GridHEALTH.id - Menurut penemu vaksin Oxford-AstraZeneca, Prof Dame Sarah Gilbert, ke depan, Covid-19 diperkirakan tidak akan menjadi lebih ganas, dan akan berakhir seperti flu biasa.
Prof Sarah Gilbert, mengatakan hal tersebut pada webinar Royal Society of Medicine, seperti dikutip GridHEALTH.id dari BBC News.
"Kami biasanya melihat bahwa virus menjadi kurang ganas karena mereka lebih mudah beredar dan tidak ada alasan untuk berpikir kami akan memiliki versi Sars-CoV-2 yang lebih ganas,” katanya.
"Kami memperkirakan akan ada pergeseran genetik virus yang lambat dan akan ada kekebalan bertahap yang berkembang dalam populasi seperti halnya semua virus corona musiman lainnya."
Virus corona musiman menyebabkan pilek, dan Dame Sarah berkata: "Akhirnya Sars-CoV-2 akan menjadi salah satunya."
Pernyataan Prof Sarah Gilbert juga di dukung oleh sejumlah ilmuwan kesehatan tentang bagaimana virus Corona di masa mendatang.
Baca Juga: Sekitar 99% Kematian Covid-19 Terjadi Pada Orang yang Tidak Divaksin, WHO
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Terjadinya Kekambuhan Penyakit Autoimun Radang Usus
Menurut ahli terkemuka, Prof Sir John Bell, Covid-19 akan menyerupai flu biasa pada musim semi tahun depan karena kekebalan orang terhadap virus setelah mendapatkan vaksin dan terpapar.
Profesor yang merupakan bagian dari tim yang mengembangkan vaksin Oxford-AstraZeneca, mengatakan kepada Times Radio bahwa Inggris telah melewati fase terburuk pandemi Covid-19.
Hal itu karena kekebalan pada populasi telah meningkat dengan baik dan virus juga berevolusi.
"Jika Anda melihat kurva yang saat ini, kami jauh lebih baik daripada enam bulan lalu. Jadi tekanan pada NHS sebagian besar mereda.
Prof Sir John Bell menambahkan, jika masih ada kasus kematian, kemungkinan besar pemicunya adalah karena mereka telah berumur dan tidak semata karena virus corona.
“Jika Anda melihat kematian akibat Covid-19, mereka cenderung orang yang sangat tua, dan tidak sepenuhnya jelas bahwa Covid-19 yang menyebabkan semua kematian itu.
"Dan saya pikir apa yang akan terjadi adalah, akan ada cukup banyak paparan varian Delta, kita dapat melihat jumlah kasusnya cukup tinggi, terutama pada orang yang sudah dua kali vaksin.
Baca Juga: Studi, Olahraga Jalan Kaki 7000 Langkah Lebih Perpanjang Umur Dibanding 10000 Langkah
Baca Juga: Kalsium Bukan Hanya dari Produk Susu, Sumbernya Tanpa Disangka Bisa dari Air Mineral
“Mereka akan mengalami gejala terbaru atau mungkin juga tanpa simtomatologi dan itu akan menambah kekebalan kita.
“Jadi saya pikir kita sedang menuju posisi yang Sarah (Gilbert) gambarkan, mungkin pada musim semi berikutnya adalah perkiraan saya.
"Kita harus melewati musim dingin untuk sampai ke sana, tetapi saya pikir itu akan baik-baik saja."
Apa yang ditunjukkan oleh pandemi di masa lalu adalah bahwa virus itu datang secara bergelombang.
Gelombang awalnya besar, menyebabkan sejumlah besar penyakit serius, tetapi kemudian menjadi lebih kecil dan lebih kecil.
Ini bukan karena virusnya hilang, tetapi karena memang kekebalan yang kita bangun mengurangi dampaknya.
Penyakit yang ditimbulkan kemudian menjadi tidak terlalu parah meskipun kita terinfeksi berulang kali.
Baca Juga: Butuh Air Minum Isi Ulang, Perhatikan Tiga Hal Ini Sebelum Membeli
Baca Juga: Senam Kaki Diabetes, Cegah Amputasi Bagi Penyandang Diabetes
Vaksin-vaksin yang telah dikembangkan pada dasarnya telah memberikan sistem kekebalan tubuh kita sebagai permulaan, mengajari mereka cara melawan virus.
Perlindungan terhadap infeksi mungkin berkurang seiring waktu, tetapi tetap lebih kuat terhadap penyakit serius.
Itu berarti sementara kita menghadapi kemungkinan terinfeksi lagi di masa depan, mereka secara umum akan cenderung lebih ringan.
Dan yang paling penting adalah bahwa dalam proses kita terpapar, itu akan menjaga sistem kekebalan kita tetap tinggi.
Seperti yang kita lihat dengan virus lain, orang tua dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akan tetap berada pada risiko yang lebih besar.
Itulah sebabnya mereka kemungkinan akan ditawari vaksinasi ulang di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga: Fakta: Konsumsi Telur Setiap Hari Tidak Meningkatkan Risiko Stroke!
Baca Juga: Trik Menyimpan Buah dan Sayur di Kulkas Agar Tak Cepat Layu dan Busuk
Baca Juga: 5 Manfaat Kesehatan Daun Kemangi yang Khasiatnya Bikin Kaget
Bukan berarti tidak akan ada lagi kematian akibat Covid-19 di masa depan tetapi angka kejadiannya dianggap dapat diterima oleh masyarakat.
Yang menjadi pertanyaan, kapan prediksi ini akan segera terwujud.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Prediksi Ahli Terkemuka Dunia soal Kapan Pandemi Covid-19 Mereda
Source | : | BBC News,Tribun News |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar