GridHEALTH.id - Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha berlangsung di tengah wabah Penyakit Kaki dan Mulut (PMK).
Penyakit tersebut, telah menyebabkan ribuan ekor sapi jatuh sakit karena terinfeki oleh penyakit PMK.
Meski begitu, masyarakat masih tetap bisa menyembelih hewan kurban seperti yang dilakukan pada perayaan Idul Adha sebelumnya.
Dalam Surat Edaran Menteri Agama Nomor SE 10 Tahun 2022 tentang Panduan Penyelanggarana Salat Hari Raya Idul Adha dan Pelaksanaan Kurban Tahun 1443 Hijriah/2022 Masehi, telah mengatur tentang prosesi kurban.
PMK bukan merupakan penyakit zoonosis, sehingga hewan ternak yang terinfeksi tidak akan menularkannya secara langsung kepada manusia.
Lagipula, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah memastikan bahwa hewan kurban yang disembelih dalam keadaan sehat dan tidak terinfeksi PMK.
Akan tetapi, tetap perlu perhatian lebih dalam cara menyembelih hewan kurban, karena dapat berdampak pada kualitas daging dan kesehatan manusia.
Dilansir dari fapet.ugm.ac.id (3/7/2020), Ir Nanung danar Dono, S.Pt, M.P., dosen Fakultas Peternakan UGM membagikan cara menyembelih sapi, kambing, dan domba yang benar.
1. Siapkan seluruh peralatan yang akan digunakan untuk menyembelih, seperti pisau yang sudah diasah hingga sangat tajam.
Baca Juga: Tips Menyimpan Daging Kambing Agar Tetap Awet, Jangan Langsung Dicuci
2. Pastikan lagi kondisi kesehatan hewan kurban.
3. Jangan beri makan atau biarkan ternak berpuasa sebelum disembelih, agar lebih mudah ditangani. Maksimal dilakukan 12 jam sebelum penyembelihan, tapi tetap diberikan air minum.
4. Biarkan hewan kurban istirahat agar tidak stres. Jika stres, maka hewan akan menjadi gelisah dan kelelahan, yang akhirnya menurunkan kualitas daging.
Saat akan menyembelihnya, lakukan di tiga saluran leher bagian depan yakni saluran napas, makan, dan pembuluh darah.
"Sebelum ternak mati, dilarang keras untuk menusuk jantungnya, menguliti, memotong kakinya, memotong ekornya, dan sebagainya," ujar Nanung.
Dia menambahkan, "Untuk mengecek apakah hewan sudah mati, dapat menggunakan tiga refleks yaitu refleks mata, refleks kuku, dan refleks ekor."
Panitia kurban sebaiknya tidak merokok ketika menyembelih sapi, kambing, ataupun domba.
Mengapa? Karena, daging merupakan el-sel tubuh yang terbuka, sehingga adpat meyerap aroma rokok.
Daging kurban juga disarankan untuk disimpan di plastik berwarna bening dan jangan yang hitam, karena merupakan plastik daur ulang.
Baca Juga: Sama-sama Daging Domba, Ternyata Daging Lamb dan Daging Mutton Berbeda
Dosen Fakultas Peternakan UGM yang lain Prof. Dr. Ir. Nurliyani, MS, mengatakan bahwa sangat penting untuk memerhatikan higenitas daging kurban, karena berhubungan dengan kesehatan orang yang mengonsumsinya.
"Kualitas pangan yang dikonsumsi menentukan kualitas SDM. Untuk membentuk manusia yang sehat dan produktif diperlukan asupan gizi yang cukup. Gizi yang cukup diperoleh dari konsumsi pangan yang memenuhi kaidah aman, bergizi, berimbang, dan beragam (AB3)," ujarnya.
Sementara itu dari laman news.unair.ac.id (22/7/2019), ada hal lain yang juga diperhatikan dalam penyimpanan daging kurban, yakni nilai pH.
Ini penting diperhatikan untuk menjaga kualitas daging agar tetap baik.
"Salah satu cara menjaga pH daging tetap baik pada pH 7.0-7,2 dengan meletakkan daging di tempat tertutup dengan sirkulasi udara secukupnya," ujar Prof. Dr. Suwarno, DVM, M.Si Sains Veteriner di Universitas Airlangga.
Daging kurban dengan kualitas yang buruk ditandai dengan warna hitam, yang juga menjadi petunjuk bahwa sebelum disembelih, hewan ternak itu stres. (*)
Baca Juga: Jangan Takut, Makan Daging Kambing Tidak Menyebabkan Darah Tinggi
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar