"Orang puasa, kalau tidurnya saja (pasif) sudah dinilai ibadah, maka amal ibadahnya (aktif) pahalanya jauh lebih banyak, lebih besar. Perlu dikejar," pungkas dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh dosen Aqidah dan Filsafat Islam IAIN Surakarta, Dr Syamsul Bakri.
"Tidur tidak membatalkan puasa, pun begitu tidur juga tidak mengurangi pahala puasa," kata Syamsul saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/4/2021).
Baca Juga: 6 Manfaat Cincau Hitam untuk Kesehatan, Sayang Jika Dilewatkan Sebagai Menu Buka Puasa
Syamsul bahkan menyebut, tidur lebih baik daripada tidak tidur tetapi melakukan perbuatan-perbuatan yang justru mengurangi kualitas puasa, seperti ghibah.
Namun, bukan berarti saat puasa dianjurkan untuk tidur. "Tidur sendiri sering dikatakan sebagai perbuatan yang baik ketika puasa bahkan disebut sebagai sunah, tetapi bukan berarti itu anjuran untuk sering tidur, tentu bekerja atau beraktivitas akan lebih baik dari tidur, pemahamannya begitu," kata dia.
Saat ditanyakan lebih detail terkait dengan tidur sepanjang hari saat bulan Ramadan, menurutnya, tidak ada dalil yang menunjukkan kebaikan atau keburukan mengenai tidur sepanjang hari tersebut.
"Sehingga yang penting itu kondisional saja, kalau seharian libur tidak ada pekerjaan apa pun, nyantai, ya enggak masalah tidur seharian. Jadi tidur seharian tidak menambah kualitas pun juga tidak mengurangi kualitas puasa," pungkasnya.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,Clevelandclinicabudhabi.ae |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar