"Sangat mengejutkan bahwa warisan genetik dari Neanderthal memiliki konsekuensi yang sangat parah dalam masa pandemi saat ini," kata rekan penulis Svante Paabo, direktur departemen genetika di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi.
Seperti diberitakan AFP, Kamis (1/10/2020), penelitian terbaru oleh Covid-19 Host Genetics Iitiative mengungkap bahwa varian genetik di wilayah tertentu kromosom 3, yakni salah satu dari 23 kromosom dalam genom manusia dikaitkan dengan bentuk penyakit yang lebih parah.
Wilayah kromosom 3 tersebut diketahui menyimpan kode genetik dari Neanderthal.
Oleh sebab itu, Paabo dan rekan penuli Hugo Zeberg memutuskan mencari kaitan varian genetik tersebut dengan Covid-19.
Tim Paabo menemukan, Neanderthal dari Eropa selatan membawa segmen genetik yang hampir identik, mencakup sekitar 50.000 pasangan basa atau bahan penyusun utama DNA.
Menariknya, dua Neanderthal yang ditemukan di Siberia selatan bersama dengan spesies manusia purba lainnya yang juga berkeliaran di Eurasia, Denisovan, tidak membawa potongan petunjuk tersebut.
Para peneliti menyimpulkan, manusia modern dan Neanderthal mungkin mewarisi fragmen gen dari nenek moyang yang sama sekitar setengah juta tahun lalu, tapi jauh lebih mungkin untuk memasukan kumpulan gen Homo sapiens melalui kawing silang.
Baca Juga: Keunggulan Tes Saliva Dikembangkan Jepang, Lebih Akurat Deteksi Pasien Covid-19 Tanpa Gejala
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar