GridHEALTH.id - Penanggulangan pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia belum juga menunjukan progres yang signifikan.
Terlepas dari tingkat kesembuhan yang ada, angka kematian akibat Covid-19 di beberapa wilayah Indonesia justru belakangan ini kian meningkat.
Bahkan yang terbaru sempat mencapai rekor tertinggi yaitu 171 kematian pada Rabu (9/12/2020).
Kinerja Satgas Penanggulangan Covid-19 pun kembali di sorot banyak pihak, salah satunya oleh akar epidemiologi Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani.
Menurutnya masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang dimiliki pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Hal tersebut diutarakan Laura seperti dilansir dari Kompas.com, (10/12/2020).
Baca Juga: 5 Makanan Sehat yang Tak Boleh Terlewatkan Saat Hamil, Calon Ibu Wajib Konsumsi
Baca Juga: Ibu Harus Bedakan Intoleransi Laktosa dengan Alergi Susu Sapi, Ini Kata Ahli
Laura mengatakan kapasitas testing Covid-19 yang dilakukan pemerintah dalam menjaring kasus positif di masyarakat selama ini dinilai masih kurang.
"Jadi mungkin ini menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah untuk lebih bisa meningkatkan kapasitas testing sehingga jangkauan orang yang dites semakin luas dan bisa segera menjaring kasus positif segera melakukan isolasi dan tidak menjadi sumber penularan," kata Laura.
Ia menjelaskan, berdasarkan prediksi Oxford University, kasus harian positif di Indonesia kemungkinan tujuh kali lipat dari sebelumnya atau rata-rata 44.000 kasus per hari.
Baca Juga: Orang Dengan Komorbid Tak Boleh Sembarangan Diberi Vaksin, Begitu Juga Dengan Ibu Hamil
Laura berpendapat, hal ini bisa terjadi karena kapasitas pemeriksaan atau testing Covid-19 Indonesia yang dinilai belum maksimal.
"Karena memang kapasitas pemeriksaan kita masih dengan angka positivity rate di atas 10 persen. Per tanggal 9 Desember 2020, orang yang dites adalah 30.154 dengan angka positivity rate 19,85 persen," papar dia.
Baca Juga: Haid di Usia Remaja Mengapa Bisa Datang Lebih Cepat? Ini Alasannya
Padahal, kata dia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan angka positivity rate kurang dari 5 %.
Laura khawatir, semakin banyak orang yang terpapar bisa berisiko meningkatkan jumlah kematian.
"Ini juga bisa meningkatkan beban dari tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan," ujar dia.
Baca Juga: Batas Aman Konsusmsi Garam Agar Tidak Menyebabkan Hipertensi, Penyakit 'Silent Killer'
Oleh karena itu, ia berharap pemerintah memperbanyak testing di masyarakat.
Sementara itu, Berdasarkan data terbaru covid19.go.id per Kamis (10/12/2020) kasus virus corona di Indonesia kembali bertambah sebanyak 6.033 kasus.
Jumlah ini merupakan hasil tracing melalui pemeriksaan sebanyak 31.984 spesimen yang dilakukan dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).
Sehingga total kasus corona di Indonesia mencapai angka 598.933.
Dari jumlah tersebut diketahui total pasien yang meninggal dunia menjadi 18.336 orang, 491.975 orang sembuh, dan sisanya masih harus mendapatkan perawatan.(*)
Baca Juga: Ada 80 Persen Pasien Melaporkan Sakit Mata sebagai Gejala Baru Covid-19
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,covid19.go.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar