GridHEALTH.id - Pemerintah Indonesia lewat Bio Farma diketahui tengah mengembangkan vaksin virus corona (Covid-19) yang didatangkan langsung dari perusahaan China, Sinovac Biotech.
Rencananya vaksinasi Covid-19 ini mulai dilakukan pada bulan November 2020 mendatang.
Lantas bisakah vaksin Covid-19 diberikan secara gratis, secara ketersediaan vaksin masih sangat terbatas?.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Corporate Secretary PT. Bio Farma Bambang Heriyanto menyebut ada kemungkinan jika vaksin ini diberikan tanpa biaya.
"Kalau nanti vaksinnya gratis, ini nanti enggak usah ditanya harganya," kata Bambang dalam dialog publik dibkanal Youtube BNPB, Senin (19/10/2020).
Baca Juga: Demi Penampilan Fisik Seorang Artis Pria Usia 17 Gunakan Sabu, Supaya Kurus!
Baca Juga: Hasil Rapat Terbatas di Istana Prihal Covid-19, 19 Oktober 2020, Menkes Terawan Bikin Kaget Media
Bambang kemudian mengatakan pihaknya tak ingin memberatkan pemerintah soal vaksin Sinovac ini.
Namun, untuk kisaran harga, Bambang berujar vaksin Sinovac berada di angka Rp200 ribu.
"Itu yang vaksin datang dari Sinovac, kemudian dilakukan proses produksi di Bio Farma. Itu masih kurang lebih ya (Rp200 ribu), mudah-mudahan bisa lebih murah lagi," kata Bambang.
Di kesempatan yang sama, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjawab tak jauh berbeda. Pemerintah, dikatakan Wiku, tak ingin memberatkan masyarakat.
"Sebagai satu bangsa, kita harus gotong royong. Nanti pemerintah akan memikirkan bagaimana skema pembiayaannya, apakah dari pemerintah, masyarakat, atau campuran," kata Wiku.
"Tapi yang jelas, prinsipnya kita ingin memberikan perlindungan yang terbaik untuk masyarakat, dan itu salah satunya melalui vaksinasi ini," katanya.
Baca Juga: Mengejan Terlalu Kencang saat Buang Air Besar, Bahayakah bagi Ibu Hamil?
Lebih dari itu, Wiku menekankan bagaimana pentingnya tetap menjaga protokol kesehatan meski vaksin Covid-19 akan datang.
"Jadi jangan cuma melihat vaksin sebagai satu-satunya jalan keluar. Pemerintah sudah lama mengajak masyarakat untuk memerangi Covid-19 dengan melakukan perubahan perilaku.
Khususnya menjalankan protokol kesehatan 3M tersebut, sehingga melindungi secara keseluruhan masyarakat. Semakin banyak masyarakat yang melakukan itu, maka semakin baik, sembari kita menunggu vaksinnya ada," pungkas Wiku.
Sebelumnya, terkait harga vaksin sebenarnya sudah disampaikan oleh pimpinan Bio Farma.
Baca Juga: Telat Haid Sering Dialami Para Wanita, Berapa Lama yang Normal?
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir memastikan harga untuk vaksin Covid-19 berada di kisaran harga Rp200 ribu.
Hal tersebut disampaikan Honesti Basyir, menanggapi pemberitaan yang menyatakan bahwa Sinovac akan dijual dengan harga USD1.96 per dosis atau sekitar 500ribu per orang.
"Mengenai harga USD1.96 per dosis pun tidak tepat. Sebab biaya pengiriman tiap dosisnya pun sekitar $2. Atas berita ini, Sinovac tengah menelusuri asal informasinya.
Intinya, Bio Farma berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menghadirkan vaksin Covid-19 dengan harga yang terjangkau untuk memberi perlindungan bagi penduduk Indonesia”, ujar Honesti diketerangannya, Selasa (12/10/2020).
Honesti menyampaikan bahwa dalam penentuan harga vaksin Covid-19, ada beberapa faktor yang menentukan harga vaksin.
Contohnya adalah tergantung pada investasi pada studi klinis fase 3 terutama dalam uji efikasi dalam skala besar.
Dilansir dari NHS, uji klinis fase tiga sendiri merupakan fase dimana produk vaksin sudah boleh diproduksi tapi masih belum bisa dipasarkan.
Di fase tiga juga produk vaksin yang diteliti akan diuji stastistik bersama dengan plasebo atau 'obat kosong'.
Baca Juga: Minum Kopi Ada Tekniknya, Supaya Lebih Sehat dan Berkhasiat Bagi Tubuh
Dimana beberapa orang secara acak (random) akan dipilih sebagai subjek penelitian.
Setengah dari orang-orang tersebut diberi produk vaksin atau obat yang benar-benar mengandung zat obat, sementara setengahnya lagi diberi obat kosong.
Percobaan ini akan membantu peneliti mengetahui apakah obat tersebut benar-benar efektif atau hanya sugesti pasien yang merasa lebih baik karena tahu mereka telah mengonsumsi produk obat tersebut.
Apabila lolos uji fase tiga (dinyatakan efektif dan aman) maka vaksin tersebut boleh didaftarkan ke badan pengawasan dan boleh dijual di pasaran.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | tribunnews,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar