luas.
Menurut MayoClinic, siapa saja bisa terkena HES tapi kelainan ini lebih sering terjadi pada pria, biasanya antara usia 20 hingga 50 tahun.
Tidak ada obat dan perawatan yang diketahui dapat mengurangi jumlah eosinofil dalam tubuh untuk mencegah kerusakan jaringan.
Baca Juga: 6 Manfaat Buah Nanas bagi Tubuh sebagai Buah Paling Sehat di Dunia
"Sering kali saya merasa seperti menunggu putra saya meninggal, seperti apa organ yang akan gagal berikutnya, atau sistem apa yang akan gagal berikutnya," kata Wallace.
Grayson akhir-akhir ini mengalami kejang, perubahan suasana hati, ruam, dan luka berdarah yang menyakitkan.
Ariel Wallace mengatakan, terkadang anaknya tampak baik-baik saja dan dia berpikir mungkin dokter salah dengan diagnosis mereka.
"Tapi kadang-kadang dia memiliki erupsi kulit (reaksi alergi pada kulit) dan dia mendapatkan luka-luka tanpa sebab di sekujur tubuhnya dan dia menangis, sengsara, menjerit, serta berdarah di mana-mana," kata Wallace.
Baca Juga: Teh Hijau, Minuman Sejuta Umat yang Khasiatnya Bikin Panjang Umur
Grayson dan ibunya akan melakukan perjalanan ke rumah sakit di Miami bulan depan untuk pengujian dan pengobatan lebih lanjut.(*)
#berantasstunting
Source | : | Mayo Clinic,dailymail.co.uk,aaaai.org |
Penulis | : | Deva Norita Putri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar