Adrenalin yang meningkat, membuat detak jantung lebih cepat, merangsang pelepasan glukosa, dan asam lemak ke dalam aliran darah, serta mengirimkan darah ekstra ke otak.
Salah satu efek kortisol dan adrenalin adalah "hemokonsentrasi", yang membuat darah menjadi lebih pekat dan kurang encer. Itu menyebabkan kolesterol naik.
Stres kronis justru yang perlu dikhawatirkan, karena jenis ini yang sangat berpengaruh terhadap kadar kolesterol jangka panjang.
Saat mengalami stres kronis, tubuh selalu berada pada sikap waspada. Menyebabkan hormon yang meningkat dalam situasi stres tetap tinggi.
Rangkaian respons fisiologis yang menyebabkan lonjakan kolesterol sesaat dalam situasi stres akut malah menjadi konstan, sehingga membuat kolesterol naik.
Trigliserida, lemak dalam darah, juga dapat meningkat karena gula tambahan yang dilepaskan ke aliran darah tidak digunakan. Kelebihan energi ini, selanjutnya akan disimpan oleh tubuh sebagai trigliserida.
Melansir WebMD, jika ingin mencegah kolesterol naik, maka pengelolaan stres harus dilakukan dengan baik dengan cara berikut:
* Mendengarkan musik bertempo lambat, yang dapat menanngkan dan membuat rileks.
* Berolahraga teratur untuk melepaskan endorfin, yang akan meredakan stres.
* Bercerita dengan orang terdekat baik secara langsung, melalui telepon, atau mengobrol via chat.
* Melatih pikiran dan tubuh dengan meditasi atau yoga. (*)
Baca Juga: 5 Daftar Susu Terbaik untuk Mencegah Kadar Kolesterol Melonjak
Source | : | WebMD,healthcentral.com |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar