GridHEALTH.id- Kelembapan yang menumpuk di dalam masker dapat membantu tubuh memerangi penyakit pernapasan seperti Covid-19, selain melindungi pemakainya dari tetesan dan partikel virus, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional (NIH) AS.
Studi tersebut juga mengatakan bahwa kelembapan di dalam masker telah dikaitkan dengan hasil penyakit yang tidak terlalu parah.
Para peneliti dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) NIH menemukan bahwa masker secara substansial meningkatkan kelembapan di udara yang dihirup oleh pemakai masker, yang membantu sistem kekebalan dengan menghidrasi saluran pernapasan dan menghasilkan protein khusus yang disebut interferon yang berfungsi memerangi virus.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Biophysical Journal, tingkat kelembapan yang tinggi di udara yang diilhami mendorong pembersihan mukosiliar (MCC), salah satu mekanisme pertahanan alami paru-paru di mana tubuh membersihkan sendiri saluran udara, dan dengan demikian membatasi penyebaran virus ke paru-paru.
Secara sederhana, semakin banyak kelembapan, semakin banyak lendir yang dikeluarkan tubuh kita ke saluran udara bagian atas.
Baca Juga: Daya Tular dan Varian Baru Virus Corona Semakin Besar, Betulkah Lebih Aman Pakai Dua Masker?
Baca Juga: Kementerian Sosial Hentikan Santunan Ahli Waris Korban Meninggal Covid-19
Baca Juga: Gawat, Varian Virus Corona Baru di Finlandia Tak Terbaca Oleh PCR!
Lendir ini menjebak patogen berbahaya yang kita hirup dan kemudian dibawa ke faring, di mana ia ditelan untuk akhirnya dibunuh oleh asam lambung di perut.
Studi ini menguji empat masker yang umum digunakan yaitu N95 (masker bedah sekali pakai tiga lapis), masker katun poliester dua lapis, dan masker katun tebal, dan menemukan bahwa semuanya meningkatkan kelembapan di udara yang dihirup. Masker kapas menghasilkan tingkat kelembapan tertinggi.
Lihat postingan ini di Instagram
Adriaan Bax, penulis utama studi dan penyelidik terkemuka NIH, menyatakan bahwa temuan mereka sesuai dengan penurunan keparahan Covid-19 yang diamati pada pemakai masker.
“Kami menemukan bahwa masker wajah sangat meningkatkan kelembapan di udara yang dihirup, dan hasilnya menghidrasi saluran pernapasan.
Gambaran ini menghasilkan temuan terdokumentasi yang menghubungkan tingkat risiko terpapar penyakit Covid-19 yang lebih rendah dengan penggunaan masker,” kata Bax kepada NIH.
“Tingkat kelembapan yang tinggi telah terbukti mengurangi keparahan flu, dan itu mungkin berlaku untuk tingkat keparahan Covid-19 melalui mekanisme yang sama,” lanjut Bax seraya menambahkan bahwa memakai masker menimbulkan kelembapan dari dengusan napas sendiri.
Tetapi justru kita mendapat manfaat dari penggunaan masker meskipun mereka tidak tahu bahwa kelembapan itu yang menolong menghalau virus.
Baca Juga: Diet Rendah Karbohidrat Paling Tepat Untuk Mengatasi Diabetes
Baca Juga: 'Donor Super' Pada Terapi Plasma Bisa Menjadi Kunci Melawan Varian Covid-19, Kata Ahli
“Tingkat kelembapan yang meningkat karena dengusan napas adalah sesuatu yang mungkin dirasakan sebagian besar pemakai masker tanpa bisa mengenali, dan tanpa menyadari bahwa kelembapan ini sebenarnya baik untuk mereka,” kata Bax.
Studi ini juga menemukan bahwa tingkat kelembapan yang rendah mengganggu respons MCC dan interferon dan mereka menyarankan bahwa ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa orang lebih mungkin menderita infeksi pernapasan pada suhu yang lebih rendah.
Masker wajah telah menjadi bahan diskusi sejak pandemi global virus coronadimulai, dengan banyak penelitian yang berfokus pada kemanjurannya.
Menggandakan masker juga telah menjadi subyek perdebatan, apakah teknik ini menawarkan perlindungan yang lebih baik.
Baca Juga: Siklus Menstruasi Dapat Mempengaruhi Tingkat Kolesterol, Studi
Baca Juga: Penyandang Diabetes Waspada, Kadar Gula Darah Tinggi Munculkan Halusinasi
Para peneliti juga telah memeriksa risiko yang terkait dengan penggunaan kembali masker bedah sekali pakai. Namun, yang jelas disetujui oleh komunitas sains dan ahli kesehatan adalah bahwa masker harus diganti atau dibersihkan secara teratur. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Reuters,National Institute of Health,Biophysical Journal |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar