GridHEALTH.id - Meningitis ialah penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada selaput pelindung di sekitar saraf tulang belakang, bahkan, Meningitis dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur.
Biasanya meningitis menyerang orang dewasa, namun, belakangan, meningitis juga dapat menyerang bayi dan anak-anak, lantas, apa saja ya penyebab dan gejala meningitis pada bayi dan anak? Serta bagaimana cara mengatasinya?
Berikut tanya-jawab seputar meningitis pada anak yang dijawab langsung oleh Dr.dr. Dwi Putro Widodo, Sp.A (K), M.Med (Clin Neurosci), Dokter Spesialis Anak Konsultan Saraf Anak - RS Pondok Indah – Pondok Indah
1. Apa saja penyebab penyakit meningitis bayi dan anak-anak?
Penyebab peradangan pada selaput otak (meningitis) dapat terjadi karena virus, bakteri, mikroorganisme lain.
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah meningitis bakterial, meningitis tuberkulosa, dan meningitis virus.
Baca Juga: Diteliti, Jamur Pembunuh Penyebab Meningitis dan Infeksi Otak
Baca Juga: Obat Selesma Tidak Ada, Cukup Istirahat dan Banyak Minum, Kata Dokter
Meningitis pada bayi dan anak-anak, secara umum bisa disebabkan oleh tiga hal berikut;
- Infeksi di tempat lain seperti radang tenggorokan, radang paru, infeksi gigi, atau infeksi pada jantung
- Perluasan langsung dari infeksi yang disebabkan oleh infeksi dari sinus paranasalis, infeksi telinga, bisul di wajah, atau abses di otak
- Implantasi langsung: trauma kepala terbuka, tindakan bedah otak pungsi lumbal
2. Apa saja tanda-tanda atau gejala meningitis pada anak
Tanda dan gambaran klinis sangat bervariasi, tergantung usia pasien, makin muda usia penderita, manifestasi klinis makin tidak jelas, dan bergantung pada penyebabnya apakah karena virus, bakteri, atau penyakit seperti TBC, dan lainnya.
Meningitis yang sifatnya emergensi adalah meningitis yang disebabkan oleh bakteri. Pada bayi jarang memberikan gambaran klasik meningitis.
Biasanya gejala klinis yang timbul berupa demam terus menerus, muntah, gelisah, kejang berulang, kadang didapatkan tangisan melengking.
Baca Juga: Waspadai Diare Diabetikum, Penyandang Diabetes Rawan Adanya Pertumbuhan Bakteri di Usus
Baca Juga: Minum Air Putih Harus Sesuai Dosis Obat Saat Diminum, Ini Alasannya
Tanda fisik yang tampak jelas adalah ubun-ubun tegang dan menonjol, sedangkan tanda iritasi meningen seperti kaku kuduk sulit dievaluasi.
Pada usia yang lebih besar, kadang memberikan gambaran klasik. Gejala biasanya dimulai dengan demam, menggigil, muntah, dan nyeri kepala.
Kadang gejala pertama adalah kejang, gelisah, gangguan tingkah laku. Penurunan kesadaran sampai koma juga dapat terjadi.
3. Apakah ada perbedaan gejala meningitis pada orang dewasa, bayi dan juga anak-anak?
Tanda dan gambaran klinis sangat bervariasi, tergantung usia pasien, makin muda usia pasien gejalanya makin tidak spesifik.
Jenis mikroorganisme penyebab meningitis juga berbeda. Pada bayi usia 2 bulan sampai 4 tahun yang terbanyak adalah hemophylus influenza type B (HIB).
Sedangkan pada anak usia 4 tahun ke atas adalah streptococcus pneumoniaae. Makin muda usia pasien, makin buruk prognosisnya.
Baca Juga: Sering Batuk, Ternyata Bisa Jadi Awal Gejala Tekanan Darah Tinggi
Baca Juga: Ibu Makan Bawang Putih Mentah Saat Menyusui, Bayi Akan Mengisap ASI Lebih Banyak, Studi
4. Bagaimana cara mengatasi meningitis pada anak dan bayi?
Mengatasi meningitis pada bayi dan anak sangat tergantung pada penyebabnya, apakah bakteri, virus, atau TBC.
Meningitis bakteri ditangani dengan pemberian antibiotik, meningitis virus dengan obat antivirus misalnya antivirus untuk herpes simpleks, dan lainnya.
Sedangkan meningitis TBC diberikan obat antituberkulosis
Penderita meningitis terutama yang disebabkan oleh bakterial pada umumnya disertai gangguan kesadaran dan sering sekali disertai muntah dan atau diare, karenanya harus dirawat di rumah sakit, karena obat yang diberikan melalui infus.
5. Apakah meningitis berbahaya bagi anak dan bayi? Bagaimana jika terlambat ditangani?
Meningitis merupakan keadaan yang bisa membahayakan kehidupan anak, karena berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada penderita yang hidup.
Kecacatan yang terjadi dapat berupa gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan bicara, retardasi mental, kejang, gangguan belajar, hidrosefalus, dan kelumpuhan.
Juga dapat menyebabkan kematian, dimana angka kematian berkisar antara 18-40% dengan angka kecacatan 30-50%.
Baca Juga: Hasil Studi, Minum Susu Bisa Jadi Penawar Rasa Pedas di Mulut
Baca Juga: Angkanya Terus Meningkat, Waspadai Faktor Risiko Kanker Darah Pada Anak
6. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat merawat bayi atau anak-anak yang terkena meningitis?
Tidak ada pantangan nutrisi atau makanan pada anak dan bayi yang mengalami meningitis.
Meningitis virus jarang dan umumnya prognosis baik, kecuali pada virus herpes simplex.
Adanya meningitis mengakibatkan aktivitas dengan sendirinya terbatas karena sakitnya yang berat.
7. Apakah meningitis bisa terdeteksi sejak bayi masih berada di dalam kandungan ibu?
Sangat sulit sekali mendeteksi bayi dalam kandungan karena diagnosis pasti meningitis hanya dapat dibuat dengan pemeriksaan cairan otak melalui pungsi lumbal. Karenanya, setiap pasien dengan kecurigaan meningitis harus melakukan pungsi lumbal.
Baca Juga: 6 Penyebab Bau Mulut, Wow, Salah Satunya Ternyata Berasal Dari Pikiran!
Baca Juga: Tiga Jenis Puasa, Dari Praktik Keagamaan Hingga Ingin Langsing
8. Bagaimana cara mencegah agar bayi dan anak-anak terhindar dari meningitis?
Lengkapi vaksinasi, selalu berikan nutrisi yang seimbang, dan apabila ada keluhan tertentu seperti demam, segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar