Baca Juga: Virus Corona Memang Bukan Main, Selain Menginfeksi Paru-paru, Ginjal dan Hati Juga Diserang
Lalu Siti Fadilah Supari membuat resolusi yang didukung oleh 128 negara.
Diakuinya saat itu dirinya menghadapi negara adidaya yang selama ini membiayai WHO dan membuat sistem yang tidak adil.
Resolusi Indonesia, di bawah kepemimpinannya berhasil disetujui di dunia pada 2011.
Menurut pengakuan Siti Fadilah Supari, dirinya tidak hanya menduga-duga tentang kongkalingkong WHO dengan perusahaan-perusahaan farmasi.
“Saya melihat buktinya ketika parlemen Uni Eropa menggerebek WHO saat itu,” paparnya.
Prihal flu babi, pada pertengahan 2008, “Saya tahu virus H1N1 Puerto Rico, yang kemudian disebut flu babi, itu berada di CDC (Centre for Disease Control and Prevention) Atlanta. Saya tahu dan berkomunikasi dengan pejabatnya di sana,” beber Siti Fadilah Supari.
Baca Juga: Agar Anak Semangat Puasa, Sajikan Menu Buka Puasa yang Lezat dan Sehat
Tapi, lanjutnya, sewaktu WHO mengembalikan virus H5N1 yang diminta, ternyata ada yang tercampur dengan H1N1.
Nah, ketika pandemi flu babi merebak, “Saya meneriakkan bahwa virus itu berasal dari laboratorium besar dan bukan berasal dari binatang seperti yang dikatakan WHO.”
Teriakan Siti Fadilah Supari disambut para ahli dari Kanada dan Eropa. Akhirnya, status pandemi itu berhenti.
Jadi hanya Meksiko yang hancur ekonominya.
Source | : | alinea.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar