Dengan dimulainya Ramadan, banyak orang mengaitkan bulan suci ini dengan makan larut malam yang mengubah gaya hidup.
Akibatnya, seseorang menghadapi kurang tidur pada malam hari. Semua ini menyebabkan kemalasan, kantuk, dan perubahan suasana hati di siang hari.
Bahkan beberapa orang mengaku, ketika di bulan Ramadan, mengalami insomnia. Padahal tidak seharusnya terjadi.
Lantas, apa itu insomnia? Pada dasarnya kita dapat mendefinisikan insomnia sebagai ketidakmampuan untuk tertidur atau tetap tertidur.
Selama Ramadan, orang lebih sering mengalami insomnia kronis, yang berarti sulit tidur selama beberapa malam, diikuti dengan tidur yang cukup beberapa malam sebelum masalahnya kembali.
Idealnya, manusia dewasa membutuhkan 6-8 jam waktu tidur. Namun, bulan Ramadan bisa membuat orang mengurangi jatah tidur karena harus bangun dini hari untuk menjalankan sahur.
Namun, bukan berarti kita tak bisa menyiasatinya. Menurut American Psychiatric Association, dikutip dari Kantor Berita Turki Anadolu Agency (07/04/2021), kita bisa memaksimalkan waktu tidur di bulan Ramadan dengan cara berikut;
Baca Juga: Keguguran Bisa Menandakan Adanya Masalah Kesehatan Lain, Studi
Baca Juga: Melakukan Facial Wajah di Salon, Amankah Bagi Penyandang Diabetes?
1. Prioritaskan tidur
Jika jam tidur tiba, segera tinggalkan semua kesibukan. Hikmah dari pandemi Covid-19 adalah kita lebih banyak waktu tinggal di rumah sehingga buka puasa bersama yang biasanya sibuk mengisi agenda kita, bisa hilang dan buka puasa bersama di rumah membuat kita bisa lebih cepat tidur.
Terpenuhinya waktu tidur membuat daya tahan tubuh, konsentrasi dan performa kerja akan maksimal.
2. Tidur lebih awal
Karena waktu tidur malam berkurang untuk sahur, maka sebaiknya tidurlah lebih awal di malam hari. Dianjurkan selambatnya jam 9 malam kita sudah berada di tempat tidur.
Setelah sahur boleh tidur lagi. Namun, untuk menjaga kesehatan pencernaan, sebaiknya beri jeda beberapa saat sebelum kembali ke tempat tidur.
Langsung tidur setelah sahur bisa menyebabkan makanan yang sudah masuk ke lambung naik kembali ke tenggorokan, atau dalam istilah medis dikenal dengan refluks esofagus.
3. Hindari kafein di malam hari
Hindari kafein di malam hari. Ini mengganggu proses tertidur dan mencegah tidur nyenyak.Efek kafein dapat bertahan lama (hingga 24 jam) sehingga kemungkinannya memengaruhi tidur sangat besar. Minumlah minuman hangat seperti susu atau teh herbal.
Baca Juga: Berat Badan Tak Juga Turun? Mungkin Saatnya Perbaiki Metabolisme
Baca Juga: Buah Bit, Pembunuh Helicobacter Pylorus, Mikroba Tumbuh di Perut Penyebab Kanker Usus Besar
4. Jangan merokok
Jika seorang perokok, sulit untuk tidak merokok setidaknya selama 16 jam selama bulan Ramadan. Umumnya begitu buka puasa tiba, mereka langsung merokok. Tapi tahukah bahwa kebiasaan ini buruk untuk tidur.
Perokok membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur, mereka lebih sering bangun, dan seringkali mengalami gangguan tidur.
5. Berolahragalah secara teratur
Olahraga ringan secara teratur, seperti berenang atau berjalan, dapat membantu meredakan beberapa ketegangan yang menumpuk sepanjang hari.
Tetapi jangan melakukan olahraga berat terlalu dekat dengan waktu tidur karena dapat membuat kita tetap terjaga.
Baca Juga: Olahraga Selama Kehamilan Mengurangi Risiko Anak Terkena Diabetes
Baca Juga: 2 Cara Menghilangkan Jerawat Pada Pria, Gunakan Bahan Alami Ini
6. Manfaatkan jam makan siang
Bagi pekerja kantoran, ada waktu istirahat sekitar satu jam di siang hari. Waktu tersebut dapat kita manfaatkan untuk tidur sejenak.
Mereka yang masih melakukan work from home juga bisa mencuri waktu sejenak di siang hari untuk tidur sejenak. Tetapi awas, jangan kelamaan karena akan mengganggu produktivitas, pun mengganggu waktu untuk mulai tidur di malam hari. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL