GridHEALTH.id - Masalah kesehatan mental sebelum anak ujian sering dialami, orangtua bisa lakukan hal ini.
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang.
Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.
Tak hanya orang dewasa saja, gangguan kesehatan mental ini juga kerap dialami oleh anak-anak.
Sering kali, orangtua tidak menyadari adanya gangguan kesehatan mental pada anak.
Terlebih, hal itu bisa terjdi saat anak akan melakukan ujian.
Ujian dapat menjadi bagian yang menantang dalam kehidupan sekolah, bagi anak-anak dan remaja serta orangtua atau wali mereka.
Melansir dari nhs.uk, inilah yang terjadi pada saat anak mulai mengalami gejala kesehatan mentalnya:
1. Sangat khawatir
2. Merasa tegang
3. Mengalami sakit kepala dan sakit perut
Baca Juga: Apa Perbedaan Stres dan Depresi? Memahami Dua Gangguan Kesehatan Mental yang Berbeda
4. Tidak tidur nyenyak
5. Mudah tersinggung
6. Kehilangan minat pada makanan atau makan lebih dari biasanya
7. Tidak menikmati aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati
8. Menjadi negatif dan memiliki suasana hati yang rendah
9. Merasa putus asa tentang masa depan
Dukungan dari orangtua, pengajar, atau teman-teman dapat membantu anak mengatasi gangguan kesehatan mental.
Dorong anak untuk berbicara dengan anggota staf sekolah yang menurut mereka mendukung.
Orangtua bisa lakukan beberapa cara ini untuk mengatasi gangguan kesehatan mental anak.
Beberapa orangtua menemukan makanan dan minuman tinggi lemak, tinggi gula dan tinggi kafein.
Seperti halnya minuman berenergi, soda, manisan, cokelat, burger dan keripik, membuat anak mereka hiperaktif, mudah tersinggung dan moody.
Baca Juga: Cara Atasi Depresi Putus Cinta, Kenali Risiko Bagi Kesehatan Mental
Jika memungkinkan, libatkan anak dalam berbelanja makanan dan dorong mereka untuk memilih camilan sehat.
Tidur yang baik meningkatkan pemikiran dan konsentrasi.
Kebanyakan remaja membutuhkan 8 hingga 10 jam tidur setiap malam.
Biarkan setengah jam atau lebih bagi anak untuk beristirahat antara belajar, menonton TV atau menggunakan komputer dan tidur, untuk membantu mereka tidur nyenyak.
Menjejalkan sepanjang malam sebelum ujian biasanya merupakan ide yang buruk.
Tidur akan bermanfaat bagi anak lebih dari beberapa jam belajar di menit-menit terakhir yang panik.
Pastikan anak memiliki tempat yang nyaman untuk belajar.
Tanyakan kepada mereka bagaimana dapat mendukung mereka dengan revisi mereka.
Bantu mereka menemukan ide-ide praktis, yang akan membantu mereka merevisi, seperti menyusun jadwal revisi atau mendapatkan makalah sebelumnya untuk latihan.
Untuk memotivasi anak, dorong mereka untuk memikirkan tujuan hidup mereka dan melihat bagaimana revisi dan ujian mereka terkait dengan tujuan tersebut.
Ingatkan anak bahwa merasa cemas adalah hal yang wajar.
Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Mental Saat Mengalami Rasa Bersalah yang Berat
Gugup adalah reaksi alami terhadap ujian dan kuncinya dengan memanfaatkan saraf ini secara positif.
Jika kecemasan menghalangi alih-alih membantu, dorong anak untuk mempraktikkan aktivitas yang akan mereka lakukan pada hari ujian.
Ini akan membuatnya tidak terlalu menakutkan.
Misalnya, ini mungkin melibatkan mengerjakan makalah latihan di bawah kondisi ujian atau melihat ruang ujian sebelumnya.
Kelompok pendukung Childline mengatakan, banyak anak yang menghubungi mereka merasa bahwa sebagian besar tekanan pada waktu ujian berasal dari keluarga mereka.
Dengarkan anak, beri mereka dukungan dan hindari kritik.
Sebelum mereka mengikuti ujian atau ujian, bersikaplah meyakinkan dan positif.
Beri tahu mereka bahwa kegagalan bukanlah akhir dunia.
Jika semuanya tidak berjalan dengan baik, mereka mungkin dapat mengikuti ujian lagi.
Setelah setiap ujian, dorong anak untuk membicarakannya dengan diskusikan bagian-bagian yang berjalan dengan baik daripada berfokus pada pertanyaan yang menurut mereka sulit.
Kemudian, lanjutkan dan fokus pada ujian berikutnya daripada memikirkan hal-hal yang tidak dapat diubah.
Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Mental Saat Mendapat Tekanan Pekerjaan di Kantor
Source | : | nhs.uk,kemkes.go.id |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar