Normalnya, makanan setelah ditelan akan melewati faring dan kemudian masuk esofagus.
Setelah itu, makanan dicegah untuk masuk ke laring, jalan menuju ke paru-paru, oleh epiglotis yang menutup.
Sedangkan jika makan sambil berbicara, potensi makanan masuk ke laring jauh lebih besar.
Alhasil, seseorang akan tersedak dan batuk sebagai refleks untuk mengeluarkan makanan dari laring.
Ada juga kemungkinan makanan tersangkut di laring dan mengakibatkan jalur napas terhalang.
Selain kedua hal tersebut, ada beberapa kondisi lain yang bisa terjadi karena kebiasaan makan sambil berbicara:
Kondisi yang sering terjadi akibat kebiasaan ini adalah perut kembung, karena pembentukan gas yang berlebih dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Selain saluran pernapasan, makan sambil bicara juga berdampak kurang baik untuk sistem pencernaan.
Penyakit asam lambung yang ditandai dengan naiknya isi perut ke kerongkongan, berisiko terjadi.
Hal ini terjadi karena terdapat partikel makanan yang tidak pecah dengan benar di usus dan menetap di sana.
Pada akhirnya, penyakit asam lambung pun kambuh dan membuat tidak nyaman. (*)
Baca Juga: Hobi Makan Seafood? Hati-hati Bisa Memicu Serangan Asam Urat
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar