Sanitasi buruk, kurangnya akses ke layanan kesehatan, dan infeksi berulang dapat meningkatkan risiko bayi mengalami gangguan kesehatan serius, seperti pneumonia atau diare, yang dapat berujung pada kematian.
Untuk mengatasi dampak buruk kesehatan akibat tinggal di rumah kumuh, dibutuhkan pendekatan yang komprehensif, baik dari sisi pemerintah, masyarakat, maupun individu.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain:
Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak harus ditingkatkan, terutama di daerah-daerah yang rentan.
Pemerintah dan lembaga non-pemerintah dapat berperan dalam menyediakan infrastruktur sanitasi dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kebersihan.
Masyarakat perlu diberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan.
Edukasi tentang pola makan sehat juga sangat penting untuk mengatasi masalah malnutrisi di kalangan penghuni rumah kumuh.
Akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas harus diperluas.
Puskesmas dan klinik di daerah kumuh dapat berperan penting dalam memberikan layanan kesehatan preventif dan kuratif.
Program-program pengembangan perumahan, seperti renovasi kawasan kumuh atau penyediaan rumah susun, dapat membantu memberikan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh.
Tinggal di lingkungan rumah kumuh memiliki dampak serius terhadap kesehatan fisik dan mental penghuninya.
Baca Juga: 3 Gaya Hidup Aktif Ini Bisa Jadi Olahraga Untuk Turun Berat Badan
Penyakit menular, malnutrisi, infeksi kulit, serta gangguan pernapasan adalah beberapa masalah kesehatan yang sering dialami oleh mereka yang tinggal di lingkungan tidak layak huni.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan layak, serta memastikan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, air bersih, dan sanitasi yang memadai.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar