GridHEALTH.id - Percayalah puasa menyehatkan, terlebih puasa Ramadan selama satu bulan penuh.
Sudah banyak ahli kelas dunia yang menyatakannya dari hasil penelitian.
Mengenai puasa dan kesehatan, khususnya mereka yang terinfeksi Covid-19, dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), memberikan pandangan dan pendapatnya.
Menurut ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia ini, berpuasa dapat menjadi langkah awal yang bisa dilakukan dalam mengatasi infeksi Covid-19.
Dokter Spesialis Anak ini mengatakan, dengan puasa tubuh menjadi tuan ruma yang tidak baik bagi virus untuk berkembang biak.
“Covid-19 itu masuk ke tubuh kita, membajak tubuh kita, berkembang biak, memanfaatkan nutrisi dari tubuh kita,” ujar dr Piprim, dalam rekaman suara yang viral di Whatapp.
Virus Covid-19, disebut menggunakan glukosa atau gula darah yang ada di dalam tubuh untuk “memperbanyak” dirinya.
“Kita bayangkan, satu sel saja kalau dibajak bisa menghasilkan 400 ribu sampai 1 juta anak virus dalam waktu beberapa jam,” jelasnya.
Strategi ini, terjadi ketika pasien Covid-19 mengalami gejala awal infeksi seperti batuk, demam, hingga badan linu.
Baca Juga: 3 Khasiat Dahsyat Didapat Dari Buah Nangka, Tertarik Untuk Mencoba?
Karenanya, “Pada saat pembajakan virus di awal, kita harus banyak puasa agar virusnya tidak dapat makan. Lalu bagaimana dengan diri kita? Diri kita bisa makan cadangan lemak dari tubuh kita. Jadi, tidur dan puasa,” tutur dr Piprim.
Jika lapar, pasien Covid-19 disarankan makan berupa lauk, tanpa karbohidrat. Seperti telur, daging ayam, daging bebek, dan lainnya.
Selain itu pasien Covid-19 yang sedang isoman juga tidak disarankan mengonsumsi minuman dan buah-buahan manis, karena bisa dimakan oleh virus untuk berkembang biak.
Konsumsi karbohidrat baru boleh dilakukan ketika gejala-gejala awal Covid-19 sudah mulai tidak dirasakan lagi oleh pasien.
“Dengan strategi ini, Insya Allah nanti virusnya tidak jadi bereplikasi secara menggila. Nanti dalam 2-3 hari ketika pasca recovery tiba, yaitu pada saat kita mulai timbul nafsu makan dan gejala-gejala itu mulai hilang, barulah kitab oleh makan banyak.
Tapi tentu tetap dikurangi jumlah karbohidratnya, utamakan proteinnya untuk membuat antibodi. Nanti 2 atau 3 minggu setelah swab-nya negatif, boleh makan bebas seperti biasa,” pungkasnya.
Jadi, saat ini kita semua sedang berada di bulan suci Ramadan.
Puasa salah satu ibadah khusus yang diwajibkan di bulan Ramadan ini.
Karenanya, berpuasalah di bulan Ramadan ini sebaik-baiknya. Selain mendapat amal salah yang berlipat ganda, juga bisa menang memerangi virus corona yang sudah 2 tahun lebih menjadi pandemi yang melanda dunia.
Baca Juga: Awas! Membiarkan Lampu Menyala Saat Tidur, Bisa Timbulkan Risiko Ini
Ingat puasa itu membuat sehat dan menyehatkan.(*)
Baca Juga: Doa Buka Puasa yang Benar Sesuai Sunnah, Bukan Allahuma Laka Shumtu...
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar