GridHEALTH.id - Penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings Journal dari national Academy of Sciences and Biological Psychiatry, mengungkapkan bahwa menopause dan insomnia dapat meningkatkan risiko penuaan dan kematian bagi wanita.
Baca Juga: Penuaan Dini Pada Wanita, Ternyata Penyebabnya Dua Hal 'Sepele' Ini
"Para wanita yang kami teliti, mereka melaporkan gejala seperti susah tidur, bangun berulang kali di malam hari, dan selalu bangun terlalu pagi. Mereka cenderung akan menjadi lebih tua dari usianya," ujar Judith Carroll, asisten profesor University of California, seperti yang dikutip dari Boldsky (20/06/19).
Untuk studi pertama terkait menopause, para peneliti melakukan pemeriksa metilas biomarker kimia yang terkait dengan penuaan untuk menganalisis sampel DNA lebih dari 3100 wanita dari seluruh penjuru dunia.
Termasuk Women's Health Initative (WHI) program penelitian 15 tahun yang membahas penyebab paling umum dari kematian, kecacatan, dan kualitas hidup buruk pada wanita pascamenopause.
Mereka mengukur usia biologis dari sel-sel darah, air liur, dan di dalam pipi untuk mengeksplorasi hubungan atara usia kronologis setiap wanita dan usia biologis tubuhnya.
Para peneliti menemukan bahwa menopause mempercepat penuaan sel dengan rata-rata 6%.
Baca Juga: 5 Minyak Alami Ini Ampuh dan Sehat Untuk Merawat Kulit Sensitif
Dalam studi kedua penelitian melakukan riset pada tidur. Mereka menarik data lebih dari 2000 wanita di WHI menggunakan epigenetic clock dan menemukan hal tak diduga.
Yaitu bahwa wanita postmenopause dengan lima gejala insomnia hampir 2 tahun lebih tua dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki gangguan tidur.
Baca Juga: Mitos Bikin Kulit Kering Terpatahkan, Ternyata Ini Manfaat Mandi di Malam Hari
Memang, penuaan dini menjadi momok bagi sebagian besar wanita di dunia, termasuk para perempuan Indonesia.
Namun ada kabar yang cukup menggembirakan mengenai hal ini. Ternyata penuaan kulit pada orang Indonesia terjadi lebih lambat dibanding orang Eropa dan Amerika.
Lihat postingan ini di Instagram
Fakta ini disampaikan Dr. Abraham Arimuko, SpKK, MARS, FINSDV, FAADV, Ketua Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (Perdoski), seperti dikutip dari fimela.com;
Menurut hasil penelitian yang dilakukannya, ada tiga faktor yang menyebabkan secara genetik orang Indonesia mengalami penuaan lebih lama.
1. Lapisan kulit orang Indonesia lebih tebal
Faktor paling menonjol adalah bahwa lapisan kulit orang Asia, khususnya Indonesia cenderung lebih tebal. Membuatnya lebih tahan banting terhadap polutan penyebab penuaan. Sehingga tidak mudah munculnya kerut.
Munculnya penuaan di kulit orang Asia lebih ke arah flek atau kulit menjadi kusam terlebih dahulu. Kerutan biasanya terjadi belakangan.
Baca Juga: 5 Tanda Tubuh Kekurangan Lemak, Sulit Konsentrasi Hingga Sering Menggigil
Sementara, orang Eropa dan Amerika yang cenderung memiliki kulit putih justru akan mengalami kerutan terlebih dulu.
2. Pigmen warna lebih kaya, akibatnya kulit lebih tahan terhadap sinar matahari
Selain itu, orang kulit Asia lebih berwarna. Pigmen yang kaya meningkatkan kemampuan menangkal sinar UV yang merusak kulit. Biasanya orang dengan kulit yang lebih gelap akan lebih tahan banting terhadap sinar matahari.
Baca Juga: Banyak Pasien Terduga Kanker Enggan Dibiopsi, Padahal Ini Manfaatnya
3. Makanan yang dikonsumsi lebih segar dan variatif
Faktor pendukung berikutnya adalah pola makan. Orang Indonesia masih memiliki banyak variasi makanan segar yang baik untuk kesehatan kulit.
Sementara di Eropa dan Amerika didominasi oleh makanan olahan yang mempercepat terjadinya proses penuaan itu sendiri.
Baca Juga: Penyebab Kaki Bengkak, Dari yang Sepele Hingga Perlu Penanganan Dokter
Namun Arimuko mengingatkan, ketiga faktor dukungan di atas masih perlu dibarengi dengan tidur/istirahat yang cukup. Karena durasi tidur yang cukup akan membantu kulit melalui proses peremajaan secara maksimal. (*)
#berantasstunting
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar