GridHEALTH.id - Buku teks dunia kedokteran dan kesehatan masyarakat secara global selama ini mencatat 37 derajat celcius sebagai suhu normal tubuh manusia.
Tetapi studi terbaru menyebutkan bahwa angka tersebut sesungguhnya sudah tak berlaku lagi karena perubahan fisiologis manusia sejak abad ke-19.
Studi yang dipublikasi dalam jurnal eLife melakukan pemeriksaan pada 35 ribu orang Inggris.
Hasilnya setelah 250 ribu kali pengukuran oral didapatkan suhu tubuh rata-rata 36,6 derajat celcius, alias lebih dingin dari sebelumnya.
Suhu tubuh normal menurun sekitar 0,03 derajat celcius atau 0,05 derajat fahrenheit per dekade kelahiran.
"Perbedaan yang teramati pada temperatur antara abad ke-19 dan sekarang adalah nyata dan perubahan selama itu memberikan petunjuk fisiologis penting pada perubahan kesehatan manusia dan harapan hidup sejak revolusi industri," tulis para peneliti seperti dikutip dari Medical News Today.
Baca Juga: Konsumsi Makanan yang Sama Tiap Hari Bisa Turunkan Berat Badan
Untuk menguji hipotesisnya, para ilmuwan dari Stanford University kembali menganalisis sejumlah data.
Pertama, mencakup data tahun 1862-1930 dari veteran tentara sekutu pada perang dunia. Data lain didapat dari riset kesehatan nasional Amerika Serikat antara tahun 1971-1975.
Baca Juga: Berantas Stunting: Ada Wacana, Anak Stunting Bakal Masuk Golongan Disabilitas
Data paling mutakhir diambil dari Stanford Translational Research Integrated Database Environment, yang diambil pada rentang 2007-2017 pada warga Amerika Serikat. Total ada 677.423 pengukuran suhu yang dilakukan.
Dr Julie Parsonnet, seorang profesor kedokteran di Stanford yang terlibat penelitian, menawarkan dua bukti bahwa penurunan itu bukan hanya akibat termometer versi lama yang kurang memadai.
Tapi pertama, karena penurunan suhu tubuh terlihat dalam set data yang lebih modern. Serta termometer yang digunakan mungkin lebih andal.
Kedua, orang yang lebih tua ditemukan memiliki suhu tubuh lebih tinggi daripada orang yang lebih muda dan diukur pada tahun yang sama. Itu berarti mengubah termometer saja tidak dapat menjelaskan efek penurunan suhu tubuh normal.
"Penjelasan yang paling mungkin dalam pandangan saya adalah bahwa, secara mikrobiologis, kita adalah manusia yang sangat berbeda dari sebelumnya," kata Parsonnet, dikutip dari New York Times, Senin (13/1/2020).
Baca Juga: Keluhan Kehamilan yang Perlu Diantisipasi Ibu Hamil di Trimester Satu
Personnet menambahkan bahwa orang-orang modern memiliki lebih sedikit infeksi, berkat vaksin dan antibiotik, sehingga sistem kekebalan tubuh kita kurang aktif dan jaringan tubuh kita kurang meradang.
Kalau hipotesis ini benar, suhu tubuh normal juga seharusnya turun di negara-negara lain di mana kesehatan masyarakat telah meningkat.
Meski begitu, Personnet mengatakan bahwa penurunan suhu tubuh normal akan ada batasnya dan tidak mungkin turun hingga nol derajat.
Baca Juga: Daun Ketumbar Segar Terbukti Bersihkan Pankreas, Lever dan Ginjal
Asal tahu saja, suhu tubuh manusia ditentukan oleh banyak faktor, antara lain aktivitas fisik dan laju metabolisme. Infeksi dan penyakit tertentu juga mempengaruhi perubahan suhu tubuh. (*)
#berantasstunting
Source | : | New York Times,Medical News Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar