GridHEALTH.id - Tekanan darah adalah kekuatan yang mendorong darah melalui arteri saat jantung memompa, mengantarkan oksigen dan nutrisi ke organ dan jaringan di seluruh tubuh. Pembacaan tekanan darah normal sangat penting agar organ kita bekerja dengan baik dan menghindari kerusakan.
Tekanan darah dapat berubah tergantung pada usia, kondisi kesehatan dan faktor gaya hidup lainnya.
Mengawasi angka-angka ini penting karena ketika tekanan daraah naik atau turun dengan cepat atau tetap tinggi atau rendah untuk waktu yang lama, itu bisa menjadi tanda kesehatan yang buruk dan menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Salah satu cara untuk dengan mudah mengawasi tekanan darah adalah dengan monitor tekanan darah di rumah.
Namun, meskipun banyak monitor di rumah memiliki fitur yang memudahkan untuk menafsirkan pembacaan kita, penting untuk memahami apa arti angka tekanan darah, dan mana yang menunjukkan pembacaan normal versus tinggi.
Apa Arti Angka Tekanan Darah?
Pembacaan tekanan darah memiliki dua angka: angka atas, yang disebut tekanan darah sistolik, dan angka bawah, yang disebut tekanan darah diastolik.
- Tekanan darah sistolik
Tekanan darah sistolik mengukur seberapa besar tekanan yang diberikan darah terhadap dinding arteri.
“Tekanan di dalam arteri kita berubah dengan setiap detak jantung,” kata Ian Del Conde Pozzi, M.D., seorang ahli jantung dan spesialis kedokteran vaskular di Miami Cardiac & Vascular Institute di Amerika Serikat.
Ketika jantung berkontraksi, ia memompa darah ekstra ke dalam sistem peredaran darah, meningkatkan tekanan. Peningkatan itu diukur dengan tekanan darah sistolik.
- Tekanan darah diastolik
Baca Juga: Ternyata Kebiasaan Ini Bisa Cepat Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Penderita Hipertensi Wajib Cek Ini
Baca Juga: Redakan Batuk Pada Anak dengan Melakukan Titik Pijat Berikut
Tekanan diastolik kemudian mengukur tekanan di dalam sistem saat jantung beristirahat, kata Dr. Pozzi.
Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak selama detak jantung sementara tekanan darah diastolik adalah tekanan terendah antara detak jantung saat jantung berelaksasi sebentar.
Grafik Tekanan Darah
Ada lima tahap tekanan darah: normal dan empat tahap hipertensi spesifik, yang berkisar dari sangat dapat diobati hingga mendesak.
1. Tekanan darah normal
Orang dengan rentang tekanan darah 90 hingga 120 sistolik dan 60 hingga 80 diastolik memiliki tekanan darah normal. Pembacaan sistolik di bawah 90 menandakan tekanan darah rendah.
2. Tekanan darah tinggi
Pembacaan tekanan darah 120-129 sistolik dan kurang dari 80 diastolik menandakan tekanan darah tinggi dan, dengan demikian, kemungkinan lebih tinggi terkena hipertensi.
3. Hipertensi Stadium I
Hipertensi Tahap I didefinisikan oleh pembacaan sistolik 130-139 dan pembacaan diastolik 80-89.
4. Hipertensi Stadium II
Hipertensi Tahap II ditandai dengan pembacaan sistolik setidaknya 140 dan pembacaan diastolik setidaknya 90.
Baca Juga: Coba 6 Ramuan Herbal Berikut, Ampuh Membantu Solusi Penyakit Jantung
Baca Juga: Manfaat Baking Soda Sebagai Obat Kutil Alami, Begini Cara Pakainya!
5. Krisis Hipertensi
Apa yang terjadi bila muncul krisis hipertensi?
Krisis hipertensi merupakan istilah umum untuk menggambarkan kondisi hipertensi urgensi dan hipertensi darurat atau emergensi. Kedua kondisi ini terjadi ketika tekanan darah menjadi begitu tinggi yang memiliki kemungkinan besar untuk mengakibatkan terjadinya kerusakan pada organ tubuh.
Hipertensi urgensi terjadi ketika tekanan darah melonjak, sekitar 180/100 mmHg atau bahkan lebih dari itu.
Namun, kondisi ini tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan pada organ tubuh, karena tidak disertai dengan munculnya gejala yang mengarah pada hal tersebut. Tekanan darah bisa diturunkan dalam beberapa jam dengan mengonsumsi obat penurun tekanan darah yang diresepkan oleh dokter.
Sementara itu, hipertensi emergensi atau darurat terjadi ketika tekanan darah sudah begitu tinggi, sehingga berpotensi mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh.
Kondisi ini terjadi ketika kita juga merasakan adanya gejala, seperti nyeri dada, sesak napas, sakit punggung, mati rasa atau kelemahan, perubahan penglihatan, dan kesulitan berbicara.
Kerusakan organ yang berkaitan dengan keadaan hipertensi emergensi termasuk:
- Perubahan kesehatan mental, seperti sering merasa kebingungan
- Stroke karena perdarahan pada otak
- Gagal jantung
- Nyeri dada
Baca Juga: Lakukan Gerak Titik Pijat Akupresur Agar Tidur Cepat dan Nyenyak, Rasakan Manfaatnya!
Baca Juga: Manfaat Bekam Bagi Penyandang Hipertensi, Atasi dengan Cepat!
- Adanya cairan pada paru-paru atau edema paru
- Serangan jantung
- Aneurisma
Sebenarnya, hipertensi emergensi atau darurat merupakan kondisi medis yang terbilang jarang terjadi.
Namun, ketika hal ini muncul, sering kali disebabkan karena kondisi tekanan darah tinggi yang tidak segera mendapatkan penanganan, pengidap tidak mengonsumsi obat yang membantu menurunkan tekanan darah, atau mengonsumsi obat bebas yang justru semakin memperburuk kondisi hipertensi yang sudah terjadi. (*)
Source | : | Forbes Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar