GridHealth.id - Belakangan beredar curhatan seorang ODP Covid-19 yang tersebar di Whatsapp.
Curhatan tersebut berisi tentang keresahan seorang wanita berstatus ODP yang saat ini melakukan isolasi di Rumah Sakit (RS) darurat Wisma Atlet.
Baca Juga: Dari Cafe Hingga Pesta Pernikahan, Aparat Tak Main-Main Bubarkan Acara Kumpul-Kumpul
Awalnya, wanita tersebut mengaku heran dengan gejala-gejala yang dialami sang suami tidak menyerupai gejala Covid-19 pada umumnya, namun mendapati pembengkakkan gusi, disertai demam, sakit maag, dan bintik merah pada tubuh.
"Saya M usia 33 tahun, saat ini sedang di isolasi di wisma atlet bersama suami saya, W, 35 tahun. Status suami adalah PDP, bermula dari operasi gigi bungsu tgl 14 maret 2020." tulis wanita tersebut.
Baca Juga: Akibat Rumah Sakit Penuh, Tak Semua Korban Virus Corona Tertampung, Apa yang Harus Dilakukan Pasien?
"Gigi bengkak dan sakit. Disertai demam. Kemudian sakit maag dan keluar bintik merah, tidak ada batuk, pilek atau sesak napas sampai hari ini."
Padahal, ia menjelaskan bahwa suaminya tidak melakukan riwayat perjalan ke luar negeri maupun bertemu dengan orang dari Negara asing.
Baca Juga: Catat, Ini Hak Pasien Saat Pandemi Covid-19 yang Perlu Kita Ketahui
"Juga tidak ada riwayat ke LN selama 1 tahun belakangan ini. Tidak ada bertemu dengan orang dari LN selama 14 hari belakangan ini."
Keheranan tersebut semakin berlanjut ketika demam pada suaminya tak kunjung reda.
"Namun demam tidak kunjung turun, tgl 20 maret 2020, atas rujukan dokter IGD dilakukan test darah dan rontgen, di paru paru ada flek dan kami melakukan self isolation."
Tiga hari setelah lakukan isolasi diri, wanita itu mengaku bintik merah pada sang suami semakin banyak, sehingga membuatnya kembali ke RS dan melakukan ct scan.
Berdasarkan hasil ct scan menunjukkan crazy paving (corak menyerupai flek pada paru-paru), sehingga ia dirujuk ke RS rujukan Covid-19.
Alih-alih mendapat perawatan dengan cepat, wanita tersebut justru ditolak oleh pihak RS sebanyak dua kali.
Baca Juga: Tegal Terapkan Lokal Lockdown, WHO; Perlu Diikuti Intervensi Kesehatan yang Ketat
"Hasil ct scan menunjukan crazy paving, lalu dirujuk ke rumah sakit rujukan covid19 ditolak 2 kali, tidak ada RS yg mau menerima pasien dengan gejala viral (karena di curigai covid-19) kecuali kamu sudah swab dan negative."
Pada akhirnya bersama dengan suami, mereka di tempatkan ke RS darurat Wisma Atlet.
"Akhirnya kami disuruh ke wisma atlet. Saya dengan status ODP tanpa gejala. boleh pulang, namun saya memutuskan untuk ikut isolasi karena mempertimbangkan kondisi tempat tinggal yg padat penduduk. Demi menjaga keselamatan seluruh masyarakat disekitar kami."
Baca Juga: Nekat Jilati Kloset Duduk, Artis TikTok ini Terinfeksi Virus Corona
Pada titik ini, keresahan wanita tersebut muncul akibat mendengar pemberitaan yang menyudutkan pemerintah dan tenaga medis yang bertugas.
"Hari ini tanggal 26 maret 2020.. hari ke 4 kami di isolasi. Saya agak sedih mendengar pemberitaan diluar yg menyudutkan pemerintah dan semua staf dokter dan suster serta semua tenaga kerja di sini."
Sebab, menurutnya pemerintah telah membantu agar para pasien mendapatkan perawatan yang cukup baik.
Baca Juga: Rusia dan Amerika Serikat Berangsur Tarik Warganya, Tanda Indonesia Sudah Lampu Merah Virus Corona?
"Pemerintah sudah sangat membantu dengan mendirikan wisma atlet. Semua yg ada disini FREE.. yang masuk hari pertama seperti saya, pasti mengalami kondisi kacau balau.. menurut saya WAJAR. karena sebuah tempat yg pada dasarnya bukan instalasi kesehatan. Dibuat menjadi tempat isolasi. Tidak mudah dan gampang."
Bahkan, pelayanan yang diberikan tenaga medis juga sesuai dengan protokol penanganan pasien pada umumnya.
"Hari ke 3 sudah ada perkembangan yg signifikan. Selama disini kami dapat nasi kotak sehari 3 kali dan air minum. Dihari ke 3 dibagi termometer. Apabila demam diberi paracetamol dan vitamin C."
"Tapi diingatkan untuk bawa barang barang dan obat obatan pribadi yah. Karena disini adalah isolasi mandiri. Ini yg kurang disosialisaikan oleh pihak RS."
Meski sampai saat ini ia dan sang suami tidak diberi infus dan obat-obatan, tetapi ia menyadari bahwasannya pihak RS memang belum memiliki obatnya.
"Kami kesini dengan bayangan wisma atlet menyediakan infus dan obat. Padahal tidak ada. BUKAN TIDAK DIBAGI yah.. tapi memang belum masuk obat obatan. Tidak seperti yg di beritakan di luar bahwa pasien dibiarkan gak dikasi obat."
Baca Juga: Kaitan Kadar Gula Darah Tinggi dan Virus Corona, Mengapa Pasien Diabetes Rentan?
Ia juga menuliskan bahwa dirinya merasa sedih akan pemberitaan yang menyudutkan pemerintah.
"Saya sedih sekali mendengar pemberitaan yg dikit dikit menyudutkan pemerintah dan menjelek-jelekan. Dari pengalaman di sini saya melihat pemerintah sudah maksimal."
"Ada berita yg mengatakan 'pemerintah tidak siap menghadapi COVID-19' yah keles.. siapa juga yg siap?? Kita negara dengan penduduk terbanyak no 4 di dunia (kalau gak salah yah). Dan pada susah dibilangin."
"Pada saat saya anter suami saya keliling cari RS tgl 23 Maret. Saya berhenti untuk ke toilet di daerah cideng. Penuuh.. orang pada lagi ngopi-ngopi cantik ????"
Baca Juga: Hidrasi Sehat dan Jaga Jarak Fisik, Tekan Laju Pandemi Covid-19
Oleh karena itu, melalui curhatan ini, wanita itu ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak menyalahkan dan menghujat pemerintah maupun tenaga medis karena mereka sudah mengupayakan yang terbaik untuk pasien Covid-19.
"Intinya masyarakat Indonesia yg saya sayangi. STOP menjelek-jelekan pemerintah. Kasih bantuan yg berarti. Pemerintah sudah maksimal, kalau kitanya cuek gimana bisa?"
Tak hanya itu, wanita tersebut juga meminta kepada masyarakat untuk lakukan tindakan terbaik yg bisa dilakukan untuk kebaikan bersama, seperti menyumbang maupun mendukung program pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19.
"Kalau yg bisa menyumbang, tolong sumbang. Jangan numpuk masker, gloves, hand sanitizer di rumah. Kalau yg gak bisa nyumbang apa apa. TOLONG DIEM DIEM DI RUMAH. Jangan kemana-mana, covid19 ini nyata dan benar benar bisa kena ke kamu.. iya KAMU.."
Wanita itu juga menyerukan kepada masyarakat yang berada di luar RS untuk tidak menyudutkan pasien. Sebaliknya ia meminta agar pasien Covid-19 diberi dukungan agar kembali sehat.
"Keluarganya yg di luar, jangan ojok-ojok’in di telpon, tanya kapan swab, nyuruh keluar aja dll.. justru harusnya ditenangin disini.. kita tuh udah stress didalam sini.. gak perlu pressure dari luar.. saya mengalami pas masuk di sini tuh stress dan bingung, gak tau ngapain.."
Baca Juga: Pengakuan Pengusaha Properti Terkait Tes Covid-19 yang Dituding Pakai Fasilitas Pemerintah
Sebagai penutup, wanita itu menuliskan rasa terima kasihnya kepada pemerintah juga tenaga medis yang sudah bekerja keras dalam menangani kasus Covid-19.
"Terakhir saya cuma mau bilang. Terima kasih kepada bapak Presiden Jokowi dan semua jajaran pemerintah, dokter dan suster, tidak lupa para aparat TNI dan POLRI yg berjaga di pintu masuk, yang sudah menenangkan saya pas saya nangis nangis sesenggukan kemaren, well for your information, Indonesia gak kalah keren kok dari luar negri"
Baca Juga: Fakta Berkumur Dengan Air Garam Atau Cuka Bisa Menyembuhkan Covid-19?
Meski tidak diketahui akan kebenaran dari pesan yang beredar ini, tetapi kita bisa mengambil sisi postif dari tulisan tersebut, bahwa dengan mendukung pemerintah juga tenaga medis, dan mengikuti protokol yang diterapkan, maka besar kemungkinan angka kasus Covid-19 menjadi menurun dan Indonesia dapat kembali pulih seperti sedia kala.(*)
Baca Juga: Studi di London: Indonesia Hanya Laporkan 2% Kasus Positif Virus Corona, Benarkah?
#berantasstunting #HadapiCorona
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar