Keputusan ini diambil pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19.
Namun demikian, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyesalkan keputusan pemerintah membuka sekolah melalui surat keputusan bersama 4 menteri (SKB) terkait pelaksanaan pembelajaran di di zona kuning dan hijau.
Ketua IDAI, Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K) mengatakan pihaknya sempat diundang ke DPR dan sepakat agar sekolah tak dibuka dulu selama pandemi Covid-19 agar mengurangi risiko anak terjangkit virus corona.
Tetapi Aman menuturkan kesepakatan IDAI dan DPR tidak didengar pemerintah dalam mengambil keputusan. Padahal, Aman menuturkan pihaknya melihat banyak risiko penularan dan jumlah kasus virus corona yang menjangkiti anak.
"Saya diundang ke DPR, semua sepakat sekolah jangan dibuka dulu. Tapi apa suara DPR tidak didengar lagi sekarang? sekolah tetap dibuka. Kami nggak pernah ditanya baik di daerah maupun di mana mana. Sekarang silakan tanya ke seluruh ketua IDAI provinsi, berapa anak yang terpapar setelah sekolah dibuka," kata Aman dalam diskusi webinar menolak pembukaan sekolah tatap muka, Senin (17/08/2020).
"Kami kan tahu siapa (anak) yang meninggal dan bagaimana, tapi tidak ditanya. Entah siapa yang mengizinkan buka sekolah. Apakah yang mau sekolah, ini paham kasus ini bisa kejadian sama keluarga mereka, belum lagi anak-anak bisa menularkan kepada oma-opanya yang ada di rumah," imbuh Aman.
Baca Juga: Ferdinand Demokrat Sebar Hoaks Zona Hitam di Jakarta, Ini Kata Cawagub DKI Riza Patria
Baca Juga: Terbukti Bisa Melangsingkan Badan, Simpan Stok Jahe di Rumah
Aman menegaskan pihaknya tak sepakat pembukaan sekolah bedasarkan zonasi kasus virus corona. Menurutnya, meski zona hijau dan kuning, tak menutup kemungkinan adanya penularan virus.
Source | : | Kompas.com,idai.or.id,Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar