Find Us On Social Media :

Angkat Beban Bukan Olahraga Untuk Penderita Diabetes, Ini Alasannya

Olahraga angkat beban tidak dianjurkan untuk penderita diabetes dengan alasan bisa meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah.

GridHEALTH.id - Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar 2013, jumlah orang yang memiliki penyakit diabetes sudah mencapai 6,9% atau mencapai 10 juta orang.

Baca Juga: Akibat Penderita Diabetes Naik Terus, Gula Bakal Dikenakan Cukai

Tercatat jenis diabetes yang paling banyak diidap adalah diabetes melitus (DM) tipe 2 yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat membuat seseorang terkena penyakit diabetes.

DM tipe 2 tentu dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Maka dari itu, penting bagi kita melakukan pencegahan agar terhindar dari penyakit tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah rutin berolahraga

Aktivitas ini membantu penderita diabetes untuk menurunkan berat badan atau menjaga berat tubuhnya. Sebab, orang yang memiliki DM  tipe 2 berisiko mengalami obesitas.

Selain itu, saat berolahraga, tubuh membutuhkan energi ekstra. Ini menyebabkan otot pada tubuh menyerap glukosa sehingga membantu menurunkan kadar gula darah.

Olahraga membantu mengontrol berat badan, mengatur kadar gula darah, dan meningkatkan sirkulasi. Olahraga dengan teratur juga dapat mengurangi stres, kolesterol, dan tekanan darah tinggi.

Baca Juga: Ternyata, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Bisa Cegah Virus Corona

Dilansir dari Everyday Health (07/01/20), Sheri Colberg-Ochs, Ph.D., pendiri Diabetes Motion Academy di Santa Barbara, California, sekaligus profesor di Old Dominion University mengatakan, “Saya merekomendasikan setiap orang yang berusia di atas 40 tahun dengan diabetes untuk mengikuti latihan keseimbangan sebagai rutinitas mingguan mereka. Setidaknya 2-3 hari per minggu.”

Lamanya waktu aktivitas fisik yang dianjurkan untuk orang sehat usia 18-64 tahun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 150 menit per minggu.

Baca Juga: 6 WNI Dikabarkan Kena Virus Corona di Batam, Ini Bantahan Kemenkes

Pasien diabetes bisa menggunakan panduan tersebut dalam membuat rencana olahraga, misalnya 3 kali seminggu dengan durasi 50 menit per hari atau 5 kali seminggu dengan durasi 30 menit per hari.

Olahraga yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah yang bersifat kardio. Latihan kardio meningkatkan denyut jantung dan pernapasan saat beraktivitas, sekaligus meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu membakar lemak yang tersimpan.

Jika diiringi mengubah kebiasaan makan, diabetesi dapat menurunkan berat badan dan akan menjaga berat badan mereka dengan latihan kardio.

Asal tahu saja, lebih dari 90% orang dengan diabetes saat ini memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.

Kehilangan berat badan dapat mengurangi risiko kondisi kesehatan terkait diabetes lainnya, seperti penyakit jantung dan stroke.

Baca Juga: Risiko Kanker Pankreas Mengancam Mereka yang Kelebihan Berat Badan

 

Latihan kardio ini termasuk berjalan, berenang, bersepeda, membersihkan rumah, dan lainnya. Latihan-latihan ini juga membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih baik. 

Namun bagi penderita diabetes, terdapat batasan jenis olahraga tertentu yang sebaiknya tidak dilakukan yaitu angkat beban.

Baca Juga: Jangan Takut Penyakit Kanker, Ini 4 Fakta Kanker yang Wajib Diketahui

Latihan beban malah bisa meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah. Bagi kesehatan mata, ini bisa sangat berbahaya.

"Tidak dianjurkan fisiometrik seperti angkat beban yang besar karena dia akan mengejan. Kalau mengejan dan retinanya rapuh, bisa pecah dan buta mendadak. Jadi, tidak dianjurkan," tutur Ketut Suastika, ahli endokrin yang juga Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni).

Ketut menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik sederhana di rumah seperti jalan kaki dari rumah ke tujuan tertentu. Mengepel, menyapu atau menyuci pakaian juga dianjurkan, yang terpenting tubuh harus bergerak.

"Saat baru bangun kan ada aktivitas fisik. Misalnya pergi ke pasar yang biasanya naik motor, coba jalan kaki. Jadi, olahraga itu termasuk aktivitas fisik yang ada manfaatnya," ungkapnya.

Sebelum memulai olahraga, pasien harus melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Ini akan memudahkan pasein untuk memilih olahraga sesuai dengan kondisinya.

Baca Juga: Survei Membuktikan, Ternyata Milenial Sering Ketiduran di Tempat Kerja!

Selain itu, dokter juga akan membantu pasien dalam membuat perencanan waktu olahraga, baik itu lamanya latihan, jenis latihan olaraga yang dilakukan, maupun sesi istirahat setiap latihan.

Jangan lupa untuk selalu mengecek gula darah, sebelum dan sesudah melakukan olahraga. Kemudian, lakukan latihan pemanasan dan pendinginan selama lima menit.

Siapkan air minum supaya tubuh tetap terhidrasi, konsumsi obat yang diresepkan dokter, dan jangan lupa untuk selalu menyediakan makanan cemilan sesuai rekomendasi dokter.

Baca Juga: Golden Time Serangan Stroke, Ini Bahayanya Bila Tak Segera Ditangani

Sebaiknya, ajak orang terdekat untuk membantu memantau waktu olahraga, waktu istirahat, dan keselamatan si penderita selama berolahraga. (*)

#berantasstunting