GridHEALTH.id - Bulan Ramadan selain menjadi penuh berkah, menjadi bulan yang dinantikan umat Islam setiap tahunnya.
Pasalnya, pada bulan suci ini seluruh amalan yang dilakukan mendapatkan pahala berlipat ganda.
Namun banyak orang yang menghabiskan bulan penuh berkah tersebut dengan tidur-tiduran semata.
Tidur yang cukup memang penting untuk menjaga kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan umum kita sehari-hari untuk berfungsi dengan baik sepanjang hari.
Baca Juga: 4 Makanan yang Harus di Jauhi Saat Sahur Selama Puasa Ramadan 2021
Apalagi selama bulan Ramadan, jadwal tidur normal kita dapat terganggu oleh pertemuan dan aktivitas sosial, yang seringkali dapat berjalan hingga larut malam (mengubah kebiasaan tidur dan makan kita).
Hal ini dapat mengganggu jam biologis kita dan memengaruhi kesehatan kita secara umum dalam beberapa cara.
Melansir dari clevelandclinicabudhabi.ae dalam artikel 'The common effects of lack of sleep and how to prevent them', beberapa efek kurang tidur yang paling umum yang sering terjadi bisa mengakibatkan berikut ini.
1. Sakit kepala dan perubahan suasana hati
Lihat postingan ini di Instagram
Tubuh kita mempertahankan ritme sirkadian (jam internal 24 jam yang memainkan peran penting saat kita tertidur dan bangun).
Setiap perubahan dalam pola tidur kita dapat mengganggu ritme ini, seringkali mengakibatkan perubahan suasana hati dan pemarah, dan bagi beberapa orang, membuat mereka lebih rentan terhadap sakit kepala dan migrain.
2. Berdampak pada fungsi kognitif
Istirahat yang cukup membantu kita untuk berpikir jernih, menyimpan dan mengingat informasi, dan membantu pengambilan keputusan kita.
Ketika kita tidak cukup tidur, menjadi lebih sulit untuk berkonsentrasi dan memberikan perhatian penuh, waktu reaksi kita melambat, dan bahkan kemampuan kreatif dan pemecahan masalah kita dapat terpengaruh.
3. Berat badan naik
Baca Juga: Ganti Air Es Dengan Air Hangat Saat Buka Puasa, Ini 6 Keuntungannya Bagi Kesehatan Tubuh
Pimpinan Program Cleveland Clinic Abu Dhabi untuk Kesejahteraan Pengasuh, Dr. Muneer Alobeidli, berkata, “Kurang tidur menyebabkan perubahan pada hormon yang mengontrol nafsu makan dan rasa lapar.
Selain rasa lapar, kurang tidur dapat memengaruhi pengambilan keputusan kita tentang apa yang akan dimakan, sering kali menyebabkan keinginan untuk mengidam makanan cepat saji berlemak, bergula, dan membuat berat badan lebih mungkin naik.”
Karena itulah tidur sering dijadikan alasan untuk menghabiskan waktu berpuasa sepanjang hari.
Kondisi tubuh yang terasa lemas saat berpuasa seringkali dijadikan alasan untuk tidur, usai makan sahur atau setelah shalat Subuh hingga jelang berbuka.
Lantas, apakah tidur sepanjang hari dapat membatalkan orang yang puasa?
Pakar Usul Fiqh Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Mulyono Jamal menjelaskan, tidur saat bulan Ramadhan baik sebentar atau sepanjang hari, tidak membatalkan puasa.
Baca Juga: Penderita Maag Tetap Boleh Jalani Puasa, Tapi Harus Lakukan Ini
Namun demikian, apabila sampai meninggalkan shalat dan kewajiban lainnya, maka termasuk perbuatan dosa.
"Tidurnya itu sendiri sebenarnya tidak membatalkan puasa. Jam-jam puasa yang yang merupakan kesempatan baik untuk mendapatkan pahala besar, tapi disia-siakan ya rugi besar-lah," kata Jamal saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/4/2021).
Oleh karena itu, tutur Jamal, perlu lebih diluruskan lagi perkara tidur saat bulan Ramadhan ini.
"Orang puasa, kalau tidurnya saja (pasif) sudah dinilai ibadah, maka amal ibadahnya (aktif) pahalanya jauh lebih banyak, lebih besar. Perlu dikejar," pungkas dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh dosen Aqidah dan Filsafat Islam IAIN Surakarta, Dr Syamsul Bakri.
"Tidur tidak membatalkan puasa, pun begitu tidur juga tidak mengurangi pahala puasa," kata Syamsul saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/4/2021).
Baca Juga: 6 Manfaat Cincau Hitam untuk Kesehatan, Sayang Jika Dilewatkan Sebagai Menu Buka Puasa
Syamsul bahkan menyebut, tidur lebih baik daripada tidak tidur tetapi melakukan perbuatan-perbuatan yang justru mengurangi kualitas puasa, seperti ghibah.
Namun, bukan berarti saat puasa dianjurkan untuk tidur. "Tidur sendiri sering dikatakan sebagai perbuatan yang baik ketika puasa bahkan disebut sebagai sunah, tetapi bukan berarti itu anjuran untuk sering tidur, tentu bekerja atau beraktivitas akan lebih baik dari tidur, pemahamannya begitu," kata dia.
Saat ditanyakan lebih detail terkait dengan tidur sepanjang hari saat bulan Ramadan, menurutnya, tidak ada dalil yang menunjukkan kebaikan atau keburukan mengenai tidur sepanjang hari tersebut.
"Sehingga yang penting itu kondisional saja, kalau seharian libur tidak ada pekerjaan apa pun, nyantai, ya enggak masalah tidur seharian. Jadi tidur seharian tidak menambah kualitas pun juga tidak mengurangi kualitas puasa," pungkasnya.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,Clevelandclinicabudhabi.ae |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar