GridHEALTH.id - Pil KB dianggap sebagai metode kontrasepsi yang aman dan efektif untuk mencegah kehamilan.
Keefektivannya mencapai 99% bila kita mengonsumsinya dengan cara yang benar, dan jika tidak, kemungkinan hamil naik hingga 9%.
Pil KB terdiri dari dua jenis, yaitu pil kombinasi dan pil mini. Pil kombinasi mengandung dua hormon, estrogen dan progestin dan pil mini hanya mengandung hormon progestin. Kedua pil kontrasepsi oral ini memiliki tingkat kegagalan 9%.
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa pil kontrasepsi oral tidak hanya mencegah kehamilan tetapi juga menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium serta melindungi terhadap penyakit radang panggul akut dan kehamilan ektopik.
Meskipun pil efektif, kehilangan dosis harian bisa meningkatkan kemungkinan hamil. Selain itu ada penyebab lain di balik kegagalan penggunaan pil KB yang dapat meningkatkan peluang kehamilan. Berikut 7 'kesalahan' yang bisa membuat pil KB gagal;
1. Tidak meminumnya di waktu yang sama
Jika kita tidak meminum pil pada waktu yang sama setiap hari, itu meningkatkan risiko hamil.
Baca Juga: Memilih Kontrasepsi yang Tepat di Saat Masih Pandemi Virus Corona
Baca Juga: Susu Gandum, Alternatif Baru Bagi yang Alami Intoleransi Laktosa
Ini berarti kita harus meminum pil KB pada waktu yang sama setiap hari agar efektif. Pil kontrasepsi oral dirancang untuk menjaga tingkat hormon dalam tubuh, jadi jika kita melewatkan satu dosis, hal itu menyebabkan penurunan kadar hormon dan memperbesar peluang kehamilan.
2. Tidak paham dengan siklus haid diri sendiri
Pil KB efektif jika kita paham dengan dengan siklus menstruasi. Misalnya, jika menstruasi baru saja berakhir dan kita meminum pil maka ovulasi akan berhenti, dan jika sedang menstruasi dan mulai minum pil,, kita berisiko hamil.
Dalam hal ini, kita harus menggunakan metode kontrasepsi cadangan seperti kondom setidaknya selama tujuh hari.
Lihat postingan ini di Instagram
3. Penyimpanan yang tidak tepat
Pil KB harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering karena suhu panas yang ekstrem dapat mengurangi efektivitas kontrasepsi. Pil kontrasepsi sebaiknya disimpan pada suhu ruangan 25 derajat Celcius
4. Diare dan muntah
Jika menderita diare dan muntah terus-menerus dan tetap meminum pil kontrasepsi dalam waktu dua jam setelah jatuh sakit, pil tersebut tidak akan diserap oleh tubuh. Diare mengganggu penyerapan dan menurunkan efektivitas pil KB.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Sakit Perut dengan Gejala Berikut, Segera ke Dokter
Baca Juga: Siapa Saja yang Berisiko Terinfeksi Virus Hepatitis C? Ini Kata Dokter
5. Asupan herbal dan obat-obat lain
Jika mengonsumsi suplemen St. John's Wort dan pil KB secara bersamaan, ini dapat mengurangi efektivitas pil.
Konsultasikan dengan dokter jika sedang mengonsumsi ramuan ini dan menggunakan metode kontrasepsi cadangan untuk menghindari kehamilan.
Obat lain juga dapat mempengaruhi kemanjuran pil KB, ini termasuk obat epilepsi, obat HIV, penstabil mood dan rifampisin, obat antibiotik.
6. Mengonsumsi alkohol
Minum alkohol secara berlebihan juga dapat mengganggu keefektifan pil KB. Dan juga, di bawah pengaruh alkohol, wanita mungkin melewatkan dosis harian mereka.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan kadar hormon dan meningkatkan risiko kehamilan.
7. Teh detoks dan pencahar
Teh detoks dan obat pencahar mengeluarkan racun dan air dari tubuh. Jadi, jika kita sedang mengonsumsi obat pencahar atau minum teh detoks, hal itu dapat memengaruhi efektivitas pil KB.
Tubuh tidak dapat menyerap pil dan ini akan menurunkan perlindungannya terhadap kehamilan.
Baca Juga: Rutin Memotong Kuku Bayi Hindari Si Kecil dari Penyakit, Ini Caranya
Baca Juga: Rutin Minum Larutan Air Garam Ternyata Punya Manfaat Untuk Kesehatan
Kesimpulannya, jika memilih pil KB, bicarakan dengan dokter sebelum meminumnya karena dia akan memandu kita tentang cara meminumnya dan jenis pil apa yang tepat untuk kita, serta bagaimana 'memperlakukan' pil KB tersebut agar efektivitasnya terasa. (*)
#bijakGGL #berantasstunting #hadapicorona
Source | : | parents.com,BKKBN,Journal of Obstetrics & Gynecology,British Journal of Obstetrics and Gynaecology |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar