GridHEALTH.id – Kelainan mata pada anak merupakan masalah kesehatan yang penting untuk diperhatikan sejak dini.
Selain sebagai salah satu panca indera utama, mata juga membantu anak dalam mengenali dunia sekitar, belajar, dan berinteraksi.
Sayangnya, menurut data International Agency for the Prevention of Blindness pada 2021, sekitar 165 juta anak di seluruh dunia mengalami rabun jauh.
Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat menjadi 275 juta anak pada 2050.
Sementara itu, mengutip dari laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, di Indonesia, sebanyak 3,6 juta anak mengalami kelainan refraksi, dan jumlah ini berpotensi terus meningkat.
Diperkirakan 3 dari 4 anak dengan kelainan refraksi belum mendapatkan koreksi dengan kacamata.
Dalam sambutannya pada kegiatan puncak peringatan Hari Penglihatan Sedunia, Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. Dante Harbuwono menyatakan, menjaga kesehatan mata sejak dini adalah investasi masa depan.
Melalui penglihatan, anak-anak mulai belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
“Adanya gangguan penglihatan dapat berdampak pada perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak-anak kita,” kata Prof. Dante, Kamis (10/10/2024).
Prof. Dante juga mengajak masyarakat untuk menjaga penglihatan generasi masa depan menuju Indonesia Emas 2045 dengan melakukan pencegahan dan deteksi dini.
“Saya mengajak kita semua untuk terus melakukan pencegahan, deteksi dini, serta pengobatan gangguan penglihatan pada anak,” lanjut Prof. Dante.
Baca Juga: Mata Malas Bisa Dicegah dengan Skrining, Pengobatan Bisa Ditanggung BPJS
Deteksi dini gangguan penglihatan di masyarakat sangat penting dilakukan untuk menemukan kasus sedini mungkin, sehingga dapat ditindaklanjuti segera.
Hal ini agar tidak terjadi keterlambatan penanganan yang dapat memperberat kondisi atau mengakibatkan kebutaan.
Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, yang turut hadir memberikan sambutan, menyatakan bahwa pemerintah daerah, khususnya NTB, menyambut baik kegiatan Hari Penglihatan Sedunia.
Pemerintah Provinsi NTB juga memberikan perhatian serius terhadap penanganan masalah kesehatan mata di wilayah tersebut.
Berdasarkan data Rapid Assessment of Avoidable Blindness(RAAB), prevalensi kebutaan di NTB berada pada peringkat kedua nasional sebesar 4,4%, dengan sekitar 78,1% kebutaan disebabkan oleh katarak.
“Di NTB, kasus katarak kurang lebih 37.500-an kasus 29.300-an di antaranya katarak. Data tahun 2020 disampaikan juga bahwa 15,81% terjadi kasus refraksi penglihatan pada anak. Daerah Lombok Barat dari survei-survei spontan yang dilakukan terhadap 400 anak, terdapat 25% mengalami gangguan penglihatan,” kata Sekda Lalu Ariadi.
Lebih lanjut, Sekda Lalu Ariadi mengatakan, angka 25% gangguan penglihatan pada anak ini dapat terus meningkat.
Karena itu, upaya pencegahan perlu dilakukan untuk menghindari potensi sebagai kontributor ancaman kebutaan.
Deteksi dini pada anak juga telah dilaksanakan di 13 sekolah yang ada di Kabupaten Lombok, Provinsi NTB.
Sebanyak 496 anak melakukan pemeriksaan tersebut dan 112 di antaranya positif mengalami kelainan refraksi.
Dalam sambutannya, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI dr. Prima Yosephine menyampaikan, tujuan peringatan Hari Penglihatan Sedunia antara lain meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pencegahan gangguan penglihatan pada anak, mengampanyekan pentingnya menjaga kesehatan mata, serta mewujudkan generasi emas yang sehat dan produktif.
Baca Juga: Jangan Dianggap Sakit Biasa, 4 Kondisi Ini Ternyata Ciri-ciri Kolesterol di Mata
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan upaya deteksi dini gangguan penglihatan di masyarakat.
“Pada momen peringatan Hari Penglihatan Sedunia tahun 2024 ini, pemerintah turut menyampaikan komitmen Indonesia dalam mencapai target global kesehatan mata tahun 2030,” kata dr. Prima.
dr. Prima menjelaskan, kegiatan Hari Penglihatan Sedunia tahun 2024 dirangkaikan dengan kegiatan pekan deteksi dini gangguan penglihatan di seluruh Indonesia pada minggu kedua bulan Oktober, serta peluncuran Peta Jalan Gangguan Penglihatan Mata tahun 2024-2029 di Indonesia.
“Peta jalan ini merupakan dokumen strategis yang memuat arah tujuan strategi dan program penanggulangan gangguan penglihatan di Indonesia. Diharapkan nanti, dengan adanya peta jalan ini, tentu dapat menjadi panduan bagi daerah dalam menyusun rencana aksi untuk mencapai target dan indikator kesehatan mata baik Global, regional maupun nasional,” lanjut dr. Prima.
dr. Prima menyampaikan, dalam pelaksanaan kegiatan Hari Penglihatan Sedunia, juga dilakukan pemberian kacamata gratis untuk anak-anak yang mengalami kelainan refraksi.
Siswa SMP Gunung Sari, Sahirah Safitri, sebagai salah satu penerima kacamata gratis, merasa senang dan berterima kasih atas bantuan tersebut. Dengan kacamata baru, Sahirah kini dapat melihat dengan jelas, setelah sebelumnya penglihatannya buram pada jarak tertentu.
“Perasaan saya senang bisa dapat kacamata baru. Dengan kacamata baru ini, saya melihatnya lebih jelas dan agak terang sedikit karena sebelumnya itu agak buram dan nggak jelas-jelas gitu,” kata Sahirah.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) melaksanakan kegiatan puncak Peringatan Hari Penglihatan Sedunia atau World Sight Day (WSD) dengan tema nasional “Sayangi Mata Anak Kita” di Hotel Astoria, Lombok, Kota Mataram, Provinsi NTB, pada Kamis (10/10/2024).
Hari Penglihatan Sedunia menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan penglihatan. Untuk itu, Kemenkes mengajak semua pihak untuk memperhatikan kesehatan mata, khususnya bagi anak-anak, demi generasi masa depan.
Terdapat langkah pencegahan sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan penglihatan, yaitu metode 20-20-20.
Baca Juga: Komplikasi Diabetes pada Remaja Jangan Dianggap Remeh, Bisa Akibatkan Kerusakan Mata hingga Ginjal
Setiap kali melakukan aktivitas yang melibatkan penglihatan intens, setelah 20 menit, istirahatkan mata selama 20 detik dan pandanglah objek yang berjarak 20 kaki atau sekitar 6 meter.
Menjaga kesehatan mata anak sangat penting untuk memastikan penglihatan mereka berkembang dengan baik. Berikut beberapa cara mudah untuk menjaga kesehatan mata anak:
Pastikan anak mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin A, C, dan E, serta omega-3, seperti wortel, sayuran hijau, buah-buahan, dan ikan. Nutrisi ini membantu menjaga kesehatan mata dan mencegah gangguan penglihatan.
Paparan berlebihan terhadap layar gadget atau televisi dapat menyebabkan ketegangan pada mata. Batasi waktu layar dan pastikan anak istirahat setiap 20 menit untuk mengurangi risiko mata lelah.
Pastikan anak membaca atau belajar di ruangan yang cukup terang. Pencahayaan yang baik membantu mata bekerja lebih efisien dan mengurangi risiko kelelahan mata.
Ajarkan anak untuk tidak mengucek mata dengan tangan yang kotor, karena ini dapat menyebabkan iritasi atau infeksi. Selain itu, pastikan mereka sering mencuci tangan.
Lakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama jika ada riwayat gangguan penglihatan dalam keluarga. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah kelainan mata yang lebih serius.
Jika anak bermain olahraga atau aktivitas yang berisiko terkena benda asing di mata, gunakan kacamata pelindung untuk mencegah cedera mata.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kesehatan mata anak dapat terjaga, dan risiko gangguan penglihatan dapat diminimalkan.
Nah, itu dia beberapa cara menjaga kesehatan mata anak yang bisa dilakukan para orang tua.
Semoga bermanfaat! (*)
Baca Juga: Bukan Cuma karena Segar, Ternyata Ini yang Bakal Didapat Jika Rutin Makan Daun Selada Mentah
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar