4. Biarkan hewan kurban istirahat agar tidak stres. Jika stres, maka hewan akan menjadi gelisah dan kelelahan, yang akhirnya menurunkan kualitas daging.
Saat akan menyembelihnya, lakukan di tiga saluran leher bagian depan yakni saluran napas, makan, dan pembuluh darah.
"Sebelum ternak mati, dilarang keras untuk menusuk jantungnya, menguliti, memotong kakinya, memotong ekornya, dan sebagainya," ujar Nanung.
Dia menambahkan, "Untuk mengecek apakah hewan sudah mati, dapat menggunakan tiga refleks yaitu refleks mata, refleks kuku, dan refleks ekor."
Panitia kurban sebaiknya tidak merokok ketika menyembelih sapi, kambing, ataupun domba.
Mengapa? Karena, daging merupakan el-sel tubuh yang terbuka, sehingga adpat meyerap aroma rokok.
Daging kurban juga disarankan untuk disimpan di plastik berwarna bening dan jangan yang hitam, karena merupakan plastik daur ulang.
Baca Juga: Sama-sama Daging Domba, Ternyata Daging Lamb dan Daging Mutton Berbeda
Dosen Fakultas Peternakan UGM yang lain Prof. Dr. Ir. Nurliyani, MS, mengatakan bahwa sangat penting untuk memerhatikan higenitas daging kurban, karena berhubungan dengan kesehatan orang yang mengonsumsinya.
"Kualitas pangan yang dikonsumsi menentukan kualitas SDM. Untuk membentuk manusia yang sehat dan produktif diperlukan asupan gizi yang cukup. Gizi yang cukup diperoleh dari konsumsi pangan yang memenuhi kaidah aman, bergizi, berimbang, dan beragam (AB3)," ujarnya.
Sementara itu dari laman news.unair.ac.id (22/7/2019), ada hal lain yang juga diperhatikan dalam penyimpanan daging kurban, yakni nilai pH.
Ini penting diperhatikan untuk menjaga kualitas daging agar tetap baik.
"Salah satu cara menjaga pH daging tetap baik pada pH 7.0-7,2 dengan meletakkan daging di tempat tertutup dengan sirkulasi udara secukupnya," ujar Prof. Dr. Suwarno, DVM, M.Si Sains Veteriner di Universitas Airlangga.
Daging kurban dengan kualitas yang buruk ditandai dengan warna hitam, yang juga menjadi petunjuk bahwa sebelum disembelih, hewan ternak itu stres. (*)
Baca Juga: Jangan Takut, Makan Daging Kambing Tidak Menyebabkan Darah Tinggi
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar