GridHEALTH.id - Saat merayakan Idul Adha atau lebaran haji, salah satu momen yang ditunggu adalah pembagian daging kurban.
Selain sapi, yang dibuat kurban umumnya adalah daging kambing, yang kemudian dimasak dengan cara dibuat gulai, satai atau tongseng.
Belum banyak yang tahu, dibandingkan dengan daging sapi, domba, dan ayam yang merupakan daging yang paling sering dikonsumsi di Indonesia, daging kambing paling rendah lemak dan kalori.
Sayangnya, ada sebagian masyarakat yang berpendapat, bahwa makan daging kambing bisa memicu kondisi hipertensi.
Stigma terhadap daging kambing tersebut sudah berlangsung lama dalam masyarakat. Akibatnya, daging kambing menjadi salah satu makanan yang paling dihindari oleh penderita hipertensi.
Menurut para peneliti dari Alabama Cooperative Extension System (ACES), daging kambing memiliki komposisi gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging-daging yang disebutkan tadi.
Mereka juga menyebutkan, daging kambing bukanlah penyebab hipertensi. Yang harus hati-hati adalah saat pengolahan karena cara mengolahnya itulah yang sering memacu hipertensi dalam tubuh.
Bila diolah dengan cara digoreng, apalagi menggunakan metode minyak banyak (deep frying), tentu berpengaruh dalam munculnya penyakit hipertensi.
Mengolah dengan cara dibakar atau dibuat sup dinilai lebih rendah kalori.
Baca Juga: Habis Makan Daging Kambing Tak Perlu Khawatir, Ini 11 Makanan Penurun Kolesterol
Baca Juga: Ini Jenis Vaksin yang Membutuhkan Booster Agar Perlindungan Terhadap Infeksi Virus Corona Terjaga
Belum lagi pemberian bumbu masak dan terlalu banyak garam, ini bisa menambah risiko darah tinggi.
Selain itu, , saat memutuskan memakan daging kambing, carilah bagian yang tidak banyak lemah jenuhnya. Bagian lemak jenuh pada daginglah yang bisa memicu hipertensi.
Selain pengolahan daging tersebut, ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam menaikkan tekanan darah setelah mengonsumsinya, yakni tingginya kadar kolesterol darah seseorang serta penyakit lainnya.
Sementara itu, sebuah studi klinis yang dilakukan oleh Harvard University menyatakan bahwa lemak jenuh berkontribusi terhadap risiko penyakit kardiovaskular. Ini adalah efek lain dari hipertensi dalam tubuh.
Seseorang dapat mengkonsumsi 250 gram daging kambing dalam sehari, dan masih memenuhi batas aman atas konsumsi kolesterol yang diperbolehkan untuk seseorang dengan kadar kolesterol tinggi yaitu 200 mg.
Selain memberi sumber protein dan zat besi yang sangat baik, daging kambing juga memberi nutrisi penting dalam vitamin B12, yang sama sekali tidak ada dalam makanan vegetarian.
Banyak dokter yang menjelaskan bahwa mengkonsumsi daging domba atau kambing bukanlah penyebab utama hipertensi seperti yang dipahami oleh kalangan tertentu.
Daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi namun kandungan lemak tak jenuhnya bahkan lebih tinggi.
Perlu juga dicatat bahwa lemak jenuh dalam daging kambing lebih sedikit daripada yang ditemukan pada daging sapi atau domba.
Baca Juga: MUI Fatwakan Vaksin Covid-19 CanSino Haram, Mengandung Embrio Janin Bayi
Jadi, seseorang tidak boleh menghindari mengkonsumsi sate kambing jika mengkonsumsi daging sapi.
Selama dikonsumsi dalam jumlah yang wajar, daging kambing tidak akan menyebabkan tekanan darah tinggi atau meningkatkan kadar kolesterol. (*)
Source | : | Times of India,GridHEALTH.id,Alodokter.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar